Dia takkan lolos dari ku

46K 2.4K 68
                                    

Ini akan membuat dunia ku berubah warna...

Rasa sakit, pengorbanan dan ketulusan, ku simpan rapat di dalam hati ku.

Kau tak perlu tau itu, karena ini adalah cara ku untuk membahagiakan mu.

Cinta terlarang ku...

                                          Gael Lavery



Hujan sangat deras malam ini,
separti biasa Gael berdiri dibelakang meja kasir menunggu pelanggan yang mungkin akan mampir ke Toserba yang sedang  dijaganya.

Sudah hampir 2 tahun dia bekarja di tempat ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Ayah Gael bekerja di Bar setiap malam,
dan meski tinggal serumah mereka berdua jarang bertemu.
Memang lucu tapi itulah kenyataannya.
Dia dan Ayahnya sibuk bekerja untuk kepentingan diri mereka sendiri.

Sedangkan Ibu Gael entah ada dimana sekarang,
Gael tidak pernah bertemu lagi dengan sang Ibu,
semenjak dia lari dengan selingkuhannya yang seorang pengusaha disaat ayah Gael sedang mengalami kebangkrutan.

"Cringgg...!!"
suara lonceng di pintu berbunyi menendakan ada seorang pelanggan yang datang.

Gael menoleh kearah pintu, tampak pemuda yang wajahnya tidak asing lagi baginya,
dengan tubuh jangkung berdiri disana sembari mengacak-acak rambit semi basahnya karena terkena air hujan.

Dia adalah Kenneth Wallcot yang 2 minggu lalu pindah ke sekolahannya, dan duduk disampingnya.
Tapi keduanya tidak akrab,
bahkan mereka berdua belum pernah berbicara.

Gael memang cowok pendiam,
dia selalu menjaga jarak dengan semua orang dan tidak pernah bersosialisasi.
Bahkan selama 2 tahun sekolah di tempat itu dia sama sekali tidak memiliki teman.

Gael sekolah di SMA X tempat paling elit untuk anak-anak orang kaya menuntut ilmu.
Karena itu Gael menjaga jarak dengan mereka,
dikarenakan Gael merasa tidak akan cocok bersahabat dengan orang-orang yang selalu membanggakan kekayaan orang tuanya.

Bukan tanpa alasan Gael masuk ke SMA itu,
ada orang penting bagi Gael berada di sana.
itulah alasan Gael mati-matian belajar agar dapat beasiswa,
Hingga akhirnya dia barhasil terdaftar menjadi salah satu murid di sana.

"Berapa ini...?"
Tanya Kenneth yang entah sejak kapan berdiri dihadapan Gael.

Gael menatap pemuda itu,
sosoknya seperti malaikat.
Kulitnya putih, rambutnya berwarna merah kehitaman.
Ia memakai t-shirt warna abu-abu dipadu jas gelap,
matanya berwarna amber yang mengkilat-kilat ketika terkana cahaya.
Aroma tubuhnya harum sekali,
Gael menelan ludah.
Ia melihat air mineral dan sebungkus rokok yang di sodorkan kenneth ke arahnya.

"Kau punya tanda pengenal...?"
Tanya Gael.
Pemuda itu bisa melihat mata Kenneth menatapnya penuh tanya.

"Di kota ini kau tidak bisa membeli rokok jika usiamu belum genap 18 tahun"
jelas Gael menjawab tatapan mata itu,
Dia tau Kenneth baru pindah ke kota ini jadi mungkin ia belum tau peraturan di sini.

" 2 jam lagi usia ku 18"
Ucap Kenneth meyakinkan.

"Tunjukkan ID mu"
pinta Gael lagi.
Kali ini dia bicara sembari menengadahkan tangannya.

Kenneth mendesah ia mengeluarkan tanda pengenalnya dari dalam dompet warna hitam miliknya,
Dan meletakkannya ke tangan Gael.

Gael membaca tanda pengenal itu, Kenneth tak berbohong saat bilang kalau 2 jam lagi usianya 18 tahun. Golongan darahnya A dan usia mereka terpaut 3 bulan,
lebih muda kenneth dari pada Gael.

"Sudah waktunya pulang biar ku gantikan"
ucapan itu membuat Gael menoleh.

Terlihat pemuda dengan tubuh tinggi besar berdiri di belakang Gael.
Dia adalah Mikas,teman kerja Gael, Gael memang kerja paruh waktu,
pukul 10 malam adalah saatnya untuk pulang.
Sedangkan Mikas yang akan menutup Toserba itu tepat pukul 12 malam.

"Ok"
jawab Gael, ia meletakkan ID milik Kennet dan berlalu sembari melepas afron yang dia kenakan.
Pemuda itu berganti baju di ruang belakang.
Tak sampai 10 menit dia sudah keluar memekai Kaus usang warna merah dipadu jaket hitam.

Di kasir hanya tinggal Mikas,
Kenneth sudah tidak ada di sana.
Tapi sebungkus rokok masih tergeletak di atas meja.
Mungkin Mikas tak memperbolehkan Kenneth membeli benda itu karena usianya masih belum genap 18 tahun. Atau Kenneth sendiri yang mengurungkan niat membelinya.

Geal mengambil rokok itu
"potong saja dari gaji ku"

"Tidak biasanya kau merokok...?"

"Bukan untuk ku"

Mikas mengerutkan dahinya,
belum sempat ia bicara lagi mempertanyakan soal untuk siapa rokok itu,
Gael sudah melangkah pergi.
Membuat lonceng di atas pintu berdentang.

Kenneth sedang meneguk air mineral di botol ketika Gael berdiri di belakangnya.

Gael terdiam ia buru-buru mengantongi rokok yang dia bawa, Entah untuk apa dia melakukan itu.
Kenapa dia harus menyembunyikan benda itu dari Kenneth,
padahal diakan tidak mencurinya.

Disisi lain hujan masih mengguyur dengan derasnya.
Meski rumah Gael hanya 2 blok dari sini.
Dengan hujan supar deras seperti ini bisa dipastikan kalau dia akan basah kuyup.

"Hah....!!"
Gael mendesah, ia mudah terkena flu jika terkena air hijan.
Tapi tidak ada cara lain selain harus berlari dengan kekuatan penuh, agar capat sampai di rumahnya.

Dia menaikkan celana jens yang dia pakai sampai betis,
Dia sudah siap-siap untuk berlari.

Belum sempat Gael melangkahkan kaki tiba-tiba Kenneth berkata.

"Aku antar pulang..." mata ambernya menatap lekat wajah Gael, Keduanya saling pandang.

Secret Admirer (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang