Debaran

10.4K 994 40
                                    


Ketlyn mengantar Gael pulang saat itu juga.
Kini dia dan Gael sudah berada di dalam kamar pemuda itu.

Gadis ini duduk di sisi tempat tidur, dia tampak mengelus kepala Gael yang berebah di atas pahanya.
Ini pertama kalinya Ketlyn masuk ke kamar pemuda itu.

Gael masih terus menangis sesungukan sembari menutup wajahnya menggunakan tangan.

Melihat keadaannya membuat Ketlyn enggan meninggalkan Gael sekarang.

"Kenneth tidak akan meninggalkan mu percayalah pada ku..."

"Tidak Ket...Kenneth sangat membenci ku sekarang.
Dia melepaskan ku...
Dia bilang begitu dengan suara penuh amarah..."
Ucap Gael di sela isaknya.

Ketlyn mengelus kepala Gael lagi,
"Apa kau tidak percaya padanya...?
Atau pada ku...?
Aku sudah bilang pada mu tidak akan membiarkan kalian berpisah..."

Gael barangsur duduk perlahan, dia menatap wajah cantik gadis di hadapannya.
"Kau sangat baik...
Aku tenang karena dirimu yang ada di samping Kenneth"

Senyum mengembang di bibir Ketlyn, dia menghapus air mata Gael dengan kedua ibu jarinya.
"Aku tidak hanya ada untuk Kenneth, tapi aku juga akan selalu ada untuk mu...
Kalian berdua adalah belahan jiwa ku.
Kau ataupun Kenneth tidak akan ku biarkan kalian berdua berpisah selama aku masih ada di dunia ini...
Karena aku juga akan terluka jika hal itu sampai terjadi.
Aku berjanji akan membawa dia kembali pada mu..."

Gael melihat keseriusan dari pancaran mata Ketlyn.
Dia sungguh-sungguh akan membawa Kenneth kembali padanya meskipun harus menyeret pemuda itu.

Gael serta merta memeluk Ketlyn
"Aku menyayangi mu..."

"Aku juga menyayangi mu Gael..."
Ketlyn perlahan melepas pelukannya
"Ayolah...jangan memperlihatkan wajah sedih mu itu pada ku, semua akan baik-baik saja..."

Ada rasa tenang yang tiba-tiba menyusup kedalam hati Gael.
Pemuda itu menyunggingkan senyum manisnya.
Dia benar-benar tidak tau apa yang akan terjadi jika seandainya Ketlyn tidak bersama dengan dirinya saat ini.

Di sisi lain Devon tampak duduk di Bar bersama Kenneth.
Pria itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Sudah pukul 8 malam, 30 menit lalu Ketlyn menelfonnya dan menanyakan keberadaan Kenneth.

Akan tetapi tunangan sepupunya itu masih belum juga datang.

Devon mendesah saat melihat Kenneth lagi-lagi meneguk minuman di depannya.

"Sudah berhenti..."
Dia merebut botol yang di bawa Kenneth.

"Berikan itu pada ku..."
Pinta Kenneth dengan suara penuh ancaman.
Mata ambernya menatap Devon dengan tatapan membunuh.

Akan tetapi Devon sama sekali tidak bergeming.

Kenneth mendesah...
Dia beralih kearah Bartender di depannya.
"Berikan aku sebotol lagi..."

Bartender tersebut melirik Devon yang tampak melotot kearahnya.

Akan tetapi mata Kenneth lebih menakutkan dari pada tatapan Devon.
Hingga membuat Bartender itu lebih patuh pada permintaan Kenneth.

Dia memberikan sebotol minuman lagi pada Kenneth.

Devon mendesah lega ketika melihat kedatangan Ketlyn dengan langkah cepat merebut botol yang sedang di tuang isinya kedalam gelas di depan Kenneth hingga membuatnya tumpah ke atas meja.

"Sial...!!"
Kenneth berdiri seketika dengan amarah memuncak.
Dia melihat orang yang merebut botol minumannya.

Amarah pemuda itu tertahan saat tau siapa yang berdiri di hadapannya.
Dia kembali duduk dengan wajah kesal.
"Kenapa kau datang ke tempat seperti ini, pulanglah..."
Pinta Kenneth dengan suara datar.

Secret Admirer (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang