[여자친구]

1.4K 111 0
                                    

Happy Reading♡
.
.
.
.
.
[Fake Love]

Suara alarm yang terdengar nyaring membuat seorang gadis yang sedang terlelap dalam mimpinya itu menggerutu karena alarm yang menunjukan pukul empat sore, entah siapa yang memasang alarm dan menggangu tidur siangnya.

Tangannya meraba meja nakas untuk mematikan jam yang berisik itu. Namun bukan jam yang dipegangnya melainkan sebuah tangan, matanya perlahan terbuka melihat sosok yang berdiri dihadapannya. Bibir Seulgi berdecak sebal lalu merengek seperti bayi, "Ayaah~ aku ngantuk."

"Bangun incess, Mamah ngajakin kamu fitting baju."

Seulgi tak mendengar ucapan ayahnya, menenggelamkan wajahnya kebantal dan menarik selimut agar menutupi seluruh tubuhnya. "Ngantuk." Hanya itu yang keluar dari bibirnya.

Kepala keluarga itu tersenyum melihat tingkah anaknya, dia mendesah pelan tak percaya jika anaknya sebentar lagi akan menikah. Mengambil posisi duduk ditepi ranjang dan mengusap kepalanya lembut, "Ini yang mau nikah itu?" Tanya sang ayah sambil tersenyum geli.

"Yaah..." masih dibalik bantalnya Seulgi merengek

"Padahal baru kemaren ngga pup dicelana eh udah mau married aja."

Oke Seulgi menyerah, dia bangun dari posisinya dan terduduk menatap sang ayah yang sedikit terkejut karena pergerakannya tiba-tiba. Lalu sedetik kemudian Seulgi memeluk Nickun, merengek agar perjodohan ini dibatalkan saja.

Nickun menggeleng dengan tingkah Seulgi, si bungsu ini memang manja dengan dirinya. Masih merengek, Seulgi tak mau melepaskan pelukannya pada sang Ayah hingga ibunya datang dan menggeleng melihat mereka berdua.

"Kenapa ngga kak Taeyeon aja?" Tanya Seulgi yang mulai melepas pelukan manjanya, mengercutkan bibirnya kesal.

Alis Tiffany terangkat bingung, lalu kemudian tertawa bersamaan dengan sang ayah. "Kakak kamu 'kan udah tunangan sama Leeteuk , masa mau dijodohin." Ucap Tiffany sambil sedikit tertawa

"Yaudah aku juga nyari pasangan aku sendiri," dengan gemas Seulgi mengacak rambutnya dan juga seprai, "Ngga suka nih dijodo-jodohin kek gini."

"Siapa yang ngewarisin butik mamah?" Tiffany bertanya santai sambil duduk dikursi dekat jendela, tangannya dilipat didepan dadanya

"Aku,"

"Kamu juga ngga mau ngewarisin perusahaan ayah kamu 'kan?"

"Iya,"

"Trus?"

Seulgi menggeram kesal, "Oke oke..." bangkit dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi, didepan pintu kamar mandi gadis itu berhenti mengercutkan bibirnya menatap kedua orang tuanya itu, "Dijodohin ajaa gapapa, udah kek jaman baheula."

Blam



[Fake Love]



"Bajunya gede banget," Seulgi memandang baju pengantin yang dicobanya, panjangnya menjuntai kebelakang membuat gadis itu tiduran dan terkekeh, "Bisa buat sepre kasur nih,"

"Husst! Sebarangan!" Tiffany sedikit memukul lengan Seulgi dengan tas yang dipegangnya

"Issh mamah!"

"Udah ayok bangun, coba baju yang lain."

Tiffany memilih beberapa baju yang menurutnya bagus dan cocok digunakan oleh Seulgi, bibirnya tak berhenti tersenyum mengingat jika anak bungsunya akan segera menikah. Gadis yang baru keluar dari ruang ganti itu menekuk wajahnya, dirinya sudah merasa dangat bosan karena entah sudah baju keberapa yang gadis itu coba.

Fake Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang