[Perpisahan Termanis]

895 66 4
                                    

Happy Reading♡
.
.
Recomended song : Heather Arabelle Cover
.
.
[Fake Love]

Jimin melihat berkas yang Yoongi bawa, dia membacanya dengan teliti dan tersenyum masam. Yoongi memilih untuk tiduran di sofa panjang ruang kerja pribadi milik Jimin, dia mendesah pelan. "Seulgi belum pulang juga?"

Jimin menggeleng, "Belum,"

"Malem ini, jam tujuh. Dia bakal ketemu sama Chanyeol."

Jimin langsung mengalihkan pandangannya, dia melihat Yoongi yang sedang memejamkan matanya. Sepertinya lelaki itu menjadi lelah karena menggantikan dirinya, jika dilihat dari kantung matanya yang besar dan lingkaran hitam di sekitar mata, mungkin Yoongi tidak cukup tidur.

Biasanya, Yoongi hanya bekerja semaunya karena pekerjaannya hanya meretas sesuatu atau memantau. Tapi kini pekerjaannya berubah menggantikan dirinya sebagai Presdir, dan mungkin membuatnya shock karena Jimin lebih menekankan kasus Sungjae padanya hingga semuanya terkuak.

"Itu bukti dari kasus Sungjae," Yoongi membuka matanya dan duduk, dia menatap Jimin serius. "Besok hukuman dia."

"Lo laporin dia ke polisi?"

Yoongi menggeleng, padahal sebenarnya dia ingin sekali memasukkan Sungjae ke dalam penjara atas perbuatan yang dibuatnya, tapi dia teringat ucapan Jimin karena meminta untuk tidak melaporkan ini ke polisi. Jimin tidak ingin jika Sungjae di hukum mati, karena Sungjae menjadi tulang punggung keluarganya.

Jika Sungjae di hukum mati atas perbuatannya maka rasa bersalah akan terus menggerogoti diri Jimin, padahal sebenarnya semua ini murni karena kesalahan Sungjae bukan dirinya.

"Gue ngasih dia dua pilihan, dan dia milih buat pergi dari sini, juga diberhentikan dengan tidak hormat... Jadi gue mau Lo besok dateng."

Jimin tersenyum dan mengangguk, "Kasus kecelakaan Mina udah ke ungkap?"

"Belum, karena orang yang di mobil itu ngga keliatan jelas. Tapi itu bukan Sungjae atau Chanyeol."

"Bukan kakak gue?"

Yoongi terlihat bersalah, "Bukan, karena mobilnya beda sama punya Chanyeol. Kemungkinan itu orang yang abis minum alkohol," dia menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal dan memasang wajah yang bersalah. "Gue jadi ngerasa bersalah sama Chanyeol dan Seulgi."

"Seulgi?" Jimin membeo, mata dia membulat teringat ucapannya beberapa waktu lalu.

"Trus yang ngelakuin ini siapa?"

"Chanyeol." Ujar Jimin tiba-tiba membuat semua orang menoleh padanya.

"Ng--ngga mungkin lah!"

"Kenapa ngga mungkin?" Jimin bertanya dengan nada yang sedikit dingin.

"Ya--ya gu--gue tau kalo Chanyeol benci sama lo tapi rasanya ngga mungkin Chanyeol ngelakuin hal ini... Maksud--maksudnya sampe ngebahayain Mina."

Jimin tersenyum miris, "Chanyeol udah ngeracunin otak lo tuh sama rasa bucin!"

"Apaan sih!"

"Lo liat 'kan Mina dalam bahaya! Dan lo malah bilang kalo semua ini bukan karena Chanyeol?!" Jimin meninggikan suaranya pada Seulgi, dia mengusap kasar wajahnya.

Jimin ingat itu! Wajah Seulgi yang hampir menangis setelah bibirnya mengatakan hal itu, bahkan dirinya seolah tidak peduli dengan perasaan Seulgi karena memilih untuk masuk ke ruangan Mina. Menangisi perempuan yang terbaring lemah itu.

Fake Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang