Happy Reading♡
.
.
.
.
.
[Fake Love]J
imin menurunkan tudung hoodienya hingga hampir menutupi setengah wajah, ditambah dengan masker yang sudah menutupi setengah wajahnya, membuat Jimin di awasi oleh salah satu pegawai toko.
Lelaki itu melihat satu persatu pembalut yang ada dihadapannya dan mencarinya disitus pencarian tentang pembalit tersebut.
Seorang pegawai toko mendekat ke arah Jimin, "Ada yang bisa dibantu tuan?" Tanyanya berusaha melihat wajah Jimin, namun lelaki itu terus mengalihkan wajahnya.
"Maaf tuan, ada yang bisa dibantu?" Sang pegawai toko mengulangi ucapannya karena tak mendapat jawaban dari Jimin.
"Ada yang bisa saya banting?" Tanya Sang pegawai toko dengan raut wajah yang menahan kesal, teman sang pegawai toko yang kebetulan lewat langsung menghentikannya. Menariknya menjauhi Jimin.
"Eunbi! Omongan lo gabisa disaring dulu apa!" Ujar seorang pegawi lelaki pada gadis yang bernama Eunbi tersebut, dia berdecak kesal dan kembali berdiri di belakang meja kasir.
"Awasin tu cowo! Takutnya maling." Ucapnya ketus membuat lelaki yang berdiri dihadapan Eunbi membulatkan matanya dan langsung mengintip Jimin, takut jika pelanggannya mendengar.
"Hwang Eunbi! Mulut lo!"
Eunbi berdecak sebal, "Moonbin, coba lo bayangin ya! Dia daritadi disitu hampir satu jam. Ngapain coba, mana mukanya ditutup semua lagi!"
"Gimana juga dia pelanggan kita." Ujar pegawai bernama Moonbin itu dan menghampiri Jimin, "Maaf tuan, ada yang bisa dibantu?"
Jimin menurunkan maskernya hingga ke dagu. "Emm.. sebenernya saya butuh pegawai kamu yang itu." Ucap Jimin dan melirik Eunbi yang sedang menatapnya tajam.
Moonbin menggaruk tengkuknya, "Butuh bantuan apa? Siapa tau saya bisa bantu."
"Gimana ya..." Jimin merutuki dirinya yang memiih menuruti Seulgi untuk membeli pembalut daripada harus mengijinkan Seulgi keluar dimalam hari. "Saya mau nanya pembalut yang bagus buat--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [END]
General FictionKalian tahu apa hal yang paling dibenci oleh anak para pebisnis? Jawabannya adalah dijodohkan. Tidak memungkinkan jika di era yang modern ini anak pebisnis tidak akan dijodohkan, karena memang pada hakikatnya anak pebisnis harus menikah dengan anak...