Happy Reading♡
.
.
.
.
.[Fake Love]
Jimin melirik jam diatas nakas sambil merapikan pakaiannya, sentuhan terakhir lelaki itu memakai jam tangan. Dia mengetuk kamar Seulgi karena kamar mereka memang terpisah dan juga bersebrangan.
"Woy!" Jimin semakin kencang memukul pintu kamar yang tak kunjung dibuka, dia melirik jam tangannya dan sudah hampir jam tujuh. Akhirnya Jimin memilih masuk ke kamar Seulgi tanpa memperdulikan dirinya yang tak diberi ijin masuk kedalam kamar
"YAK SEULGI-AH WAKE UP!" Teriak Jimin saat melihat Seulgi yang masih bergulung dalam selimut, gadis itu hanya melenguh dan memperbaiki posisinya. Jimin hanya kasihan jika Seulgi akan terlambat ke sekolah, lelaki itu menarik paksa selimut Seulgi hingga membuat sang empu marah meski dengan mata yang tertutup.
"Apaan sih ganggu aja!"
"Bangun! Sekolah!"
"Halaah sekarang gaada gurunya ini, Bu Jesi masih cuti." Ucap Seulgi santai dan kembali menidurkan dirinya, memeluk erat guling disebelahnya.
Jimin melotot tak percaya, apakah Seulgi melupakan dirinya yang menjadi guru pengganti? Lelaki itu tersenyum miring saat satu ide jahil terlintas dipikirannya.
Dia mencari seragam hari ini dan menyembunyikannya di atas lemari, lalu berjalan keluar untuk mengambil kunci cadangan kamar Seulgi.
"Ngga masalah telat juga. Liat aja hukumannya disekolah." Ucap Jimin sambil menyembunyikan kunci cadangan kamar di kamar Seulgi, sementara kunci utamanya dia pegang.
"Emangnya lo siapa ngatur gue."
"Lo lupa kalo gue yang ngegantiin bu Jesi?" Tanya Jimin dan sedetik itu pula Seulgi langsung bangun.
Jimin mengangkat tinggi kunci kamar Seulgi sambil tersenyum miring, "Jangan lupa cari kunci cadangan sama seragamnya ya." Ujar Jimin dan berlari keluar kamar Seulgi lalu menguncinya.
Seulgi sedikit berpikir karena baru bangun tidur otaknya tidak dapat berpikir dengan cepat juga masih mengumpulkan beberapa nyawa yang masih berada dialam mimpi, namun saat mendengar suara pintu kamar yang terkunci gadis itu langsung sepenuhnya sadar dan berlari kearah pintu.
"JIMIN BUKA PINTUNYA!!"
"NGGA BISA UDAH SIANG!"
Seulgi berusaha membuka pintu kamarnya, dia memukul pintu kamarnya dengan kencang. "ITS NOT FUNNY JIMIN!"
"GUE TARO DI SEKITARAN KAMAR LO KOK, DAN SERAGAM JUGA."
"Seragam?"
"GUE DULUAN! LO BERANGKAT NAIK TAKSI AJA."
"NGGA LUCU SUMPAH!"
"BAGI GUE LUCU, UDAH AH GUE BERANGKAT. UDAH MAU JAM TUJUH SOALNYA, BYE SEULGI SAYANG~"
"Jam tujuh?" Seulgi langsung menoleh melihat jam yang berada diatas nakasnya. "PARK JIIIMIIIIIIINNNN!?"
[Fake Love]
Seulgi mengeluh kesal karena tugas yang begitu banyak karena dirinya yang terlambat datang kesekolah, ini semua salah Jimin. Lelaki itu benar-benar membuatnya terlambat, dan hukuman yang diberikannya juga tidak main-main.
Lelaki itu menyuruh Seulgi untuk membersihkan perpustakaan dan menulis permintaan maaf sebanyak seratus kali. Park Jimin sialan!
"Arghh!" Teriak Seulgi kesal sambil mengacak rambutnya, tatapan matanya langsung berubah tajam. "Liatin aja ntar malem gue kerjain!" Gumam Seulgi dengan smirknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [END]
General FictionKalian tahu apa hal yang paling dibenci oleh anak para pebisnis? Jawabannya adalah dijodohkan. Tidak memungkinkan jika di era yang modern ini anak pebisnis tidak akan dijodohkan, karena memang pada hakikatnya anak pebisnis harus menikah dengan anak...