[We Can't Together]

719 66 14
                                    

Happy Reading♡
.
.
.
.
.
[Fake Love]

Seulgi berjalan menuju ruangan Jimin, wajahnya nampak sedikit pucat. Sepulang sekolah Seulgi memutuskan untuk ke rumah sakit membawa baju untuk Jimin, tapi saat Seulgi sampai di ruangan Jimin, gadis itu tidak menemukan keberadaan Jimin.

Seulgi menyimpan tote bag yang berisi baju Jimin di atas kasur, dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Seokjin, berniat untuk menanyakan keberadaan Jimin pada lelaki itu. Namun, pergerakan gadis itu terhenti saat mengingat satu nama.

Mina.

Seulgi langsung menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas selempang dan segera bergegas ke ruangan Mina. Dan dugaannya ternyata memang benar, Jimin berada di ruangan Mina.

Jimin tertidur disamping tangan Mina, bibir Seulgi tersenyum miris. Mungkin Seulgi harus merelakan Jimin untuk Mina.

"Bukankah anda kerabat Pasien Jimin?" Tanya seorang dokter yang bernama Ken.

Seulgi mengangguk sebagai jawaban, "Iya, ada apa ya?"

Dokter Ken menyerahkan beberapa obat yang dibawanya kepada Seulgi, "Dia menolak untuk minum obat, padahal seharusnya hari ini dia bisa pulang."

"Aahh... Akan saya minta untuk minum obat, terima kasih Dok."

"Ya sama-sama."

Seulgi menarik nafasnya sebentar sebelum masuk ke ruangan Mina. Jimin langsung mengerjapkan matanya dan menoleh ke arah pintu dimana Seulgi berdiri dengan perasaannya yang sesak.

"Seulgi?" Panggil Jimin dan mengucek matanya memastikan jika penglihatannya tidak salah. "Kamu dateng?" Jimin berusaha melihat ke arah belakang Seulgi

"Nyari siapa?" Tanya Seulgi yang sudah berdiri dihadapan Jimin.

"Aku kira tadi dokter sama suster yag mau meriksa Mina." Ujar Jimin tersenyumd an menatap benda yang berada di tangan Mina. "Itu apa?"

"Kamu belom minum obat dari semalem 'kan?" Tanya Seulgi dan menyodorkan obat pada Jimin, lelaki itu justru melihat ke arah Mina dan mengusap kepalanya. "Ngga perlu."

"Tapi lo lagi sakit Jim!"

"Mina juga lagi sakit Seul... Bahkan dia belum sadar..." Ujar Jimin lirih, tangannya masih mengusap puncuk kepala Mina.

"Gue tau, tapi kalo lo juga sakit gimana lo mau ngejagain Mina."

Jimin menoleh, "Kalo gue sembuh, Mina juga bakal sembuh 'kan?"

[Fake Love]

Seulgi pergi keluar untuk membeli beberapa camilan untuk Jimin, lelaki itu meminta camilan kepada Seulgi dengan manjanya. Seulgi berdecak sebal melihat palstik yang dibawanya, bahkan lelaki itu ingin makan bubur bayi!

Saat Seulgi hendak ke masuk ke dalam ruangan Jimin, gadis itu melihat guru-guru dari sekolahnya yang berjalan ke arahnya. Sialnya, ruangan Jimin berada di ujung hingga membuat Seulgi tidak mungkin berjalan berhadapan dengan pata guru.

Gadis itu memilih masuk ke dalam ruangan yang bersebrangan dengan ruangan Jimin. Dia mengintip dari dalam para guru-guru yang datang dengan membawa buah-buahan.

Seulgi menoleh ke belakang dan mendapati seorang lelaki yang duduk disamping pasien yang sedang makan sedang menatap ke arahnya dengan tatapan bingung, Seulgi menunjukkan cengirannya dan membungkuk.

"Maaf... Saya salah masuk ruangan." Ujar Seulgi dan keluar ruangan tersebut.

[Fake Love]

Fake Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang