Happy Reading♡
.
.
.
.
.
[Fake Love]Jimin membantu kekasihnya merapikan barang-barang dan memasukkannya kedalam kardus berukuran sedang, sesekali matanya melirik wajah Mina yang terlihat damai.
Berbanding terbalik dengan wajah Seulgi yang sedikit garang--- ah tidak! Sebenarnya Seulgi tidak garang jika dia tidak emosi saat melihat wajahnya, hanya saja istrinya itu selalu emosi saat melihat wajahnya. Entah apa yang membuat Seulgi selalu emosi didekatnya, padahal semua orang merasa nyaman dekat dengan Jimin, tapi sepertinya Seulgi berbeda.
"Nanti siang mau makan dimana?" Mina bertanya di sela tangannya yang sibuk merapikan barang.
Sebenarnya Presdir Choi sudah menyuruh beberapa orang untuk merapikan barang milik Mina, namun gadis itu menolak dengan halus karena dia bisa merapikannya sendiri--bukan sendiri tetapi dengan bantuan kekasihnya.
Jimin menutup kardus yang berisi barang-barang Mina, lagipula siang ini mungkin Jimin akan memberitahu tentang perasaannya. "Deket Empire Entertaiment aja."
"Oke!"
"Yuk!"
[Fake Love]
Jimin dan Mina berhenti saat melihat sosok lelaki jangkung berdiri dihadapan mereka berdua, lelaki itu tersenyum dan mengulurkan tangannya kearah Mina."Salam kenal, semoga betah." Ujar sang lelaki saat Mina menjabat tangannya.
Mina tersenyum, dan memperkenalkan namanya. Dia tidak perlu bertanya siapa nama lelaki dihadapannya ini karena namanya sudah terlihat di name tag yang digunakannya. "Lee Mina, salam kenal Park Chanyeol."
Chanyeol mengalihkan tatapannya ke arah Jimin dan juga mengulurkan tangannya kepada lelaki itu. "Park Jimin!" Ujar Jimin dan membalas uluran tangan Chanyeol
Jimin menatap Chanyeol tak suka, dia berusaha menahan gejolak amarahnya saat lelaki dihadapannya ini tersenyum ke arahnya. "Mau makan siang?" Tanya Chanyeol dengan lembut.
Mina mengangguk sebagai jawaban, dia sesekali melirik ke arah Jimin karena wajah kekasihnya itu sudah tidak enak untuk dilihat. Mungkin Mina pikir jika Jimin cemburu.
"Kebetulan saya juga mau makan siang, mau bareng aja?" Chanyeol bertanya pada Mina namun pada kata terakhir dia sengaja melirik ke arah Jimin, kebencian terlihat jelas di mata Park Chanyeol.
"Emm..." Mina nampak sedikit bingung, dia tidak enak jika harus menolak ajakan teman satu kantor yang baru ditemuinya, tetapi dia juga tidak enak jika harus membuat Jimin cemburu. "Ng--"
"Boleh ko!" Ujar Jimin dengan smirknya dan membuat Mina tercengang.
[Fake Love]
Suasana meja makan terasa begitu panas karena tatapan Chanyeol dan juga Jimin yang tajam, entah apa yang mereka berdua pikirkan hingga membuat Mina merasa terintimidasi.
Mina mengelap mulutnya dan berpamitan untuk pergi ke kamar mandi, Chanyeol menatap punggung Mina hingga perempuan itu benar-benar menghilang.
Dia bersandar pada kursi dan menyilangkan kakinya, menatap angkuh Park Jimin yang sedang meneguk minumannya. "Udah lama ngga ketemu," ujar Chanyeol memulai percakapan dengan Jimin.
Lelaki yang berhadapan dengan Chanyeol itu menyimpan gelasnya dengan sedikit kasar dan memutar malas bola matanya, "Sekitar dua tahun yang lalu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [END]
Ficção GeralKalian tahu apa hal yang paling dibenci oleh anak para pebisnis? Jawabannya adalah dijodohkan. Tidak memungkinkan jika di era yang modern ini anak pebisnis tidak akan dijodohkan, karena memang pada hakikatnya anak pebisnis harus menikah dengan anak...