36. Run

5.8K 420 166
                                        

Matahari mulai terbenam, meminggalkan semburat jingga keunguan di ufuk barat. Haruhi yang sudah siap dengan seragam sekolahnya kini sedang asyik berkutat di dapur untuk membuat bekal. Maklum, dia harus irit duit. Haruhi juga gak mau merepotkan kondisi keuangan Sakamaki, maka dari itu dia berinisiatif membawa bekal ke sekolah.

"YOLO YOLO YOLO YO! YOLO YOLO YO! Tangjinjaem tangjinjaem tangjinjaem!! YOLO YOLO YOLO YO! Where my money yah! Tangjinjaem tangjinjaem tangjinjaem!!" ujarnya bersenandung ria sambil membungkus bekal makanannya. Ia lalu keluar dari dapur menuju ruang berkumpul sambil terus bernyanyi.

"Minna, maaf kalo la ... ma." Haruhi cengo di tempat. Sakamaki bros udah lenyap dari ruang berkumpul. Dia pun bingung. Tak lama kemudian, ia mendengar suara mobil melaju. Buru-buru Haruhi berlari ke pintu masuk.

Benar saja, itu adalah limousine Sakamaki yang sudah berjalan keluar gerbang.

"Terkamvret emang ya." ujarnya sabar sambil memgelus dada. Terpaksa, Haruhi berlari melalui hutan untuk menuju ke sekolah.

Sementara itu, di dalam limousine Sakamaki ..

"Ne, Ayato-kun, emangnya gakpapa kita ninggalin Haruhi?" tanya Laito agak khawatir. Ayato langsung ngakak setan.

"Biarin aja. Kemaren dia ngeluh mulu berat badannya naik dua kilo, ya udah mendingan dia berangkatnya lari daripada naik mobil." sahut Ayato enteng sambil nyesap sekotak jus strawberry di tangannya.

.

.

"Arrrghhh ini mesti idenya BakAyato pake ninggalin gue segala! Fakirun banget tu bocah, gua doain kualat dia!" gumam Haruhi ngedumel sambil terus berlari menyusuri hutan yang nanti ujungnya adalah taman belakang sekolah.

Namun, bukannya menemukan titik terang cahaya sekolah, ia malah semakin masuk ke dalam hutan. Semakin gelap dan sunyi. Merasa janggal, Haruhi pun memperlambat larinya sambil mengamati sekeliling.

"Lah? Ini dimana?" gumam Haruhi bingung. Jangan-jangan tadi ia salah berbelok.

Ia mendongak ke atas, mencari keberadaan bulan yang kini sedang bulan purnama. Namun nihil, tidak ada jejak cahaya bulan sama sekali. Hutan tempat kini ia berada gelap gulita, hanya di terangi oleh beberapa kunang-kunang di pepohonan.

Haruhi pun terpaksa mengeluarkan ponsel dan menyalakan senter. Ia kembali melihat ke sekelilingnya.

KREK!!

Haruhi menolehkan kepala hitamnya. Ia tadi merasa mendengar sesuatu seperti ranting kering yang patah dan daun kering yang terinjak. Keringat dingin mulai meluncur di pelipisnya. Perasaan Haruhi tidak enak.

Beberapa saat kemudian, ia mencium bau anyir darah. Sangat menyengat sampai Haruhi merasa mual. Ia juga mendengar suara aneh yang ia rasa tak jauh darinya. Karena penasaran, Haruhi pun mencoba melihat suara apa itu.

Setelah sampai di sumber suara, ternyata itu adalah ghoul yang sedang memakan manusia. Haruhi membelalakkan matanya kaget. Ia hendak berbalik tanpa suara supaya ghoul tersebut tidak tahu akan keberadaannya. Namun, ia tak sengaja tersandung akar pohon yang menjalar.

'Mati aku!' batinnya takut. Haruhi menoleh ke belakang, dan ghoul tersebut sedang menatapnya dengan tatapan lapar. Haruhi pun buru-buru bangkit dan berlari sekencang mungkin.

"TERKUTUK!! SIALAN!! INI SEMUA GARA-GARA BAKAYATONG SI OTAK TAKOYAKI!!!! AAAAARRRRGHHHHHH!!!" teriak Haruhi kesal sambil terus berlari. Ia menoleh ke belakang dan mendapati ghoul itu berlari dengan buasnya mengejar Haruhi. Haruhi kembali berteriak kencang sambil mempercepat larinya.

My Life Is Full With Absurd VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang