Haruhi mengerjapkan matanya pelan. Kepalanya sekarang sangat sakit.
Terakhir kali ia ingat, ia sedang ke toilet. Dan saat ia sedang cuci tangan, tiba-tiba ada seseorang yang membuatnya pingsan. Berarti, ada seseorang yang menculiknya.
Lagi.
Gadis itu pun melihat sekelilingnya dan langsung mengerang kesal ketika menjumpai jeruji besi di hadapannya.
"Apa nggak ada tempat yang lebih bagus dari penjara? Nggak waktu diculik Mak Lampir nggak sekarang dikurungnya dipenjara," gerutunya sembari bangun dan membersihkan bajunya yang kotor. Haruhi jadi teringat waktu ia diculik sama ibunya si kembar tiga, bareng Ayato dan Shuu juga. Cordelia mengurung mereka di dalam penjara, sama persis seperti kondisinya saat ini.
"Oh, maaf kalo bikin kurang nyaman," ujar sebuah suara. Haruhi pun langsung was-was, menengok ke sana kemari mencari sumbernya. Tiba-tiba saja, pria berambut putih panjang dengan segala atribut bak seorang raja menempel di badannya datang. Haruhi mengernyitkan dahinya. Ia merasa pernah melihat pria itu, tapi ia lupa dimana. Suaranya juga mirip seseorang yang ia kenal.
"Umm, Anda?"
"Tidak perlu tau namaku, toh sebentar lagi kamu akan menghilang dari dunia ini," ujar pria itu. Haruhi berjengit kaget.
"...Reiji, nggak lucu tau kalo kamu main cosplay cosplay gituan. Muka lu nggak cocok jadi wibu," ujar Haruhi asal nyeplos. Pria itu pun menoleh sambil menaikkan alisnya heran.
"Reiji?"
"Ih, nggak usah pura-pura nggak kenal gitu lah, jahara banget," Haruhi berujar lagi. Pria itu lantas terkekeh.
"Terserah kamu ingin memanggil aku apa, aku tidak peduli," ujarnya tak acuh. Pria itu lantas duduk dan membaca sebuah buku.
"Oh, jangan-jangan Shuu ya? Iya ya?" Haruhi menebak-nebak.
"Eh, tapi Shuu nggak mungkin pake baju model begituan deh, sangat tidak mungkin. Apalagi baca buku. Shuu mah mending molor daripada baca buku," gumamnya.
"Tapi kok rada mirip Subaru sih? Apa jangan-jangan Subaru sama Reiji nge-fusion kayak Goku sama kakaknya?" sambungnya. Di saat Haruhi sibuk berpikir tiba-tiba pria di hadapannya mendongak. Dia menyunggingkan sebuah seringaian dan matanya menyorotkan tatapan senang.
"Hoho, mereka akhirnya datang,"
.
.
Setelah Carla mengetahui keberadaan Haruhi, Reiji pun segera memberitahu yang lainnya. Mereka bertigabelas pun segera pergi dari tempat pesta dan menyuruh Yui untuk tetap tinggal di sana.
Mereka tidak bisa berteleportasi karena ada semacam sihir yang menahan kekuatan mereka. Mereka pun secara serempak langsung berlari ke hutan. Tepatnya, ke tempat dimana Haruhi disekap. Ketiga belas vampir itu menengadah menatap mansion yang ukurannya dua kali lebih besar dari mansion Sakamaki, tapi tidak sebesar kastil milik Kino.
"Mendingan kita jadi satu grup aja deh, jangan mencar-mencar. Soalnya lawan kita Yang Mulia Raden Kanjeng Bapak Sakamaki Tougo," ujar Shuu sambil mengusap-usap belakang kepalanya.
"Tumben nih kebo omongannya bener," Ayato menyahut. Shuu hanya diam saja sambil melirik Ayato malas. Tiba-tiba mulutnya mager gerak jadi nggak dia bales, katanya.
"Jadi, rencananya gimana? Nggak mungkin kan kita nggak punya rencana kalo kita mau ngelawan YaNg MuLiA rAdEn kAnJeNg BaPaK Sakamaki Tougo a.k.a Karl Heinz," ujar Kino. Namun, yang lain hanya diam saja, malah mereka menatap Kino dengan tatapan heran. Kino pun ikutan bingung.
"Maap aje nih ya, wahai saodara tiri tercinta, lu pernah ketemu bapak lu sendiri nggak sih?" ujar Subaru mempertanyakan kelegalan Kino, apakah dia benar-benar saudara tiri mereka atau bukan.
"Belum, tapi gue pernah liat kok fotonya," sahutnya. Yang lainnya pun langsung menghela napas mendengar jawaban Kino.
"Denger ya, NOOB. Karl Heinz itu susah buat dilawan. Percuma lu pake rencana apa pun dia bakalan tetep tau, karena dia bisa baca pikiran. Satu-satunya cara biar menang ngelawan Karl Heinz itu dengan cara nggak mikirin apa-apa," Shin menjelaskan. Carla mengangguk setuju, karena Carla sendiri pernah bertarung one-on-one dengan Karl Heinz.
"Nih, kalo lu mau jadi jadi pahlawan kesiangan yang nyelametin dunia, ini saatnya lu bersinar," ujar Ayato. Kino mengernyitkan alis heran.
"Kok?" tanyanya.
"Yaa, lu kan goblok, jadi keahlian lu pasti kepake banget buat misi ini, hahaha," Ayato pun ketawa ngakak, diikuti oleh dua kembarannya. Sedangkan Kino yang tak terima pun langsung mukul punggung Ayato sekeras-kerasnya.
"Hahh, sebenernya gua rada nggak enak kalo kudu ngelawan master," celetuk Ruki. Yang lain pun langsung melirik ke arah Ruki. Mereka baru ingat kalau Mukami diciptakan menjadi vampir untuk menjalankan rencana milik Karl Heinz.
"Ya monggo, pintu keluar terbuka lebar kok," ucap Kanato. Namun, Ruki menggeleng.
"Haruhi temen istimewa kita juga. Kita nggak bisa ninggalin dia gitu aja, apalagi nyawanya bisa keancem," sahut Ruki. Ayato pun langsung mendelik ke arah Ruki begitu denger kata 'teman istimewa'.
"Uhh, baiknya Rukiii~ nggak kayak seseorang yang gua kenal, EKHEM! yang ninggalin temennya bahkan sampe mau dilupain, EKHEM!" ujar Yuuma dengan suara keras. Shuu yang jadi target sindiran pun langsung salting dan cuma bisa garuk-garuk kepala.
"Ya udah yuk jangan kebanyakan ngobrol, langsung capcus," ajak Laito. Mereka pun langsung berjalan masuk ke dalam halaman depan mansion tersebut. Namun, tiba-tiba saja asap tebal mulai mengelilingi mereka. Bukan sembarangan asap, melainkan asap dengan obat tidur. Mereka terbatuk-batuk dan berusaha sebisa mungkin tidak menghisap asap itu. Namun, percuma saja karena asap itu sudah menyebar bahkan sampai mereka tidak bisa melihat ke sekeliling.
"Haahh, sumpah ya, punya bapak bisa ngerepotin gini. Bikin susah aja," ujar Reiji sebelum akhirnya ia ikut pingsan bersama yang lainnya.
.
.
*Ayato, laknat banget kau bang wkwkwkwk
.
.
Song of the day
最愛PHRASE (Saiai PHRASE)
sung by : HOUNDS, SilverVinesong preview :
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampire[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...