Haruhi memasukkan satu per satu bajunya yang telah dilipat rapi ke dalam tas. Pagi ini mereka akan kembali ke rumah masing-masing karena retret sudah selesai. Setelah selesai mengepak bajunya, ia dan Yui menuju ke aula untuk sarapan.
Haruhi mengambil semangkuk sup iga tanpa nasi, sedangkan Yui mengambil semangkuk ramen. Mereka pun menemukan kursi kosong meja panjang yang ditempati Sakamaki bersaudara.
"Numpang ya, Ibu Tiri," ujar Haruhi pada Reiji sambil menahan tawa. Reiji yang sedang menyesap tehnya langsung tersedak disusul tawa saudaranya yang lain.
"Aduh, minumnya pelan-pelan dong, Bu. Inget usia," timpal Laito lalu menyuap sesendok mie. Reiji pun menatap kesal ke arah Laito,
"Ngaca dong. Dikira situ juga gak berumur, hah? Dasar Banci Taman Lawang," ujar Reiji tak mau kalah. Ayato dan Subaru pun langsung tertawa terbahak-bahak setelahnya.
"Brisik lu, Cowok PMS, gue siram pake kuah bakso juga nih," ucap Laito sambil berpura-pura berancang-ancang akan menumpahkan kuah baksonya pada Subaru.
"Dih, kok gue doang yang lu ancem, hah? Padahal ini Knalpot Supra juga ikut ngetawain," gerutunya lalu menunjuk Ayato.
"Gue kan kembarannya dia, jadinya gue gak dimarahin lah," sahut Ayato sambil kedip-kedip manja ke arah Subaru, membuat pemuda berambut putih itu mendecih kesal.
"Gue si ogah jadi kembarannya Knalpot Supra. Mendingan gue jadi kembarannya Jefri Nichol," ucap Kanato setelah meneguk habis sirup melon miliknya. Ayato pun mencebik kesal,
"Sampe gajah bertelor juga lo ga bakalan jadi kembarannya Jefri Nichol. Dasar Cebol Sinting," celetuk Ayato membalas. Kanato pun langsung naik darah mendengarnya.
"Apa lu bilang? Sini deketan kaki dikit biar gue enak ndupaknya," ujarnya.
"Brisik lu orang-orang kurang waras, ganggu gue tidur aja," ucap Shuu bergumam lalu memposisikan tangannya sebagai bantalan di atas meja dan melanjutkan tidurnya.
"Hilih ... ini lagi satu Putri Kebo kagak bangun-bangun," ujar Laito heran. Sementara itu, Haruhi dan Yui sibuk menahan tawa melihat tingkah konyol keenam orang bersaudara itu.
"Udahlah, code name buat survival game kemaren ga usaH dipake lagi. Geli sendiri gue dengernya," ujar Kanato.
"Kalo itu sih gue setuju," timpal Shuu sambil mengeraskan volume lagunya.
"Dasar mahkluk, pagi-pagi udah ribut. Kita numpang sini ya," ujar Ruki yang tiba-tiba datang bersama dengan ketiga saudaranya, Tsukinami brothers dan Kino.
"Buset, napa rame-rame dah. Kaya mau antri sembako," celetuk Subaru. Kino pun dengan sombongnya mengibaskan poni,
"Sorry ya, gue gak level sama sembako. Sembako cuma buat rakjel kaya kalian," ujarnya lalu duduk. Ayato dan Laito pun langsung mencibir mendengar ucapan Kino. Setelah itu, suasana sarapan berlangsung tenang diselingi beberapa argumen antara Ayato, Laito, Subaru, Kou, Shin, dan Yuuma yang ngerebutin makanan.
"Oi, kachiーmaksudnya, Haruhi. Nanti kalo udah selese, lo nemuin gue di lobi penginapan ya. Gue mau ngomong sesuatu, penting," ujar Ruki sebelum bangkit dari duduknya dan keluar aula diikuti ketiga saudaranya. Melihat hal tersebut, Laito dan Kanato lantas bersekongkol melancarkan aksinya menggoda Haruhi dan Ayato.
"Hayoo, dipanggil ngapain yaa~" celetuknya sambil menaikkan kedua alisnya jahil ke arah Haruhi. Haruhi melengos melihatnya.
"Ya mana gue tau lah, kalo gue udah tau pun juga ga bakal gue kasih tau," sahut Haruhi sekenanya.
"Yakin nih? Kalo ternyata dia mau nyatain cinta gimana?" tanyanya. Ayato yang sedang minum pun langsung tersedak. Kanato tertaea di balik Teddy melihat reaksi kembarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampire[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...