Ayato mengerang kesakitan. Kepalanya pusing gara-gara menghirup asap tadi. Perlahan-lahan ia mulai bangkit dan melihat ke sekitarnya. Ada beberapa dari tim yang bersama dirinya, tapi sisanya entah dimana. Yang ada bersama dirinya adalah dua saudara kembarnya dan Ruki. Ia juga sepertinya sudah ada di dalam mansion. Pemuda itu lantas bangkit dan merapikan bajunya yang kotor.
"Duh duh duh, idung gua sakit," rintih Laito. Ia pun meraba-raba kepalanya dan menyadari topi fedoranya hilang. Ia lantas mendecih kesal.
"WOY, SEENGGAKNYA KALO MAU MINDAHIN KITA, TOPI FEDORA GUA DIBAWA JUGA DONG!" teriaknya ke arah langit-langit, berharap ayahnya mendengar suaranya dari suatu tempat.
"Ngomong sama siapa sih lu? Sama angin? Bangun-bangun udah bikin polusi udara aja," ujar Ayato kesal.
"Ugh, ini dimana?" ujar Kanato dengan suara parau. Pemuda shota itu perlahan bangun dan mengusap-usap matanya.
"Di surga, mas, ini di surga," ujar Laito. Kanato pun mendecak.
"Lo pikir gua goblok, langsung percaya kalo tempat jelek beginian lu kata surga," sahutnya ketus. Tak lama kemudian, Ruki pun ikut bangun. Pemuda berchoker itu segera menghampiri the triplets.
"Yang lain mana?" tanyanya.
"Kalo kita tau, daritadi kita nggak diem-dieman begini di sini," ujar Kanato sewot.
"Terpaksa kita butuh rencana sih. Di antara kalian, ada yang bisa ndeteksi keberadaan orang?" tanya Ruki lagi.
"Oh, maaf mas, kalo itu mah spesialisnya si GGS sama Carla, kita nggak bisa," sahut Ayato.
"GGS tuh siapa?" Laito kebingungan.
"Shin lah siapa lagi, dia kan Goblok-Goblok Serigala," sahut Ayato. Detik berikutnya, pemuda itu langsung ketawa ngakak.
"Kepala lu bisa copot dari lehernya kalo dia ada di sini," ujar Kanato.
"Fokus guys, jadi kita nemuin yang lain dulu apa nyari Haruhi dulu? Prioritas prioritaaass," ujar Ruki.
"Nyambi aja gimana? Gua yakin yang lain juga pasti tujuannya sama-sama nyari Haruhi, jadi pasti nanti kita ketemu di jalan," usul Laito.
"Tumben otak lu beres," Kantao berucap. Dan entah kenapa, Laito malah merasa bangga.
"Oke gaes, kita punya satu kingkong buat diselametin. Let's go!" ajak Ayato dan dengan semangat berjalan paling depan, diikuti oleh ketiga vampir yang lainnya.
Di sisi lain.
"Bangun, dasar kebo," ujar Reiji sambil menyiram seember air es ke wajah Shuu. Pemuda yang sejak tadi masih pingsan itu mulai sedikit bergerak. Matanya berkedip beberapa kali sebelum akhirnya nyawanya berhasil terkumpul seutuhnya.
"Samlekoommm, bangun mas, udah hampir imsak," ujar Yuuma sambil melambaikan tangannya di depan wajah Shuu. Shuu pun refleks menampiknya.
"Bacot ih, gua udah bangun," ujarnya sambil bangkit duduk. Pemuda tukang hibernasi itu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Hanya ada Reiji, Azusa, Kino, dan Yuuma. Sisanya sepertinya ditempatkan di tempat lain oleh ayah mereka.
"Bapak kita tuh kaya beneran nggak sih? Kok bisa punya mansion sebuluk ini," celetuk Kino sambil menyentuh debu di dinding dengan jarinya. Pemuda penyuka jus jambu itu pun melirik Reiji yang udah gatel pengen bersih-bersih daritadi.
"Dia sugih kok, cuma pelit aja," sahut Shuu.
"Jadi, kita nggak mungkin diem di sini aja, 'kan? Kita kudu cari yang lain juga," ujar Yuuma memecah keheningan. Yang lainnya pun langsung berpikir keras bagaimana caranya menemukan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampire[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...