Haruhi tengah bersolek di depan meja riasnya. Ia duduk sambil menyisir rambut panjang sepunggungnya. Rambutnya ia ikat longgar di bagian tengkuknya dan poninya ia biarkan menjuntai di sisi kanan dan kiri wajahnya. Setelah selesai memakai lip tint untuk mempercerah warna bibirnya, Haruhi langsung menyambar tas punggungnya dan berjalan menuju meja makan untuk sarapan.
Sesampainya ia di ruang makan, ia dikejutkan oleh sepiring sandwich lengkap dengan telur mata sapi dan dua buah sosis goreng tersaji di meja makan. Tak lupa dengan segelas air mineral dan secangkir kopi susu. Haruhi mengernyitkan alisnya bingung.
"Lah, siapa yang bikin ginian." gumamnya heran. Tiba-tiba, muncul sesosok makhluk yang tak asing lagi di matanya keluar dari kamar mandi kecil dekat dapur.
"Yo, kachiku. Gue udah buatin sarapan tuh, kurang baik apa coba gue." ujar yang tak lain dan tidak bukan adalah Ruki. Haruhi ingin berkata kasar, tapi ia tahan dan balas senyum pasrah.
"Siapa yang bilang lo boleh nyentuh peralatan dapur gue? Lagian lo tau apart gue dari siapa?" tanyanya sambil duduk lalu meminum kopi susunya.
"Tau dari Ayato. Biasa laah~ gegara lo dulu sering ngajak kita hang out bareng-bareng, kita sekarang jadi bikin perkumpulan." sahut Ruki. Haruhi yang lagi makan sandwich pun hampir keselek gegara denger omongannya Ruki.
"Maksud lo semacem geng, gitu?" tanyanya. Ruki mengedikkan bahu cuek dan dibalas dengan anggukan dari Haruhi.
"Yuk cepetan makan, lo gue anter." ujar Ruki sambil menyantelkan apron ke gantungan. Haruhi mengernyitkan dahi bingung sambil meneguk kembali kopi susunya dan menuntaskan sarapannya.
"Gak usah, gue berangkat naik kereta aja." ujar Haruhi menolak. Ruki pun memutar bola matanya bosan dan langsung menarik Haruhi untuk ikut bersamanya.
"Udah gak usah bawel, ikut aja." ucapnya tegas. Haruhi pun hanya bisa pasrah di seret oleh Ruki. Ruki pun segera mengantar Haruhi menggunakan mobil Mercedes SLS Gullwing miliknya.
.
.
Sesampainya mereka di kampus, Haruhi segera melepas sabuk pengaman dan buru-buru keluar dari mobil. Ia takut jika membawa keributan berangkat ngampus pake mobil yang harganya bikin orang pengen nampong.
"Thanks ya," ujar Haruhi sebelum turun. Setelah Haruhi turun, Ruki membuka jendela mobil dan berkata,
"Pulang jam berapa?" tanyanya. Haruhi hanya mengedikkan bahu lalu menundukkan kepalanya sedikit agar bisa melihat lewat jendela untuk menjawab.
"Mungkin siangan, jam dua." ujarnya. Ruki pun mengangguk paham. Tangannya terulur meraih puncak kepala Haruhi dan mengusapnya pelan.
"Belajar yang bener. Pulangnya gue jemput." ucapnya lalu menekan gas mobil dan melaju kencang. Haruhi yang berniat menolak pun terpaksa hanya menghela napas panjang dan berjalan ke arah lorong.
"Waduh, pagi-pagi udah mesra-mesraan aja lu."
Haruhi refleks mengedutkan alis kesal mendengar suara itu. Ia pun berbalik sambil mengerucutkan bibirnya dan melihat para Sakamaki brothers yang baru saja turun dari limousine.
"Apa sih ... siapa juga yang mesra-mesraan." ucapnya sebal.
"Eleh eleeeh ... Bitch-chan semenjak gak tinggal di mansion jadi makin berani ya mainnya." celetuk Laito bergurau.
"Kayaknya lo udah lupa gimana caranya jadi perempuan yang anggun ya." timpal Reiji. Subaru dan Ayato langsung terkekeh.
"Anggun apaan, dari awal masuk mansion juga dia udah liar." sahut Subaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampire[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...