Haruhi mengerucutkan bibirnya kesal sepanjang antrean makanan. Habisnya, sedari tadi Ruki terus saja menggenggam tangannya dan tak mau melepaskan. Semua pasang mata pun melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan heran. Terutama dari kalangan kakak kelas yang jadi fans beratnya Ruki, tatapan mereka bak sudah siap mencincangnya kapanpun saat Ruki melepas genggamannya.
"Heh, kutu loncat, lepasin tangan gue." ujar Haruhi bad mood ketika Ruki membawanya berjalan ke meja di tempat Mukami berkumpul. Namun, Ruki mengacuhkan perkataan Haruhi dan terus membawanya pergi.
Ruki menarik mundur satu kursi dan memerintahkan Haruhi untuk duduk di situ. Dengan berat hati Haruhi pun duduk di kursi tersebut, sementara Ruki duduk di sebelahnya. Yuuma, Azusa, dan Kou yang sudah ada di sana terlebih dahulu pun hanya bisa menatap mereka heran.
"Kesambet apa lo mukanya jadi dilipet-lipet kek kertas origami? Jelek banget." tanya Kou lalu melanjutkan makannya.
"Iya, perasaan tadi mood kalian biasa aja deh. Ada apaan sih?" timpal Yuuma.
"Udah makan aja. Rese banget mau tau urusan orang." sahut Ruki ketus tanpa mengalihkan pandangan dari nampan makanannya. Sementara itu, Haruhi masih mempertahankan ekspresi kesalnya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ia menghela napas berat ketika tidak menemukan sosok Kaito dimanapun. Ia akhirnya memutuskan untuk menyantap sarapannya sebelum waktu habis.
"Hey, boleh aku duduk di sini?"
Semua insan yang berada di meja Mukami mendongak dan mendapati Kaito yang tengah tersenyum ke arah Haruhi.
"Oh, iya, boleh kok, Kaito-senpai." ujar Haruhi menyahut. Mendengar jawaban itu, Yuuma langsung tersedak, Kou memyemburkan minuman yang tengah ia minum, Azusa menjatuhkan garpu dan sendoknya, sementara Ruki mengedutkan alis kesal.
"Arigatou, Haruhi-chan." ucap Kaito lembut sambil duduk di sebelah Haruhi. Atmosfir di meja tersebut jadi tambah kelam dan mencekam. Apalagi aura hitam yang dikeluarkan oleh Ruki, seakan ia sudah tidak sabar untuk mencakar wajah tampan Kaito.
Tak lama kemudian, Haruhi menyelesaikan makannya. Ia ingin cepat-cepat pergi dari lingkaran yang ia tempati sekarang. Namun, tiba-tiba Kaito menahannya dan malah mengambil nampan bekas makannya.
"Biar aku yang kembalikan, aku juga mau mengembalikan milikku." ujarnya. Haruhi cuma bisa tersenyum canggung dan berkata,
"Arigatou, Kaito-senpai."
Setelah itu, Kaito pun pergi meninggalkan meja. Haruhi pun menghela napas lega sambil mengelus dada. Tapi, ketika kembali meluruskan posisi duduknya, tatapan kesal dari Yuuma dan Kou tertuju padanya. Haruhi pun bingung.
"Apa?"
"Jangan tanya 'apa?'! Lo tau kenapa alasannya." ujar Yuuma kesal. Haruhi tambah bingung.
"Lho, aku serius! Kalian kenapa sih?"
"Apa-apaan dengan panggilan senpai itu, hah?! Kita yang lebih tua ratusan tahun gak pernah lo panggil pake sebutan senpai!" gerutu Kou kesal.
"Lagian apa-apaan si Kaito. SKSD benget." timpal Yuuma aambil melanjutkan makannya.
"Tch, itu sih udah dari dulu Kaito deket sama Haruhi." ujar Ruki.
"HAH?!" teriak Yuuma, Kou, dan Haruhi bersamaan setelah mendengar jawaban Ruki.
"Eh, kuda nil, lo ngapa ikutan teriak? Bukannya harusnya lo udah tau?" tanya Kou heran.
"Enggak, bukan gitu. Gue heran aja, si Ruki bisa ngerti. Eh, lo tau dari mana, bang?" tanya Haruhi lagi. Ruki menghela napas panjang lalu menutup bukunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/99674503-288-k607177.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampiri[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...