Special Valentine : Sakamaki Shuu

2K 174 28
                                    

[REPUBLISH]

.

.

02. Shuu

Berjalan di lorong mansion Sakamaki ini adalah hal yang sedang kau lakukan. Lorong gelap dan berliku - liku membuatmu sering nyasar ke kamar salah satu vampir yang membuat hidupmu jadi seperti ini. Yang paling nyusahin adalah saat kamu nyasarnya ke kamar Laito, karena kamu tau semesum apa otak nistanya itu.

Kamu menghela napas lega setelah berhasil sampai di ruang berkumpul, ruangan dimana kamu mengenal Sakamaki brothers untuk pertama kalinya.

Sambil menunggu yang lain bersiap - siap, kamu memilih untuk duduk di sofa. Namun, siapa sangka sudah ada Shuu yang tertidur di sana.

Daripada di smack down sama Reiji, kamu pun berinisiatif membangunkannya.

"Shuu .. Shuu bangun" ujarmu lembut sambil menggoyang - goyangkan badan Shuu. Shuu menggeliat kecil kemudian menggeser posisi tidurnya dari terlentang menjadi miring menghadap dirimu.

Oh, lihatlah wajah damainya yang sedang tertidur itu. Bulu mata yang lentik menghiasi kelopak mata yang kini tengah menutupi iris blue sapphire-nya yang indah, surai jingganya jatuh menutupi hingga bagian alis dengan begitu anggunnya, mulutnya yang tertutup rapat terlihat merona kemerahan begitu menggoda dimatamu.

Dengan susah payah kamu menghilangkan seluruh imajinasi aneh tentang Shuu di dalam pikiranmu.

"Sudah selesai menikmati wajahku, nona?"

Sebuah suara parau yang tak lain adalah milik Shuu membuatmu tersentak kaget.

Ternyata selama ini Shuu sudah bangun dan membiarkanmu melihat lika - liku wajahnya yang sangat sempurna.

Kau tersipu malu sambil buang muka, bingung akan menjawab apa karena sudah tertangkap basah. Tak mungkin lagi untuk berbohong kan?

"Ti - Tidak, maksudku bukan begitu. Anoo, ini sudah hampir waktunya sekolah. Ja - Jadi, Shuu harus Bangun, ya?" ujarmu gelagapan. Shuu menatap dirimu sejenak kemudian kembali memejamkan mata.

"Ck! Shuu .. Jangan tidur la-"

"Urusai .. Mada nemui" sahut Shuu Malas memotong ucapanmu. Kamu mendengus malas dan hendak pergi. Namun tangan besar milik Shuu menarik dirimu jatuh di atas tubuhnya. Ia mendekap pinggangmu erat.

"Shuu?! Apa yang-"

"Diamlah, dan jangan bergerak"

Lagi - lagi Shuu memotong omonganmu. Kamu hanya bisa diam, bersender di dada bidangnya dengan wajah merah padam.

"Tapi kalau yang lain datang bagaimana?" tanyamu lagi. Shuu diam, tidak berniat membuka mulutnya sama sekali. Kamu kembali mendengus kesal.

"Tenang saja, kita gak akan ketahuan" ujarnya setelah beberapa saat. Kamu hendak bangun dan protes, tapi Shuu mendekapmu makin erat membuatmu susah untuk bangkit.

"Ck, tidak ketahuan bagaimana? Kita kan ada di ruang berkumpul" sahutmu sambil berusaha melepaskan diri bahwa kau tau itu percuma saja.

"Kita sudah di kamarku sedari tadi. Dasar kau ini" sambung Shuu lagi sambil menyentil jidatmu. Kau mengaduh kesakitan sambil mengumpat padanya. Terkadang kekuatan teleportasi milik vampir berguna juga.

"Ya ampun, ini kan waktunya sekolah, Shuu .. Jangan tidur terus dong. Lagian juga ini .. Ugh .. Posisinya gak enak banget sih? Mana aku masih pake tas lagi" gerutumu sambil bergerak ke sana kemari mencari celah untuk keluar dari pelukan Shuu.

"Posisinya gak enak tapi kamu suka kan?" goda Shuu sambil menyeringai menatapmu. Kamu pun memukuli dada bidang Shuu gemas.

"Apaan sih Shuu! Nyebelin"

Shuu terkekeh dan berbalik menindihmu. Kamu kaget dengan perlakuan Shuu. Jantungmu berpacu cepat dan darah mengalir naik ke wajahmu.

"Merah tuh mukamu" ledeknya. Kamu mengerucutkan bibir dan membuang muka.

"Urusai .." lirihmu

"Tatap mataku" Shuu membalikan wajahmu agar bisa menatapnya. Jantungmu berpacu lebih cepat dikala melihat iris blue sapphire miliknya yang terlihat seperti batu heart of ocean tanpa cahaya.

"S - Shuu, apa yang kau inginkan?" tanyamu terbata saat Shuu menggerakan kepalanya ke lehermu.

Seperti biasa, Shuu hanya diam dan melanjutkan aktivitasnya. Kamu menutup matamu rapat - rapat begitu merasakan deru napas Shuu yang hangat di lehermu, bersiap menerima sakit dari tajamnya taring yang menembus kulitmu.

CUP!

Kamu membuka matamu terkejut. Tatapan matamu bertabrakan dengan dengan tatapan mata Shuu yang menatapmu dari lehermu.

"Berharap aku menghisap darahmu ya? Dasar cewek mesum" ujarnya sambil menyeringai, kemudian merebahkan dirinya di sampingmu. Kamu mengerucutkan bibirmu kesal kemudian duduk sambil menatap vampir yang telah menjadi kekasihmu selama 2 tahun itu garang.

"Apaan sih! Yang mulai duluan kan Shuu" ujarmu tak terima.

"Berisik ah. Udah sini tidur aja" sahutnya dan menarikmu ke dalam pelukannya.

"Hari ini perkecualian. Besok aku akan mulai menghisap darahmu lagi" sambungnya lagi sambil menaruh sebelah earphone-nya ke telingamu. Kemudian ia memelukmu erat.

"Ada apa sih? Kok mendadak jadi ekhm .. Romantis begini?" tanyamu malu - malu. Shuu hanya diam dan mengecup puncak kepalamu pelan.

"Dasar cewek pelupa"

"Emangnya ada apa sih?" tanyamu lagi.

"Hari ini kan Valentine, dasar kau ini" sahut Shuu.

"Bukannya dimana - mana kalo Valentine ngasih coklat ya?"

"Terlalu merepotkan. Lagian aku gak terlalu suka makanan manis" ujarnya lagi sambil membetulkan posisi tidurnya. Kamu mencibir kemudian melepas earphone yang ada di telingamu lalu bangkit dari tidur.

"Bodo ah, aku mau sekolah aja" ujarmu kemudian melangkah ke arah pintu. Namun, lagi - lagi pergelangan tanganmu ditahan oleh Shuu.

"Apa-whoaaa!!"

Shuu mendadak melemparmu ke tempat tidurnya dan langsung menindihmu. Kamu kaget sekaligus malu.

"Kamu tuh, sedikit bersyukur apa susahnya sih?" ujar Shuu sambil menatapmu lekat - lekat.

"A - Apa maksudmu?" tanyamu bingung. Shuu terkekeh.

"Itu adalah PR-mu hari ini" sahutnya lalu mendekatkan wajahnya padamu.

"Kalau berduaan sambil mendengarkan musik saja tidak cukup, maka malam ini aku akan membuatmu tak bisa berjalan besok pagi" sambungnya lagi tepat di telingamu.

Kamu berusaha menelan saliva-mu dengan susah payah saat merasakan deru napas Shuu berada di telingamu.

Dan malam itu, menjadi malam terbaik dan terburuk yang pernah kau alami.

.

FIN

.

My Life Is Full With Absurd VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang