63. Sport Festival (4)

689 96 12
                                    

Sesampainya Laito dan Haruhi di ruang dansa, mereka melihat banyak pasangan lain sudah duduk di tempatnya masing-masing, termasuk Kou dan Yui. Yui dengan senyum manisnya melambaikan tangan ke arah Haruhi dan mengisyaratkannya untuk duduk di bangku kosong di sebelah mereka. Haruhi pun lantas menarik Laito untuk duduk di sana.

"Heh~ gue nggak nyangka M Neko-chan bakal dansa sama bencong," ucap Kou sambil menatap Haruhi meledek. Haruhi pun membalasnya dengan lirikan sinis.

"M Neko-chan yang lu maksud tuh siape? Yui? Lu ngaku diri lu sendiri bencong, ha?" sahut Haruhi ketus. Laito langsung tertawa ngakak.

"Maksud gue tuh, cewek yang pake topi di sebelah lu," Kou menggerutu kesal.

"Heh, artis papan gilesan, lu buta ya ga bisa bedain mana cewek mana cowok?" ujar Laito sinis sambil membetulkan posisi topi fedoranya. Ia lantas menopang dagu sambil menatap ke arah Kou.

"Lagian ya, kenapa lu yang ada di sini? Bukannya Ruki yang paling jago dansa di antara kalian berdelapan?" tanyanya. Kou lantas mendecakkan lidahnya.

"Ckckckck, Laitoooo Laito. Ketauan kan nggak pernah baca peraturan lombanya. Kita tuh boleh milih dansa apa yang bakal kita pake selama itu dansa couple. Ya jelas gue maju paling depan lah!" sahut Kou dengan bangganya. Pemuda itu lantas mengeluarkan formulir pemilihan di tangannya dan menunjukkan jarinya ke arah bagian kategori dansa.

Modern.

Ah, tentu saja. Kou adalah seorang idol ternama, jelas ia lebih profesional dalam dance modern ketimbang yang lainnya. Seingat Haruhi, Ruki juga tidak sepandai Sakamaki brothers saat melakukan waltz. Terbukti saat ke pesta pernikahan ayahnya, waltz Ruki tidak semulus Reiji.

Detik berikutnya, dosen pengarah pun datang. Ia meminta semua mahasiswa mengumpulkan kertasnya ke dalam sebuah boks dengan kondisi terlipat. Haruhi merasa tidak enak feelingnya ketika dosennya mengatakan itu. Namun, ia tetap melakukannya dan menyuruh Laito memasukkan kertas yang telah dilipat ke dalam boks.

"Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa kategori dansa yang kalian pilih dimasukkan ke dalam boks dalam kondisi terliipat seperti ini. Jadi, kami dari tim panitia memutuskan untuk melaksanakan lomba dansa pada malam terakhir festival, yaitu pada saat acara pensi yang diadakan tiga hari lagi," ucap dosen tersebut sambil menepuk-nepuk boks di tangannya.

"Nah, kalian akan mengambil lagi kertas yang ada di dalam sini dengan kondisi teracak. Kalian bisa membuat koreografi sendiri atau mengcover koreografi dari orang lain dengan kategori dansa yang kalian dapatkan. Karena kategori dance-nya diacak, kami beri keringanan untuk kalian. Koreografi minimal berdurasi satu menit untuk kategori modern dan kawan-kawannya, dan minimal dua menit untuk dansa tradisional seperti waltz, salsa, tango, dan lainnya," tambahnya. Seisi kelas pun langsung riuh, terutama Kou dan Laito.

Haruhi sendiri tidak masalah dengan pengacakan seperti itu, tapi yang ia takutkan adalah ketika ia mendapatkan kategori dansa ballet atau contemporary. Bisa mati timnya kalau mendapatkan kategori itu.

"Silahkan ambil kembali kertasnya mulai dari pasangan sebelah kanan," dosen itu berucap sambil menggoyang-goyangkan boksnya, mengacak isi di dalamnya.

Ketika tiba giliran mereka, Kou maju terlebih dahulu, diikuti oleh Laito di belakangnya. Setelah mengambil kertas kocokan, kedua lelaki itu memutuskan untuk membukanya bersamaan dan sama-sama terkejut melihat hasilnya.

Detik berikutnya mereka sama-sama saling berpandangan dan menukar kertas itu secara diam-diam. Untung saja Haruhi menangkap basah dan langsung menjitak kedua vampir itu.

"Oke, pasangan Kou-Yui dapat waltz dan Laito-Haruhi dapat modern dance ya," ucap dosen itu sambil menulis di kertas.

"Silahkan kalian kembali ke tempat duduk masing-masing," sambungnya. Laito dengan wajah kesal pun berjalan ke bangkunya. Sedangkan Kou komat kamit nyumpah serapahin Haruhi.

My Life Is Full With Absurd VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang