Haruhi menguap sambil mengusap-usap belakang rambutnya. Sudah 5 hari semenjak kejadian terpanahnya ia. Lukanya kini sudah mulai menutup dan Reiji juga sudah melepas perbannya, tapi Reiji belum memperbolehkannya keluar kelas kecuali ditemani oleh salah satu dari the triplets, Kino, atau Shin. Jadi, Haruhi harus stay di kelas sampai Reiji mengonfirmasi kondisi sekolah kembali aman.
Haruhi sedang sibuk ndengerin lagunya Stray Kids yang berjudul Hellevator sambil baca novel 'Psychic Detective Yakumo volume 5', Laito lagi sibuk mbersihin topi fedoranya tiap 2 menit sekali, Kino asyik main ML bareng guild-nya, Kanato ngobrol sendirian bareng teddy kayak biasa, sementara Shin asyik ngunyah kacang mete sambil nonton NatGeo Wild di ponselnya. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing sampai Ayato mengucapkan sesuatu yang mengejutkan.
"Ne, rasanya punya pacar itu gimana ya?" celetuknya. Semua orang pun langsung mendelik kaget menatap Ayato.
"Gak cukup lo kena pelet sekali? Masih mau lagi?" sahut Laito sinis sambil membetulkan posisi topi fedoranya. Ayato mendecih pelan.
"Ya bukan gitu maksud gue. Lagian pas kena pelet kan gue ngelakuin tanpa sadar please, gue mana inget." sergah Ayato.
"Lha terus, kenapa lo tiba-tiba nanya gituan?" tanya Kanato penasaran sambil menatap Ayato sinis. Ayato tampak berpikir kemudian menjawab,
"Yaaah, penasaran aja gitu. Gimana rasanya punya seseorang yang merhatiin lo setiap saat dan mencitai lo juga." sahut Ayato.
"Kenapa lo gak tanya sama pakarnya aja?" usul Kino tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Maksud lo itu gue, hah?" sahut Haruhi sambil melirik Kino sebal. Kino hanya mengedikkan bahu cuek mendengar penuturan Haruhi.
"Siapa lagi yang udah pernah punya pacar kalo bukan lo? Dua kali lagi." timpal Kino lagi. Haruhi mendesah kesal sambil menutup bukunya dan melepas earphone-nya.
"Ya terus lo sendiri apa? Bukannya elo yang doyan gonta-ganti pacar?" ujar Haruhi sakartis. Kino menyeringai remeh mendengar ucapan Haruhi.
"Heh, depan lo tuh lebih playboy." sahutnya merujuk ke Laito.
"Eh, gue itu bukan playboy ya. Gue cuma berusaha buat membahagiakan hati wanita yang jatuh cinta sama gue, abis itu gue hempaskan." ujar Laito mengelak dengan gaya a la Syahrini.
"Sama aja itu mah, dasar hentong." celetuk Shin menyahut dengan mulut penuh kacang.
"Udah lah, gak usah dijawab. Malah jawabnya pada ngelantur gini."gerutu Ayato kemudian menidurkan kepalanya di atas meja. Tak lama kemudian, sebuah pengumuman terdengar dari pengeras suara di dalam kelas.
'Pengumuman bagi seluruh siswa kelas X, XI, dan XII harap berkumpul di gedung olahraga setelah pulang sekolah. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.'
.
.
Udara dingin menerpa, memenuhi seisi ruangan. Tanpa perlu menyalakan AC pun hawa disekitar sudah dingin. Embun pagi masih setia bertengger di dedaunan, tak ada niatan untuk meluncur jatuh ke tanah. Kabut tebal juga masih menyelubungi. Padahal, sekarang sudah jam setengah 7 pagi. Bahkan, cahaya matahari hanya terlihat samar-samar.
Ayato meringkukkan badannya di atas futon sambil mengeratkan gumulan selimut yang menggulung seluruh tubuhnya. Hal yang sama terjadi pada Laito, Kanato, Kino, dan Shin yang tidur di sebelahnya.
"Vangshiets, udah siang begini masih aja dingin minta ampun." gumam Laito kesal sambil merubah posisi tidurnya.
"Gue udah ngabisin lima kantong penghangat masih aja gak mempan. Padahal ini bukan musim dingin." timpal Ayato dengan suara sedikit gemetar.
![](https://img.wattpad.com/cover/99674503-288-k607177.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampire[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...