[REPUBLISH]
..
07. Ruki
Teng teng teng ..
Jam berdenting, menunjukan pukul 11 malam hari. Kau sedang berjalan menuju ke perpustakaan, menyusuri lorong mansion Mukami yang selalu terang benderang oleh cahaya lampu. Sesampainya di depan pintu perpustakaan, kau menarik napas dalam-dalam sebelum membukanya.
KRIEEET!!
Kau membuka pintu berdaun dua itu dan mendapati Ruki tengah duduk di single sofa kebanggaannya membaca sebuah buku yang agak tebal yang kau yakini sebagai novel.
"Ruki-kun," panggilmu. Ruki pun menoleh ke sumber suara lalu tersenyum lembut.
"Ah, (y/n), masuklah." ujar Ruki. Kau pun menutup pintu perpustakaan lalu berjalan ke arah Ruki yang sudah pindah ke sofa panjang. Kau duduk di sebelahnya yang kembali konsentrasi membaca buku.
"Kau memanggilku kemari ada apa?" tanyamu. Ruki tersenyum lalu menggeleng pelan. Ia menatap matamu lekat-lekat.
"Apa menghabiskan waktu bersama orang tercinta salah? Lagipula ini Valentine." sahutnya enteng. Spontan wajahmu langsung memerah.
"Sungguh? Kau tidak berniat memberi coklat atau apapun?" ujarmu menyahut. Ruki terkekeh.
"Apa Valentine harus dengan memberikan coklat? Tidak kan? Aku punya cara tersendiri untuk menghabiskan waktu bersamamu ." sahutnya lalu tersenyum.
"Kau sedang baca apa?" tanyamu lagi, berusaha mengubah topik pembicaraan. Ruki menoleh sejenak ke arahmu lalu kembali menatap buku.
"Novel 'Beauty and The Beast'." sahutnya sambil membuka lembar baru dari novel itu. Kau membulatkan matamu kaget. Tidak biasanya Ruki membaca novel bergenre romance.
"Wow, sungguh? Kukira kau tidak suka genre romance." ucapmu lalu ikut membaca novel tersebut dari samping.
"Kau mau ikut baca?" tawar Ruki yang sepertinya peka terhadap ketertarikanmu kepada buku itu. Kau pun mengangguk semangat.
"Sini, duduk di sini." celetuk Ruki sambil menepuk-nepuk pahanya. Awalnya, kau mengernyitkan alis bingung, tapi akhirnya kau mengerti. Wajahmu pun langsung memerah sempurna.
"Tidak bisakah kau menaruh bukunya ditengah?" tanyamu. Ruki menggeleng.
"Hmh, kalo aku maunya kau duduk di sini, bagaimana?" godanya lagi lalu terkekeh.
"Sudahlah, untuk apa malu-malu. Kau kan sudah lama bersamaku." sambungnya sambil menepuk pahanya kembali.
"Duduklah." ujarnya. Ruki menarik lenganmu lalu mendudukanmu di atas pahanya.
"Ya, tapi gak gini juga." gumammu. Kalian berdua pun terhanyut dalam keheningan, fokus membaca novel tersebut.
"Ruki-kun, aku mau tanya. Kau bilang, tadi karena sudah tinggal lama bersamamu aku tak perlu malu lagi, tapi apa pandanganmu terhadapku masih sama seperti dulu? Apa aku masih kau anggap sebagai life stock-mu?" tanyamu. Ruki nampak berpikir sebentar, lalu ia menatapmu dan tersenyum.
"Bukan, kau bukan ku anggap sebagai kachiku (ternak) lagi. Sekarang kau lebih seperti .. Peliharaan bagiku." sahutnya. Kau mengerucutkan bibirmu kesal dan mencubit pipinya main-main.
"Yah! Kau itu kejam sekali ya? Apa bedanya dengan hewan peliharaan dan hewan ternak?" gerutumu. Ruki terkekeh pelan lalu mengusap-usap puncak kepalamu.
"Iya iya, gak usah marah. Tentu saja kau adalah orang yang paling berharga bagiku. Sangat berharga malah, karena kau adalah kekasihku tercinta. Jadi berhenti membuat wajah seperti itu, nanti cantiknya hilang diambil Kou lho." ujar Ruki lagi. Ia terkekeh lalu mencium keningmu.
"Aku tau terkadang Kou lebih cantik dariku meskipun dia laki-laki, tapi gak usah gombal juga, aku jadi merinding melihatmu nggombal." ujarmu lalu mencubit pelan hidung Ruki dan terkekeh. Kalian pun kembali membaca novel.
Waktu terus berjalan. Jam telah menunjukan pukul 2 lebih 15 menit. Kamu beberapa kali menguap karena mengantuk. Ruki pun tersenyum kecil melihat tingkahmu yang pura-pura tidak mengantuk dan masih tetap membaca buku.
"Tidur yuk?" tanya Ruki sambil mengusap-usap rambutmu pelan. Kamu pun mengangguk sambil mengusap sebelah matamu yang rasanya sudah panas dan perih karena terlalu lama terjaga.
Ruki menggendongmu bridal style ke kamarmu, menidurkanmu di atas tempat tidur lalu ia juga ikut tidur di sebelahmu. Ruki mengulurkan tangannya dan mendekatkan badanmu ke badannya. Ya, dia memelukmu sambil menepuk-nepuk pelan puncak kepalamu.
"Sudah tidur ya, maaf membuatmu terjaga sampai selarut ini." ujar Ruki. Kau menggeleng pelan.
"Tidak apa-apa, aku senang kok." sahutmu. Kamu menarik napas dalam-dalam, menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh pria dihadapanmu. Rasanya sungguh menenangkan.
"Ne, Ruki-kun, kenapa kau membaca novel Beauty and The Beast? Bukankah masih ada yang lebih bagus? Romeo and Juliet contohnya." tanyamu penasaran. Ruki tersenyum lembut.
"Karena kisahnya mirip denganku." sahut Ruki. Kamu mengernyitkan alis bingung. Mirip dengan kisah Ruki? Apa maksudnya?
"Maksudmu?"
"Aku adalah Si Buruk Rupa, dan kau adalah putri cantik yang datang dan membebaskanku dari kutukan ini." ujar Ruki.
"Dulunya, menurutku kau adalah wanita yang sangat merepotkan yang hanya menambah pekerjaan saja. Wanita yang selalu menghalangi pekerjaanku dan wanita yang sangat menyebalkan. Namun sekarang, kau lebih berharga dari hidupku sendiri. Kau adalah segalanya bagiku." sambungnya lagi sambil menatap matamu lekat-lekat. Wajahmu pun mulai memerah dan kau menunduk malu.
"Baka! Sudah kubilang jangan menggombal." ujarmu agak kesal sekaligus malu sambil memukul pelan dada bidang Ruki. Ruki hanya terkekeh melihat reaksimu dan mendekapmu lebih erat.
"Tapi itu kenyataan lho." sahutnya.
"Terserah." gerutumu. Ruki kembali menepuk-nepuk puncak kepalamu pelan.
"Sudah, tidur ya? Sudah malam. Besok kamu bisa kesiangan berangkat sekolah." ujar Ruki. Kamu pun mulai memejamkan matamu, berusaha untuk masuk ke dalam mimpi.
"Zutto, ore no soba ni itte kure." bisik Ruki di telingamu sebelum kau benar-benar terlelap.
.
FIN
.
![](https://img.wattpad.com/cover/99674503-288-k607177.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampire[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...