"Aw! Sakit bego! Njaitnya pelan-pelan dong!" gerutu Haruhi sambil menjitak kepala hitam Reiji yang tengah sibuk menjahit luka akibat panah beracun tadi. Reiji pun berusaha sabar untuk menahan amarah yang sudah meluap-luap. Coba kalo dia gak inget Haruhi lagi luka, udah dia sembeleh itu anak.
"Tahan dikit lah." ujar Reiji sambil terus menjahit lukanya. Haruhi kembali meringis sambil meremas ujung roknya.
"Tahan mbahmu! Elo njait kagak pake biusan dulu ya sakit banget lah bego!" gerutu Haruhi lagi. Reiji pun menyentil jidat Haruhi dengan keras.
"Mana ada njait luka dibius dulu."
"Kalo elu mungkin enggak, tapi gue manusia woy, masih punya indra perasa. Emangnya elu pada gak peka, dasar cowok." elak Haruhi yang masih berusaha menahan sakit.
Tak lama kemudian, Reiji menyelesaikan pekerjaannya dan langsung membakar tisu bekas darah Haruhi di dalam sebuah mangkuk marmer. Ia melilitkan perban disekitar bekas jahitan sebelum memberesi peralatan medisnya dan membantu Haruhi berjalan ke ruang berkumpul.
"Akhirnya selesai juga, lama banget sih?" gerutu Ayato yang sedang duduk jegang di single sofa favoritnya. Reiji menghela napas sambil membetulkan posisi kacamatanya.
"Kalo ini anak gak ribut kesakitan melulu udah selesai dari tadi." sahut Reiji, sementara Haruhi cuma cengengesan.
"M-Maa .. yang penting sekarang Haruhi-san sudah baik-baik saja." ujar Yui berusaha mencegah pertengkaran sambil membantu Haruhi duduk di sofa.
"Jadi, jenis racun yang ada di panah Haruhi itu apa?" tanya Subaru. Reiji duduk di sofa yang masih kosong dan mulai menjelaskan.
"Racun yang ada di panah itu adalah bisa ular." ujar Reiji. Semuanya pun membelalakkan mata terkejut mendengar penjelasannya.
"Bisa itu jenis bisa sitotoksin, karena tadi aku mendapati sedikit pembengkakkan dan tanda biru seperti lebam di daerah sekitar tempat tertusuknya panah. Kalau untuk luka jahitannya, itu karena Haruhi dengan asal mencabut panahnya dan menyebabkan tambah lebarnya luka. Hh .. untung saja sempat aku tangani, kalau tidak cewek absurd ini bakal mati 4 jam mendatang." sambung Reiji lagi.
"Ngeri amat mati dalam empat jam. Kalo misalnua beneran gue mati, gue bakal minta last wish buat kalian puterin lagu crystal snow di pemakaman gue." sahut Haruhi sambil ketawa garing. Ayato pun refleks menjitak kepala hitam Haruhi.
"Apa maksud wey?!" gerutu Haruhi sambil mengusapi kepalanya. Ayato mendengus kesal.
"Lo ga bakalan mati sebelum kita mati, jadi siap-siap aja buat hidup panjang umur." ujar Ayato. Haruhi membelalakkan matanya terkejut mendengar ucapan Ayato. Kehangatan mulai merambah menyelubungi relung hatinya. Kehangatan yang sudah lama tidak ia rasakan sejak ia menjadi anak terlantar. Haruhi pun tersenyum.
"Gue tau, dan gue juga gak mau mati semudah itu." ujar Haruhi. tak lama kemudian, pintu depan mansion dibuka dengan gebrakan keras disusul suara cempreng menggelegar yang menggema di seluruh ruangan.
"M NEKO-CHAAAAN~~ KATANYA ELO ABIS KENA RACUN?!!!"
Refleks semua sakamaki bros pun menoleh dan mendapati Mukami's tengah berjalan menghampiri mereka.
"Berisik, suara toa lo ganggu banget sih." gerutu Shuu yang tidurnya jadi batal gegara suara cempreng Kou.
"Gomen gomen, by the way .. itu beneran kan?" sahut Kou. Haruhi pun mengangguk sambil memamerkan tengan kanannya yang diperban.
"Alhamdulillaaaahh .. akhirnya lo kena azab gegara udah ngejual koleksi baju mahal gue!" ujar Kou nangis terharu. Haruhi refleks memukul Kou tepat diwajah menggunakan tangan kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampire[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...