Ruki melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke kamar Haruhi sambil memegang selembar kertas. Raut wajahnya tenang tanpa ekspresi seperti biasanya serta langkahnya yang cepat secara konstan dan tegas, sorot matanya datar menatap lurus ke depan, dan alisnya yang menukik tajam benar-benar mempesona. Disitulah daya tarik seorang Mukami Ruki. Dari muda sampe tua dan dari perawan sampe janda pun klepek-klepek dibuatnya. Sampe author juga kok :'v /plakk!/
Ekhem! Stop dulu sampai disini.
Setelah sampai di depan kamar Haruhi, Ruki mengetuk pintunya pelan.
"Oy kachiku, buka pintunya." ujarnya. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan menampakkan sosok Haruhi yang mirip orgil pinggir jalan. Bibir mungilnya mengerucut sebal, rambutnya berantakan, matanya sayu dengan lingkaran hitam di sekitarnya, serta pakaiannya yang juga berantakan menambah kesan gembel dalam dirinya /dihajar Haruhi/
"Nandayo, urusai naa~" gerutunya sambil mengusap-usap matanya. Ruki sweatdrop ngeliat tampang Haruhi yang kacau balau kek abis diterpa tornado. Ia pun berdehem sejenak lalu menyerahkan lembar kertas itu.
"Nih, jadwal UAS. Mulai be-"
Namun, belum selesai bicara, Haruhi sudah menyambar kertas itu dan berteriak sumbang.
"NANIIII?!!!! JADWAL UAS?!! Holy Shirt!!" teriak Haruhi sambil memelototi jadwal UAS yang baru saja diberikan Ruki. Haruhi pengen nangis rasanya. Kenapa otak nistanya yang selalu penuh dengan yaoi dan bojo-bojo khayalannya itu bisa lupa kalo sebentar lagi UAS? Dan yang lebih pe'a lagi, kenapa Ruki ngelarang dia buat sekolah? Udah berapa ulangan dia gak ikut? Udah ketinggalan pelajaran sampe mana dia? Nasib tugasnya gimana? Ruki mah cakep-cakep tapi otaknya segede biji salak! pikir Haruhi kesel.
"Gak usah pake teriak kan bisa? Lebay banget si lo. Lagian yang bener itu holy shit, bego." celetuk Ruki menyadarkan Haruhi kembali ke realita. Haruhi refleks melempar death glare ke arah Ruki.
"Lu bego permanen atau bego mendadak?! Udah tau mau ada UAS kenapa lu larang gue sekolah, bego! Kan gue jadi ketinggalan pelajaran!" sahut Haruhi sewot. Ruki menghela napas panjang sambil melihat ke arah Haruhi malas.
"Sudah kubilang, kalo ke sekolah bakal ketemu sama Sakamaki sableng itu." ujar Ruki enteng. Sumpah, Haruhi pengen nggeplak kepala ni orang. But! Dia masih sayang nyawa, belum mau mati muda.
"Terus pelajaranku gimana?" rengeknya dengan wajah memelas.
"Aku bisa mengajarimu kalau mau," sahut Ruki. Iris coklat Haruhi langsung berbinar dan senyuman merekah di wajahnya.
"Ciiyuuus????? Miyapah???" ucap Haruhi alay bin lebay sambil mengguncang-guncangkan tubuh Ruki. Ruki mengangguk sambil tersenyum miring.
"Tapi .. ada syaratnya dan tanpa gue ngomong lo juga udah tau syaratnya, kan?" sambung Ruki sambil melebarkan seringaian di wajahnya lalu membasahi bibirnya dengan lidahnya. Haruhi memicingkan matanya sebal dan melepaskan tangannya yang ada di pundak Ruki.
"Gak jadi minta ajarin ke lo. Kzl oe," gumam Haruhi kesal.
"Pokoknya gua gak mau tau! Hari ini juga, gue harus ikut ke sekolah!" ujar Haruhi dengan tekad api yang berkobar besar.
"Enggak." lagi-lagi, sahutan Ruki membuat Haruhi jengkel. Masa ia dia ntar gak naik kelas? Kalo gak naik kelas dia bisa di depak dari sekolah itu.
"Ya udah, urusan gue udah kelar. Gue mau balik ke kamar," ujar Ruki lalu melenggang pergi dengan seenak jidatnya. Haruhi refleks memegangi salah satu kaki Ruki. Ruki mendelik kaget melihat Haruhi yang ikut terseret langkah kakinya bak suster ngesot.
"-!! nani o-"
"Plissssss ... Jebal! Onegai! Hari ini gue harus sekolah, ulangan susulan dan ngejar tugas yang ketinggalan. Kan lu tau otak gue pas-pasan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Full With Absurd Vampire
Vampir[SUDAH TAMAT] [BELUM SEPENUHNYA TEREVISI, HARAP MAKLUM] Bayangkan jika kalian tiba-tiba nyasar ke mansion vampir dan dijadiin tahanan (baca = bank darah) buat para vampir itu. Untungnya, semua vampir itu cogan semua, jadi nggak begitu masalah. Yang...