Kesialan Tiada Tara

1.4K 186 20
                                    


Halaman Tiga.

▪▪▪▪

Kesal.

Satu kata yang mendefenisikan perasaan perempuan bernama lengkap Krystal Ardani Prasaja. Ia berdecak sebal mendongkak, menatap tajam laki-laki yang baru saja membuat bokongnya bersentuhan keras dengan lantai koridor.

Sehun Rafardan Aldrich.

"Lo punya mata nggak sih?!" Pekik marah Krystal.

Sedang yang di marah malah menunduk memasang ekspresi pura-pura kaget. "Eh ada Krystal, sejak kapan suka ngemper, Tal?" Tanya Sehun polos. Kentara sekali laki-laki itu sedang mencoba mencari masalah dengan Krystal.

"Sialan, ada yah orang salah bukanya minta maaf malah ngejek. Dasar nggak tau etika." Krystal menyindir sarkastik, perempuan itu bangkit sembari menepuk kasar rok bagian belakangya.

"Siapa sih orangnya? Coba kasi tahu gue, biar gue ajarin etika yang baik dan benar ke dia." Balas Sehun meledek. Kepalanya menengok kanan kiri pura-pura mencari orang yang di maksud Krystal--yang sebenarnya adalah dirinya.

Krystal menghela nafas kasar, menggigiti bibir bagian bawahnnya, dengan kedua tangan yang ia taruh di pinggang dan menatap nyalang Sehun. Perempuan itu maju beberapa langkah mengikis jarak mereka sembari memasang senyum sinis. Ia kemudian mengayunkan kaki, melayangkan tendangan keras pada tulang kering Sehun, membuat laki-laki itu berteriak kesakitan.

"Pelajaran buat orang nggak punya etika."

Sehun mengerang kesakitan, badanya membungkuk dengan tangan mendekap erat sebelah kaki yang di tendang Krystal barusan. "Dasar mak lampir. Gue doain jenong lo makin lebar." Pekik Sehun pada Krystal yang sudah berdiri beberapa meter membelakanginya.

Pekikan Sehun membuat Krystal berhenti melangkah, perempuan itu berbalik masih dengan wajah sinisnya. "Saat jenong gue jadi makin lebar, saat itu juga lidah lo bakal gue bikin makin cadel." Tukasnya menantang.

▪▪▪▪

Siapa yang benci jam istirahat? jawabanya adalah Krystal. Bukan benci dalam artian apa, ia hanya benci karena pada saat bel istirahat berbunyi maka ia akan...

"Krystal!"

Ini dia alasanya. Krystal menoleh lesuh menemukan Jeno si wakil ketua berlari kearahnya. "Lo di panggil bu Yas." Kata Jeno.

Krystal yang memang sudah menduga perkataan Jeno pun hanya bisa mengangguk lemah. Ini alasan mengapa gadis itu tidak menyukai jam istirahat. Karena ia harus menghadap ke wali kelasnya lagi. Lagi? ya lagi, bukan hanya sekali dua kali. Melainkan berkali-kali ia terus di panggil bolak balik ruang guru karena ulah satu orang. Mark Marcelino.

Masalah yang sama dan juga orang yang sama. Kadang Krystal bingung pada bu Yasmin jelas-jelas Mark yang melanggar aturan, kenapa jadi dirinya yang kena semprot? memangnya dia yang menyuruh Mark untuk membolos?

Krystal mengetuk pintu sebentar, perempuan itu membungkuk hormat mengucapkan salam pada guru-guru yang ada di dalam situ kemudian berjalan menuju meja bu Yasmin selaku wali kelasnya. Ia melirik keadaan ruang guru sekilas, tatapanya berhenti pada punggung laki-laki yang sangat di kenalinya. Sepertinya laki-laki itu membuat masalah lagi, melihat wajah bu Dewi yang memerah seperti menahan kesal. Krystal memilih tidak memedulikan hal itu dan melangkah cepat menuju meja bu Yasmin.

"Mark nggak ikut kelas pak Bagas lagi?" Tanya bu Yasmin langsung.

Krystal menunduk tak berani menatap wajah bu Yasmin. "Iya bu." Jawabnya sopan.

You Are My X !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang