Halaman Dua Empat.
▪▪▪▪
Krystal pasti sudah gila karena berpikir bahwa Mark akan berubah setelah kejadian beberapa hari lalu saat ia menolong laki-laki itu. Ia mengira bantuanya kemarin akan sedikit melunakan sisi dingin Mark dan membuat laki-laki itu untuk setidaknya berhenti membolos dan membuatnya kerepotan lagi seperti sekarang ini.
Namun harapan memang tinggallah harapan. Sama dengan hari-hari biasanya, perempuan itu menjalankan tugasnya sebagai ketua kelas. Yaitu berkeliling mencari si tukang bolos Mark Marcelino.
Krystal mendesah malas, berapa tempat lagi di sekolah ini yang harus ia kunjungi untuk sekedar mencari Mark. Langkah perempuan itu berhenti ketika melihat dua orang yang ia kenal berdiri berhadapan di depan lorong, jalan menuju gudang. Krystal hendak mengambil langkah mundur, namun sebuah panggilan membuatnya terpaksa berhenti di tempat dan berbalik menatap si pemanggil.
"Nyari gue?" Mark, si pemanggil tadi berdiri tepat di hadapanya. Menatapnya dengan sebuah senyuman yang membuat perempuan itu mengernyit heran. Tumben sekali Mark tersenyum padanya.
Krystal mengangguk canggung sebagai balasan atas pertanyaan Mark tadi. Matanya sedikit melirik kebelakang Mark tempat dua orang tadi berdiri. Sehun dan Irene. Ada rasa malas ketika irisnya bertemu dengan mata Sehun.
"Kalo mau suruh masuk gue nggak mau." Mark membuka suara, saat menyadari kemana arah tatapan Krystal. Laki-laki itu berujar sekali lagi. "Mau ikut gue nggak?" Tanyanya berhasil mengalihkan tatapan Krystal dari dua orang di belakangnya.
Mark menahan tawa saat menyadari wajah cengo Krystal yang menatap padanya. "Mau nggak?" Ulangya sekali lagi. Ia sedikit memajukan wajahnya kearah telinga Krystal. "Gue jamin bisa bikin mood lo balik lagi."
Aksi Mark tadi mengundang tatapan tajam dari Sehun yang berdiri beberapa meter di belakangnya, tanganya mengepal melihat posisi dua orang itu yang terlalu dekat. Dan Irene yang menyadari itu, hanya bisa melirik sebal kearah Krystal yang sudah membuat Sehun mengabaikan perkataanya. Padahal ia sudah repot-repot membolos kelas Bu Yasmin demi bertemu Sehun.
Krystal menatap Mark sebentar, sebelum akhirnya mengangguk menyetujui ajakan laki-laki dingin itu. Entah setan apa yang merasukinya sehingga membuatnya menyetujui ajakan Mark yang secara tidak langsung membuatnya membolos serta mengabaikan perintah Bu Yasmin.
Mark tersenyum simpul, tanganya bergerak menarik sebelah tangan Krystal. "Ayok."
Belum sempat mereka berjalan, namun Sehun sudah menghalagi mereka. Laki-laki itu juga ikutan menggenggam tangan Krystal, menumpuknya diatas tangan Mark. "Lo mau ajak dia kemana?" Tanya Sehun dengan nada serta tatapan yang tajam pada Mark.
Jika itu orang lain, Krystal yakin nyali mereka akan langsung menciut jika di perlakukan seperti itu oleh Sehun. Mengingat Sehun cukup memiliki pengaruh di sekolah ini, terutama di kalangan anak IPS. Namun tidak dengan Mark, laki-laki itu malah tersenyum remeh seolah menantang Sehun.
"Kenapa juga gue harus laporan ke lo, kemana gue pergi." Mark berujar tidak kalah sinis.
Krystal dapat melihat rahang Sehun yang semakin mengeras, genggamanya pada tangan Krystal pun semakin menguat. "Gue nggak peduli kemana lo pergi. Yang gue tanya kemana lo bakalan bawa dia pergi." Ucap laki-lak itu sembari menatap Krystal sebentar.
"Mau gue bawah dia kemana, nggak ada urusanya sama lo. Jadi minggir." Mark yang mulai terpancing kini ikut menatap tajam Sehun.
Krystal sedikit meringis, merasakan genggaman keduanya yang semakin mengerat. Jika saja hanya Sehun yang menggenggamnya seperti ini, sudah ia pastikan akan menggeplak kepala laki-laki itu karena sudah membuatnya merasakan nyeri seperti ini. Namun kali ini berbeda, ada Mark yang juga ikut menggenggam tanganya, mana berani ia membentak laki-laki itu. Dalam hati Krystal berteriak memaki Sehun yang sudah memancing keributan ini.
"Sehun, kamu jadikan nemenin aku?" Suara manja Irene barusan membuat Krystal seketika merasa mual. Perempuan itu dengan tidak tahu malunya memegang lengan Sehun memaksa Sehun untuk ikut denganya.
"Tuh temenin cewek lo." Mark kembali berujar menatap remeh Sehun, berbeda dengan Mark, Krystal malah menatap serius pada Sehun yang tidak bergeming sedikit pun.
Ia sedikit berharap agar Sehun menolak ajakan Irene, namun yang ia rasakan malah genggaman Sehun pada tanganya yang semakin melonggar. Ada rasa kecewa yang terpancar dari wajah Krystal dan Mark menyadari itu. rahang laki-laki itu mengeras menatap Sehun.
"Lo jangan pernah gangguin dia lagi, jangan lupa kalo lo nggak ada hak ke dia. Lo bukan siapa-siapa." Ucap Mark penuh penekanan. Laki-laki itu menepuk dada Sehun, kemudian menarik Krystal pergi dari hadapan Sehun yang malah diam tak bergeming.
▪▪▪▪
"Perpustakaan?" Krystal memandang lurus kedepan, kemudian berganti menatap heran Mark yang kini mengangguk samar."Ini tempat persembuyian gue yang sebenernya. Ayo masuk." Ujar Mark sembari menarik tangan Krystal masuk kedalam perpustakaan. Laki-laki itu berjalan lurus kesudut, kemudian berbelok memasuki lorong perpustakaann dan berhenti di paling ujung lorong itu. "Tempat gue tidur."
Kedua orang itu mendudukan bokongnya di lantai, tempat yang Mark tunjuk tadi. Punggung kedua orang itu menyender di dinding perpustakaan, dengan pandangan lurus kedepan. Suasana hening, tidak ada yang membuka suara. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya perkataan Mark mengundang suara tawa dari Krystal.
"Bu Yasmin ibu tiri gue, itu alasan gue nggak mau masuk kelasnya dia." Akuh laki-laki itu, membuat tawa Krystal memecah.
"Haha anjir, kalo mau ngibulin gue nggak gini juga kali Mark. Lo kira gue bocah, yang kalo dibegoin percaya aja." Krystal memegang perut serta mulutnya menahan tawa meledaknya. Karena barusan ia ditegur oleh penjaga perpustakaan.
"Gue serius." Mark berucap tanpa menatap Krystal sama sekali.
Krystal mengangguk cepat, dengan wajah memerah akibat menahan tawa. " Iya, iya gue percaya."
"Gue serius padahal." Masih dengan nada datar Mark berujar, kali ini ia memandang kearah Krystal. "Lo masih sayang sama Sehun?"
Pertanyaan yang lebih seperti pernyataan dari Mark barusan, membuat Krystal bungkam seketika. Perempuan itu seolah bingung harus bereaksi seperti apa selain diam.
"Jangan sayang sama orang yang suka nyakitin lo." Mark kembali berujar, tatapanya kosong memandang lurus kedepan, berbeda dengan Krystal yang kini malah menatapnya. "Lo bakal terluka sendirian, karena perasaan lo. Gue pernah."
Krystal menatap Mark dalam, ada luka di mata laki-laki itu. Entah kenapa ia sedikit iba melihat Mark kali ini, laki-laki itu seperti sudah mengalami hal berat di hidupnya. Tangan Krystal bergerak mengelus pundak Mark lembut. Setidaknya itulah yang bisa ia lakukan sekarang, ia tidak mau terlalu mencampuri urusan pribadi Mark dan membuat laki-laki itu merasa risih padanya. Lagi pula Mark sudah memperingatinya untuk tidak ikut campur dengan urusan laki-laki itu.
Mark memejamkan matanya merasakan kehangatan dari elusan lembut Krystal. Ada rasa tenang menghampirinya, ia nyaman.
Mark menoleh menatap Krystal. "Cari orang lain yang nggak bakal nyakitin lo, yang tulus sayang sama lo." Ucap laki-laki itu sembari memandang Krystal dengan tatapan yang sulit diartikan.
To Be Continued.
Jangan lupa tinggalkan jejak💕
Salam Aurora🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My X !
Teen FictionNote : Beberapa Chapter di Private!! WARNING!! Jangan ditiru/menjiplak karya ini. Terimakasih! Jakarta, 2015 " Dasar cowok sampah! Gue mau kita putus!!" Pekik Krystal Tepat di muka lawan bicaranya. Sehun, laki-laki itu tertawa remeh mendengar perkat...