Halaman Enam.▪▪▪▪
Sesuai janji, Krystal ingin membuktikan perkataanya pada Seulgi mengenai Mark yang tadi membuat janji padanya. Perempuan itu menarik tangan Seulgi cepat, bergegas meninggalkan kelas untuk menyusul Mark yang sudah keluar dari tadi.
"Mark!" Teriak Krystal, berlari kearah Mark yang berbalik menatapnya dengan alis yang terangkat. "Hai." Sapa perempuan itu basa-basi membuat Seulgi yang berdiri disebelahnya mencibir karena yang tiba-tiba berubah lembut di depan Mark.
"Apa?"
keberanian yang susah payah Krystal kumpul kini menciut karena nada ketus dan dingin Mark, perempuan itu menunduk salah tingkah menyesali kebodohanya. "Itu—anuu."
"Gue udah pernah bilangkan kalo ngomong harus tatap lawan bicara?" Pertanyaan Mark membuat Krystal sedikit mengangkat kepalanya. Wajah perempuan itu berubah merah ketika mendapati Mark yang terang-terangan menatapnya.
Jangan tanya bagaimana reaksi Seulgi, perempuan itu malah menganga tak percaya karena seumur-umur ini adalah pertama kalinya ia melihat pria kutub--Mark-- berbicara dengan kalimat yang menurutnya panjang. Kau mungkin berpikir Seulgi sedang bersikap lebay, namun itulah yang sebenarnya. Mark bahkan hanya berhdehem ria ketika di ajak berbicara oleh siapa saja, perempuan terutama. Masih syukur ia berdehem setidaknya ia mengeluarkan suara, kadang laki-laki itu hanya menjawab dengan mata atau gerak badan saja jika ia sedang malas menanggapi. Seulgi menatap curiga kearah Mark, perempuan itu menjadi fokus pada interaksi dua orang di depanya itu.
"Sorry." Ucap Krystal pelan.
"Jadi apa?"
Krystal mati kutu karena nada datar Mark, apalagi kini laki-laki itu secara terang-terangan menatapnya membuat Krystal sedikit merasa risih. Jujur saja Krystal bukan tipe perempuan pemalu, tapi ketika berhadapan dengan Mark entah kenapa ia berubah menjadi mati kutu seperti sekarang ini.
"Itu—gue mau bilang makasih soal tadi gue nggak nyangka lo bakalan nepatin janji lo." Krystal berujar ragu.
Alis Mark berkerut samar. "Maksudnya?"
Sepersekian detik Krystal bungkam, ia mulai ragu dengan keputusanya menemui Mark. "Itu—soal janji lo yang bakalan masuk kelas hari ini, gue nggak nyangka lo bakal tepatin itu." Ucap Krystal mencoba memberanikan diri menepis semua pikiran buruknya. Perempuan itu menatap wajah Mark intens mencoba membaca raut wajah laki-laki itu. Namun yang di dapatinya malah ekspresi sehari-hari Mark. Datar.
"Gue nggak ngerti maksud lo." Mark berujar santai. "Dan lagi jangan sok akrab sama gue."
Krystal membungkam menatap punggung Mark yang mulai menjauh, dirinya memang sudah memperhitungkan kejadian ini. Ia sudah bisa menebak respon yang akan Mark berikan. Namun entah kenapa hatinya sedikit nyeri mendengar penuturan laki-laki itu, yang Krystal tahu, ia baru saja mempermalukan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My X !
Teen FictionNote : Beberapa Chapter di Private!! WARNING!! Jangan ditiru/menjiplak karya ini. Terimakasih! Jakarta, 2015 " Dasar cowok sampah! Gue mau kita putus!!" Pekik Krystal Tepat di muka lawan bicaranya. Sehun, laki-laki itu tertawa remeh mendengar perkat...