Selamat Datang Masalah

883 137 7
                                    


Halaman Sembilan.

▪▪▪▪▪

Sepatu converse putih berpijak di koridor Taruna. Dengan santai sepasang kaki itu melangkah lurus menelusuri lorong koridor yang terlihat sepi. Ya, sepertinya ia datang di saat yang tepat. Perempuan pemilik converse itu menghentikan langkahnya saat indranya menangkap objek berjalan di depanya. Dengan sedikit berlari kecil ia mendekati objek tersebut.

"Hey." Sapanya mencoba bersikap ramah. Kini ia berdiri sejajar dengan laki-laki yang ia sendiri tak tahu namanya.

Bukan balasan ramah yang di dapat melainkan tatapan dingin dari mata elang lelaki itu. Perempuan itu berdehem pelan, jujur saja ia sedikit gugup karena di tatap seperti itu. Namun sepertinya ia tidak punya pilihan lain lagi, ia butuh bertanya pada laki-laki di hadapanya itu.

"Ehmm, sorry gue siswi baru disini. Gue cuma mau nanya letak ruang kesiswaan." Jelasnya kikuk dengan senyum canggung yang menghiasi wajah cantiknya.

"Ikut gue."

Nada singkat dan dingin dari laki-laki di hadapanya membuat perempuan bertubuh kecil itu menjadi kikuk, bingung bagaimana merespon. Belum sepenuhnya kesadaranya kembali, laki-laki itu malah berbalik dan melangkah menjauhinya. Perempuan tadi menggeleng keras mengembalikan kesadaranya sebelum akhirnya berlari pelan mengikuti langkah si lelaki

Sepanjang jalan ia terus mencoba mencuri-curi padang pada laki-laki di sampingya. Ia yakin sekali laki-laki itu menyadari tatapanya. Ia sendiri aneh bagaimana bisa laki-laki itu bersikap tenang meski ditatap terus menerus olehnya.

"Tuh." Ucap si lelaki dingin menunjuk sebuah pintu bertuliskan ruang kesiswaan menggunakan dagunya. Hanya itu yang keluar dari mulutnya, sepanjang mereka bersama tadi. Setelah itu dengan santainya laki-laki itu berlalu pergi tanpa mau berbasa-basi lagi.

"Eh tunggu." Panggil perempuan tadi.

Si laki-laki berhenti, masih dengan ekspresi andalanya ia berbalik menatap perempuan tadi menunggu kata selanjutnya.

"Nama lo siapa?" Tanya perempuan tadi sembari meyorongkan tanganya mengajak berkenalan. Namun sayang maksud baiknya tidak mendapat respon baik dari si lelaki. Si lelaki dingin tadi hanya menatap sekilas uluran tanganya kemudian berlalu meninggalkanya.

 Si lelaki dingin tadi hanya menatap sekilas uluran tanganya kemudian berlalu meninggalkanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue Irene, anyway thanks ya Mark." Teriak perempuan tadi. Entah apa yang membuatnya nekat beraksi seperti itu. Ini pertama kalimya ia bertingkah berlebihan di depan seorang laki-laki, ah sepertinya tidak. Ini kedua kalinya, dulu ia juga mengenal baik seorang laki-laki yang berwatak sama dengan Mark. Mengingat itu membuatnya jadi merindukan laki-laki itu lagi.

Irene menatap langkah kaki Mark yang terhenti. Perempuan itu tersenyum simpul. "Gue lihat name tag lo tadi." Ucapnya seolah mengerti dengan alasan kenapa laki-laki itu berhenti.

"Sekali lagi makasih yah Mark." Teriaknya sekali lagi, meskipun tak membalikan badanya sama sekali namun Irene yakin Mark pasti mendengar omonganya. Perempuan itu tersenyum sekali lagi sebelum akhirnya masuk kedalam ruangan yang dicarinya tadi.

▪▪▪▪▪

Line Chat.

Sehun RA : tal

Sehun RA : Krystal.

Sehun RA : woyy jenong!

Sehun RA : read embek!

Read

Sehun RA : malah di read doang

Sehun RA : bls elah-_-

Krystal Prasaja : apasi babi

Krystal Prasaja : jgn sokab sama gw!

Sehun RA : bantuin gw.

Krystal Prasaja : Dih oga

Sehun RA : tolong elah.

Sehun RA : bls budi kmren gw udh nolongin lo.

Krystal Prasaja : kpn dungu ?

Krystal Prasaja : gk ada.

Sehun RA : yg mark jenong. lupa lo ?

Sehun RA : bantuin gw.

Sehun RA : bagi duit

Sehun RA : buat tanding.

Krystal Prasaja : dih najs.

Krystal Prasaja : sp lo mnta ke gw.

Krystal Prasaja : mantan doang blagu.

Sehun RA : bantuin elah.

Sehun RA : gw lagi d hukum bunda

Sehun RA : gw ganti. janji

Krystal Prasaja : ogah.

Sehun RA : ok thx syg

Sehun RA : istirahat gw otw klas lo

Krystal Prasaja : dih paan jing.

Krystal Prasaja : gk bakal gw kasih.

Sehun RA : see ya :*

Sehun RA : baik bgt si mntan gw.

Sehun RA : jadi balik syg.

Krystal Prasaja : serah lo bgst

Krystal Prasaja : njis.

Suara ketukan pada pintu kelasnya membuat Krystal cepat-cepat mengalihkan padanganya dari ponsel. Mata perempuan itu membulat sempurna ketika mendapati Bu Yasmin yang masuk dengan membawa seorang perempuan cantik bersamanya dan meminta pak Bagas untuk memperkenalkanya di depan kelas. Bukan, ia bukan terpesona dengan kecantikan perempuan berkulit bak porceline seperti yang di lakukan teman-teman sekelasnya kini. Ia hanya kaget, ya kaget akan kehadiranya yang tiba-tiba. Krystal bahkan tidak mengalihkan pandanganya sedetik pun dari perempuan yang sedang tersenyum di depan kelasnya itu.

"Tal, itu Irene." Bisikan Seulgi terdengar jelas di telinganya. Ia yakin Seulgi juga sama shocknya saat ini.

Sama sepertinya yang hanya diam ketika matanya bertemu pandang dengan mata bulat perempuan itu.

To Be Continued






Haii i'm back!!

Lama banget kan aku hilangnya. Bukan sengaja nggak mau update cuma sekarang kuliahku lagi hectic banget.

Last makasih banget buat kalian yang udah komen di note sebelumnya. Aku terharu banget nggak nyangka masih ada yang nungguin cerita ini.

Salam Aurora🌼

You Are My X !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang