Irene Salma Point Of View

986 139 82
                                    

Halaman Empat Dua.

▪▪▪▪

Sebuah senyum merekah terbit di wajah Irene melihat kedatangan Sehun di kelasnya. Lambaian tangan ia arahkan pada sosok Sehun yang berdiri diambang pintu, dengan sudut mata yang melirik sinis pada sosok Krystal. Irene tersenyum menang saat Sehun melangkah mendekat kearahnya, apalagi melihat Krystal yang tidak mengalihkan pandanganya pada Sehun.

"Gue mau ngomong sama lo."

Singkat. Dan Irene sadar ada nada menuntut dari cara bicara Sehun. Laki-laki itu tidak seperti biasanya.

Irene tetap mencoba untuk bersikap tenang. Biar bagaimanapun ia sudah menjadi pusat perhatian di kelas ini sejak kedatangan Sehun tadi. Well, tidak ada alasan bagi orang-orang untuk mengabaikanya saat orang yang menghampirinya adalah Sehun Rafardan Aldrich, seorang ace di tim basket Taruna. "Mau ngomongin apa? Ngomong aja." Balas Irene ramah, seperti biasanya.

Keramahan Irene tak serta merta mengubah ekspresi wajah Sehun. Laki-laki itu masih saja datar,seperti tadi. "Di luar aja." Ujar Sehun singkat, sebelum berjalan keluar, tanpa memperdulikan Irene yang terpaku dengan sikapnya barusan.

"Itu romeo juliet kenapa lagi dah?" tanya Seulgi, menyenggol bahu Krystal keras hingga berhenti melamun. Sedari tadi Krystal menatap Irene dengan penuh niat. Mulai dari duduk, hingga keluar mengikuti Sehun, tidak sedikit pun Krystal melepaskan pandanganya dari Irene. Penjelasan Sehun semalam, cukup menjadi alasan baginya untuk mencakar wajah mulus Irene saat ini juga jika saja Sehun tidak melarangnya untuk bertindak gegabah semalam.

Krystal mencebik sebal, menatap Seulgi garang. "Ini gara-gara mulut ember lo itu." Sinis Krystal mengingat kembali ucapan Sehun mengenai Seulgi yang menjadi sumber infromasi untuk laki-laki itu semalam. Sebenarnya, Krystal bersyukur akan hal itu, jika Seulgi tidak menceritakanya pada Sehun mungkin mereka masih akan terus berselisih paham sekarang ini.

Seulgi yang tidak mengerti maksud dari Krystal pun mengernyit heran. "Ember apa anjir,emang apa hubunganya gue sama mereka coba.Nggak jelas lu mak lampir." Ujar Seulgi berbalik sinis pada Krystal.

"Tck, sok polos lo ibab. Bukanya lo yang beberin ke Sehun soal masalah gue sama Irene dulu. Janjinya bisa pegang rahasia seumur hidup, eh baru juga jalan dua tahun udah lo bongkar aja." Krystal berujar panjang lebar pada Seulgi.

Seulgi terdiam sebentar, mencoba memproses setiap kata yang keluar dari mulut Krystal. "Gue mana pernah cerita ke Se—Bangke si item!" Seulgi memekik ketika sadar maksud dari omongan Krystal. Pikiranya langsung mengarah ke sosok laki-laki yang kurang lebih dua tahun ini menyandang status sebagai pacarnya. "Tal, ijinin gue sama pak samsyul. Gue mau ke uks dulu." Ujar Seulgi hendak pergi dari kelasnya.

"Heh, ngapain lo ke Uks?" teriak Krystal pada Seulgi.

"Mau obtain Kaisar, setelah gue hajar nanti." Tegas Seulgi sembari melongos pergi meninggalkan Krystal yang tertawa dengan tingkah absurd sahabatnya itu.

▪▪▪▪

"Hun, dengerin aku dulu. Ini semua salah paham." Irene berujar memohon. Tanganya memaksa meraih tangan Sehun yang berulang kali di tepis laki-laki itu. "Aku nggak pernah ngelakuin itu, hun. Please percaya sama aku." Ucapnya, saat ini keduanya berada di atap sekolah. Suasana yang sepi membuat Sehun memutuskan untuk membawa Irene kesini.

Sehun mendesah kasar. "Terus menurut lo Krystal bohong? Ren, gue bukan kenal Krystal sehari dua hari, gue kenal dia dari SMP. Dia mantan gue. Apa menurut lo gue segitu bodohnya sampai nggak tahu gimana sifat Krystal." Ucap Sehun, suaranya sedikit meninggi.

You Are My X !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang