Halaman Empat Tiga
▪▪▪▪
"Tal!"
Krystal menoleh, mengernyit memandang pada sosok Sehun yang berlari kecil di koridor menuju kearahnya dengan senyuman yang senantiasa menghiasi wajah datar laki-laki itu.Tidak seperti biasanya pikir Krystal. Perempuan itu masih diam saja, hingga saat Sehun yang awalnya membungkuk menghela nafas lelah, kembali mendongkak menatapnya.
"Hai." Sapa laki-laki itu canggung. "Lo mau ke perpus? Mau gue bantuin?" tawar Sehun sembari menunjuk kearah setumpuk buku yang di peluk Krystal.
Krystal tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa kali ini. Sungguh sikap Sehun aneh. Apa karena kejadian semalam, pikirnya. "Lo kenapa sih, aneh banget. Nggak kayak biasanya." Krystal berceletuk. Bukan tanpa alasan ia berkata seperti itu. Ada yang aneh dari Sehun, jika Sehun yang sekaran g ini menawarkan bantuan saat melihatnya. Maka Sehun yang Krystal kenal biasanya, hanya berlalu tanpa basa-basi menawarkan bantuan dan lebih parahnya lagi laki-laki itu hanya akan mengejeknya.
"Lo berubah gini bukan karena kejadian semalam kan?" tebak Krystal langsung. Sepertinya tebakan Krystal tepat sasaran, melihat Sehunyang langsung cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang Krystal yakin sebenarnya tak gatal itu. "Kayak biasa aja lah, hun. Canggung gue kalo lo baik gini." Lanjut Krystal lagi.
Sehun memandang, laki-laki itu terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk setuju. "Iya kan, kita emang nggak cocok sama genre mellow kaya gini." Ujar Sehun akhirnya. Ini salah satu dari sekian banyak alasan kenapa Sehun sangat menyukai Krystal. Perempuan yang berstatus mantanya ini bukan tipe perempuan ribet yang suka memperpanjang masalah. Baginya jika sudah beres ya sudah, tidak perlu di perpanjang lagi. Mungkin karena Krystal lebih menyukai action daripada romance kali ya. Makanya sifatnya begini. Pikir Sehun.
Krystal sendiri hanya bernafas lega, melihat laki-laki itu kembali seperti apa yang seharusnya. "Yaudah kalo gitu lo bawa aja sendiri, gue mau ngantin dulu." Lanjut Sehun yang langsung membuat Krystal mencebik sebal.
"Si sialan. Ya nggak gitu juga kali. Ini bawa buruan, lo yang nawarin tadi." Tukas Krystal sembari menyerahkan tumpukan buku yang ada di pelukanya tadi pada Sehun. "Nanti sampai di pak Udis lo sebut aja nama gue. Dia langsung tau kok." Ujar Krystal menjelaskan. Ah, pak udin itu penjaga perpustakaan Taruna. Kalau kalian penasaran.
Sehun mengernyit bingung dengan perkataan Krystal. "Ini maksud lo apa?" tanya laki-laki yang masih tak megerti itu.
"Maksud gue, lo setor buku ini ke perpus, tata yang rapi di tempatnya, dan wakilin gue buat tandatangan di daftar setor. Karena gue mau ngantin dulu." Jelas Krystal pada Sehun. Sehun sendiri yang masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya pun hanya diam menganga.
"Makasih lo, hun. Sering-sering ya baik gini. Bye." Ujar Krystal akhirnya. Perempuan itu melenggang cuek mengabaikan teriakan umpatan Sehun yang ditujukan kepadanya.
"Jenong woy! Sial di baikin malah ngelunjak."
▪▪▪▪
"Lo laper nggak? Nggak mau ke kantin gitu, atau beli makanan kek, atau ke kelas gitu."
Mark mendesah kasar , mencoba menahan diri untuk tidak merespon celotehan Irene yang tidak pernah berhenti sedari tadi. Dengan alibi malu dengan wajah sembabnya yang berantakan, perempuan itu enggan untuk pergi dari rooftop dan berubah menjadi pengganggu di waktu istirahat Mark.
"Mark lo denger gue nggak sih?"
"Brisik tau nggak. Diem atau pergi dari sini?" Merasa tidak tahan, Mark akhirnya bangkit dari posisi tiduranya menghadap Irene dengan wajah kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My X !
Teen FictionNote : Beberapa Chapter di Private!! WARNING!! Jangan ditiru/menjiplak karya ini. Terimakasih! Jakarta, 2015 " Dasar cowok sampah! Gue mau kita putus!!" Pekik Krystal Tepat di muka lawan bicaranya. Sehun, laki-laki itu tertawa remeh mendengar perkat...