Halaman Sepuluh.▪▪▪▪
Getaran ponsel membuat Krystal kembali sadar dari keterpakuanya pada objek cantik yang berdiri di depan kelasnya dengan senyuman ramah yang bertengger di wajahnya. Satu pesan dari Sehun sukses membuat jantungnya berdetak tidak beraturan.
Sehun RA : istirahat gw otw kelas lo.
Krystal Prasaja : gk ush
Krystal Prasaja : biar gw yg ke kelas lo.
Entah apa yang membuat Krystal begitu khawatir dengan balasan pesan dari Sehun. Ah, mungkin itu, ya mungkin karena ada perempuan itu di kelasnya. Irene Areta Salma, perempuan cantik nan licik yang dulu menjadi alasan putusnya dengan Sehun. Perempuan yang dulu sempat ia sebut sebagai sahabat namun tidak dengan sekarang dan kini perempuan itu sedang berdiri di depan kelasnya dengan senyum yang selalu saja ia pamerkan. Hah, bahkan kebiasaan pamer senyuman itu masih saja dilakukanya sampai sekarang.
"Hai gue Irene," sapa perempuan itu ramah dan di respon dengan dengusan kompak oleh Krystal dan Seulgi. "Gue pindahan dari Jepang, dulu awal sma gue sempat sekolah di Jakarta sih cuma akhirnya gue ikut bokap ke Jepang, gue harap kita semua bisa berteman dengan baik, makasih."
"Dih apasi anjing sok asik banget dah." Cibir Seulgi.
Krystal sedikit terkekeh mendengar respon sinis sahabatnya itu. Seulgi memang begitu, jika ia tidak menyukai orang maka apapun yang orang itu lakukan akan selalu salah dimatanya.
Perkenalan singkat Irene mendapat respon baik dari teman-temanya, yang laki-laki terutama. Perempuan itu kemudian tersenyum ramah ketika mendapati banyak orang yang berlomba untuk duduk denganya.
"Kamu silahkan duduk di belakang situ, karena hanya kursi itu saja yang tersisa." Tunjuk pak Bagas ke bangku kosong yang berada di belakang, itu tempat duduk Mark.
Semua siswa menganga tak percaya, bagaimana bisa pak Bagas membiarkan perempuan seperti Irene untuk duduk bersama si kutub Mark, bagi kaum laki-laki Mark mungkin merupakan pria paling beruntung karena bisa berdekatan dengan perempuan secantik Irene. Namun sebaliknya, bagi kaum perempuan Irene lah yang beruntung disini, tentu saja beruntung. Perempuan itu bahkan bisa duduk dengan Mark yang notabenenya sangat sulit di dekati siapa pun.
"Lihat deh tingkahnya, sok berasa jadi putri keraton amat dah najis. Gue nggak sabar ngelihat respon Mark nanti." Cibir seulgi lagi.
Krystal terkekeh. "Apa sih lo kutu, sinis amat dah." Ucapnya memukul pelan bahu Seulgi. Matanya kembali menatap Irene yang melangkah dengan anggun kearah bangku yang di tunjuk pak Bagas, bangku si dingin Mark.
Krystal tersentak ketika Irene balas menatapnya sinis. Merasa tertantang perempuan itu membalas tatapan Irene dengan senyuman plus tatapan yang tak kalah sinis.
▪▪▪▪
Bel istirahat berbunyi seiring dengan Krystal yang bergegas melangkah keluar kelas. Perempuan itu terlalu muak dengan aksi teman-teman sekelasnya yang heboh mengekrumuni bangku Irene. Tadinya Krystal sempat di cegat Jeno laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua di kelas. Jeno meminta Krystal untuk memberikan tugas Krystal menemani Irene berkeliling sekolah kepadanya yang tentu saja dengan senang hati langsung disetujui oleh Krystal. Ia terlalu malas untuk sekedar berbasa-basi dengan perempuan yang ia sebut licik itu. Toh ia juga punya urusan lain yaitu menemui si brengsek Sehun, jika saja bukan karena ada Irene di kelasnya jangan harap ia mau mendatangi laki-laki itu.
Dengan di temani Seulgi, Krystal akhirnya pergi ke lorong kelas sosial dimana tempat kelas Sehun berada mengingat Sehun mengambil jurusan sosial. Perempuan itu berhenti di ambang pintu XII ips 5 menyapu pandanganya keseluruh kelas mencari keberadaan Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My X !
Teen FictionNote : Beberapa Chapter di Private!! WARNING!! Jangan ditiru/menjiplak karya ini. Terimakasih! Jakarta, 2015 " Dasar cowok sampah! Gue mau kita putus!!" Pekik Krystal Tepat di muka lawan bicaranya. Sehun, laki-laki itu tertawa remeh mendengar perkat...