Halaman Dua Puluh.
▪▪▪▪
"Assalamualaikum, bunda cantik where are you?!"
Teriakan lantang Sehun memenuhi ruangan. Laki-laki itu berjalan masuk dengan tangan yang menenteng sepatu yang memang selalu ia lepas sebelum menginjakan kaki kedalam rumah. Jaga kebersihan lah, takut di omelin bunda katanya.
Karena tidak ada sahutan balasan, membuat Sehun berteriak sekali lagi. "Bun—"
"Brisik!" Sehun menatap Jihan, bundanya. Yang datang dari arah dapur. "Kamu tuh bisa nggak sih kalau pulang nggak usah teriak-teriak. Sakit kuping bunda dengernya."
"Astagfirullah bunda, anak ngasih salam nggak di bolehin. Dosa loh, istighfar nda istighfar."
Jihan menatap Sehun jengah. "Siapa yang ngga ngebolehin kamu ngasih salam sih?"
"Bunda barusan." Sehun menjawab cepat.
Jihan menghela nafas. "Bukanya nggak boleh ngasih salam, boleh, wajib malahan. Tapi nggak pake teriak juga kan bisa."
"Biarin aja bun. Lagi bahagia dia, tadi habis pedekatean sama kak Krystal." Sehun menatap garang Lami yang tiba-tiba datang dan menimbrung obrolan keduanya.
"Krystal ? Kamu udah balikan lagi sama Krystal ?" Jihan berseru heboh, mendekati putranya. Membuat Sehun mendesah malas.
Tidak seperti ibu Krystal yang belum mengenal Sehun, Jihan, bunda Sehun sudah mengenal Krystal. Dulu saat masih pacaran Sehun sering mengajak Krystal kerumahnya karena permintaan Jihan. Bundanya itu sangat sayang pada Krystal, sampai-sampai saat Sehun bilang ia sudah putus dengan Krystal, bunda malah memarahinya habis-habisan. Padahal bukan dia yang memutuskan hubungan mereka, Krystal lah yang tiba-tiba saja marah-marah dan meminta putus darinya.
"Apaan sih bocah, bacot amat. Sotoy pula." Sehun menatap malas Lami.
"Udah ngaku aja lo, kata bang Baekhyun lo tadi ngejar kak Krystal, kemaren juga lo galauin dia hahah. Masih gamon kan lo, kan kan ?" Balas Lami dengan nada mengejek.
Baekhyun anjing. Maki Sehun dalam hati, kenapa dirinya sebodoh itu kemarin. Kenapa juga ia bisa mempercayai mulut Baekhyun. Padahal sudah berulang kali laki-laki pendek itu membocorkan semua ceritanya.
"Abang, masih suka Krystal? Kalau gitu ajak balikan aja lagi." Jihan berucap penuh harap pada putranya.
Sehun mencebik. "Apaan sih, udah ah aku mau istirahat dulu capek seharian sekolah." Celetuk Sehun sambil berjalan pergi meninggalkan keduanya.
▪▪▪▪
Tepat pukul delapan malam, Sehun baru saja memarkirkan motor ninjanya di sebuah pekarangan rumah. Laki-laki itu turun kemudian berjalan mendekat ke depan pintu rumah. Tanganya bergerak menekan bel rumah itu sambil sesekali melirik kearah rumah ber cat abu-abu yang berada tepat di sebelah rumah tempatnya berdiri saat ini. Matanya melirik kearah sebuah balkon kecil yang ada dirumah itu seolah mencari sesuatu.
"Siap—"
Sebuah suara mengalihkan perhatian Sehun dari rumah tadi. Matabya melotot sempurna melihat objek yang membuka pintu untuknya. Krystal Prasaja. "Kok lo yang bukain pintu?" Tanyanya celingak celinguk kedalam rumah. "Chanyeol mana?" Ucapnya menanyakan si pemilik rumah.
Sama seperti Sehun, Krystal juga tidak kalah kaget melihat laki-laki itu saat ini. "Lo ngapain?" bukanya menjawab, perempuan itu malah balik bertanya.
"Main lah, sama anak-anak, yang lain belum pada datang?" yang lain, yang dimaksud Sehun disini tidak lain adalah Kai dan Baekhyun dan ia yakin Krystal mengerti maksudnya melihat bagaimana perempuan itu menggeleng sebagai balasan dari pertanyaanya.
"Masuk dulu yuk. Chanyeol lagi keluar sebentar." Krystal berujar canggung. Perempuan itu mempersilahkan Sehun untuk masuk kedalam.
"Lo ngapain disini?" Sehun berujar, setelah mendudukan bokongnya di sofa. Ia tidak kalah canggungnya dengan Krystal saat ini. Entah apa yang membuat mereka menjadi seperti ini. Padahal selama ini, setiap sekolah mereka selalu santai jika bertemu, bahkan selalu bertengkar. Namun saat ini ada perasaan aneh dan canggung antara keduanya.
"Disuruh mama nganterin makan buat si kutu. Lo nginep?" Krystal bertanya, perempuan itu mengambil duduk di sofa depan Sehun.
Sehun mengangguk. "Kasihan si jablay sendirian." Sahut Sehun, alasan mereka ke rumah Chanyeol saat ini karena Chanyeol sendirian di rumah, maminya pergi ke Jogja, kerumah kakek Chanyeol jadi mereka bisa bebas melakukan apapun seharian di rumah itu. Di tambah besok hari minggu, saat yang tepat untuk bergadang semalaman dengan PS.
Krystal mengangguk mengerti. Setelah itu tidak ada lagi yang membuka suara. Keduanya sama-sama bingung ingin berbicara apa. Rasa canggung dan gugup memenuhi ruangan. Sehun diam sambil sesekali memandang Krystal yang terus menunduk mengotak ngatik hapenya. Dalam hati, diam-dim keduanya berharap siapa pun untuk segera datang.
"Lo udah makan?" Sehun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Random memang, bahkan Sehun sendiri malu dengan pertanyaan yang dilontarkanya. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak suka berada di situsi canggung seperti ini.
Krystal mendongkak. "Udah. Lo?"
Sehun mengangguk sebagai jawaban. Hening beberapa detik sampai Sehun membuka suaranya lagi. "Tal?" Krystal memandang Sehun, membuat laki-laki itu sedikit ragu melontarkan pertanyaanya. "Gue boleh tau nggak alasan lo mutusin gue?"
Sehun dapat melihat jelas respon kaget Krystal setelah mendengar pertanyaanya. Perempuan itu terdiam sebentar, menimang-nimang keputusanya. Senyum lega Sehun mengembang setelah mendapat anggukan dari Krystal. Hampir setahun mereka putus, dan selama itu pula Sehun tidak tahu alasan Krystal memutuskanya begitu saja, yang ia tahu hanya Krystal yang memaki-maki tak jelas sehingga membuatnya terpancing dan setuju akan keputusan perempuan itu untuk putus.
"Waktu itu gue—-" Sehun bergeser sedikit kedepan menatap pasti wajah Krystal. "Gue sebenernya---"
"Hall—oo, eh lo berdua ngapain disini ? Pedekatean lagi ya?"
Sehun menggeram kesal pada Baekhyun yang datang di saat yang tak tepat seperti ini. Bahkan dengan tidak tahu malunya malah menggoda mereka berdua membuat Krystal sebal dan malah sibuk mengomelinya mengacangi Sehun yang ada disitu. Sekarang ia menyesal karena tadi mengharapkan seseorang untuk datang dan mencairkan suasana canggung mereka.
Sehun mendengus sebal melihat pemandangan di depanya. Krystal dan Baekhyun yang terus berdebat tidak ada habisnya. Hingga membuat perempuan itu mengabaikan pertanyaanya tadi.
Oke, ingatkan dia untuk membunuh Baekhyun setelah ini.
To Be Continued.
Happy Exo day yeorobun!!🌸💙💕 Selamat ulang tahun yang ke 6 buat para Peterpan kesayangan Eris. Nggak kerasa ya udah enam tahun kita bareng. 6 tahun penuh canda, tawa, air mata, kehilangan, rasa di curangi. 6 tahun mereka ngelewatin semua cacian, embel-embel karena berasal dari agensi besarlah, apalah. 6 tahun sama-sama, itu bukan waktu yang sebentar, tetap setia sama EXO yanh eris!! Ayo sama-sama terus sampai 100 tahun kedepanya bila perlu. Tetap berjuang, percaya, dan kuat buat EXO. We Are One!! Lets Love!!
Sekali lagi buat Eris!! Happy 6 years with Exo🌸💙💕!!! And also Happy Birthday our dearest Kim Jonghyun!!☘💕
Salam Aurora🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My X !
Fiksi RemajaNote : Beberapa Chapter di Private!! WARNING!! Jangan ditiru/menjiplak karya ini. Terimakasih! Jakarta, 2015 " Dasar cowok sampah! Gue mau kita putus!!" Pekik Krystal Tepat di muka lawan bicaranya. Sehun, laki-laki itu tertawa remeh mendengar perkat...