Halaman Tiga Empat.▪▪▪▪
Duduk termenung sendirian di pinggir lapangan outdoor, di bawah terik matahari bukanlah ide yang bagus. Meskipun demikian, Krystal masih tetap enggan untuk beranjak dari tempat itu. Ia butuh waktu sendiri untuk merenung. Kejadian dengan Mark tadi membuatnyaa shock sekaligus bingung. Perkataan Mark, apa itu bisa disebut sebagai sebuah pernyataan suka atau hanya ungkapan senang dari laki-laki itu saja, entahlah. Krystal sempat berpikir opsi pertama adalah jawabanya, namun ia tidak mau terlalu geer , oleh karena itu ia menyimpulkan opsi kedualah jawabanya. Lagipula mana mungkin Mark menyukainya, pikir perempuan itu.
Krystal menghela nafas lelah, sungguh memikirkan hal seperti ini membuatnya pusing setengah mati. Entah kenapa ia merasa sesuatu yang rumit akan terjadi di hidupnya.
"Lo ngapain disini?"
Krystal menoleh, menatap Chanyeol yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Senyumnya mengembang ketika Chanyeol menyodorkan sebotol minuman ."Ngelamun aja." Jawabnya asal, sembari meneguk air pemberian Chanyeol tadi.
"Mikirin sehun lagi? lo mau sampai kapan mikirin dia terus, tal. Jangan ngebebanin pikiran lo untuk orang yang belum tentu mikirin lo juga, sia-sia tau nggak." Nasehat Chanyeol. Bukan tanpa sebab ia berkata seperti itu. Beberapa hari belakangan Chanyeol sering mendapati Krystal selalu termenung dan tidak fokus. Entah apa yang dipikirkan Krystal, namun sikap perempuan itu cukup membuatnya khawatir.
Krystal mengerutkan kening, "Siapa yang mikirin Sehun sih, dasar sotoy." Protesnya tak terima dengan tuduhan yang dilayangkan Chanyeol.
"Kalo bukan sehun, terus lo ngelamunin apalagi sekarang?" tanya Chanyeol memandang Krystal tidak percaya.
Sejenak keduanya saling tatap , sebelum akhirnya Krystal menggeleng. "Adalah, pokoknya kali ini lo nggak boleh tahu dulu." Tegas perempuan itu.
"Halah, sok main rahasiaan sama gue, dari muka lo aja udah ketebak." Cibir Chanyeol.
Krystal manyun mendengarnya, selalu saja Chanyeol bersikap sok tahu dengan masalahnya, menyebalkan memang. Padahal belum tentu tebakan laki-laki itu benar. "Halah sotoy, coba tebak." Tantang Krystal.
"Mark, kan?" tembak Chanyeol langsung. Diam-diam ia menelusuri ekspresi wajah Krystal yang perlahan mulai berubah. Laki-laki itu tersenyum dalam diam, mudah sekali baginya menebak isi kepala Krystal.
Bukan, bukan karena ia bisa membaca isi pikiran Krystal atau apapun, ya memang Chanyeol cukup mengenal baik Krystal tapi membaca isi pikiran seseorang bukankah itu sesuatu yang mustahil? Toh dirinya juga bukan seorang dukun. Sebenarnya Chanyeol hanya asal menebak saja, mengingat terakhir Krystal dibawah pergi oleh Mark tadi, ia hanya sekedar menyebutkan nama. Namun, melihat respon Krystal membuatnya yakin bahwa kali ini Mark lah yang sedang dipikirkan sahabat kecilnya itu, walaupun ia tidak tahu apa alasanya.
Krystal berdehem pelan, bodoh memang jika berpikir bahwa Chanyeol tidak bisa menebak isi kepalanya. Chanyeol terlalu mengenalnya, mudah saja bagi laki-laki itu membaca dirinya, pikir Krystal.
"Jadi, ada kejadian apa antara lo sama mark?" Celetuk Chanyeol lagi, melihat Krystal yang diam saja membuatnya semakin tidak tahan mengorek cerita dari perempuan itu.
Senyum canggung terbit di wajah mungil Krystal. Ia menoleh membalas tatapan Chanyeol, "Kepo." Tukas perempuan itu sembari beranjak dari duduknya, mengacak rambut Chanyeol pelan kemudian melenggang pergi dari tempat itu.
"Klee, lo hutang cerita sama gue." Teriak Chanyeol, memandang punggung Krystal yang semakin menjauh.
▪▪▪▪
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My X !
Teen FictionNote : Beberapa Chapter di Private!! WARNING!! Jangan ditiru/menjiplak karya ini. Terimakasih! Jakarta, 2015 " Dasar cowok sampah! Gue mau kita putus!!" Pekik Krystal Tepat di muka lawan bicaranya. Sehun, laki-laki itu tertawa remeh mendengar perkat...