Mereka

766 127 78
                                    


Halaman Delapan Belas.

▪▪▪▪

"Lo sampe sekarang masih aja ya suka caper ke Sehun."

Suara itu menghentikan gerakan tangan Krystal saat akan membuka loker, lalu menatap malas Irene yang bersandar dengan tangan bersedekap di loker sebelahnya. Krystal menyengir remeh. "Bukanya lo yang doyan caper?" Ucapnya santai, sembari kembali membuka loker mengeluarkan beberapa barangnya.

Irene melotot, perempuan itu menatap kesal Krystal. "Maksud lo apa?!" Bentaknnya.

"Ada juga gue yang nanya gitu." Bantingan keras pada loker membuat Irene berjenggit kaget. Krystal menatap tajam perempuan itu. "Maksud lo apa ngomong gitu?" Ucapnya dengan pelan namun tajam, membuat siapapun yang mendegarnya pasti menciut. Seperti Irene saat ini.

Irene mengatur kembali eksperesinya menjadi tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene mengatur kembali eksperesinya menjadi tenang. "Jauhin sehun." Ucap perempuan berkulit putih pucat itu. Ia maju selangkah mendekatkan wajahnya dengan Krystal. "Lo harusnya sadar. Sehun nggak suka sama lo, dia cuma kasihan sama lo yang terus-terusan ngejar dia." Bisiknya pelan berhasil membuat Krystal menegang.

Krystal mengepalkan tangan menahan emosi yang sebentar lagi akan meledak, jika saja Mark tidak datang dan membuatnya terpaksa membatalkan niat mencakar wajah menyebalkan milik Irene.

"Gue mau ngomong sama lo." Ucap Mark.

"Hey, Mark. Lo kok jarang masuk sih. Gue duduk sendirian mulu tau. " Irene berucap sok akrab, membuat Krystal seketika merasa mual dengan itu. Sedangkan Mark, ia hanya menatap Irene sekilas dan menghiraukan ucapan perempuan itu. Hal itu sukses membuat Krystal meledakan tawanya.

"Duh, Mark kalo ditanya jawablah. Masa temen sebangkunya di kacangin gitu, kebiasaan deh."

Mark menatap malas Krystal yang tiba-tiba saja bertingkah sok akrab denganya. Perempuan itu bahkan menepuk bahunya cukup keras tepat di luka memarnya membuatnya kesal setengah mati. Melihat aksi Krystal membuat Irene pun tak kalah kesalnya dengan Mark, perempuan itu melenggang pergi meninggalkan keduanya begitu saja. Dan Krystal tersenyum penuh kemenangan.

"Lo lihat nggak mukanya si penyihir tadi, hahah anjir, konyol banget. Emang enak di kacangin hahah." Krystal berseru heboh, perempuan itu tertawa puas dengan sebelah tangan terus mengguncang lengan Mark penuh semangat. Sedangkan Mark, jangan ditanya. Laki-laki itu malah diam saja, memerhatikan dengan khusyuk aksi perempuan dihadapanya.

Merasa tidak adanya respon dari lawan bicaranya, membuat Krystal mendongkak menatap laki-laki itu. Netranya bertemu dengan wajah datar nan dingin milik Mark yang kini menatapnya, kemudian berganti kearah tanganya yang melingkar di lengan laki-laki itu.

"Upss sorry, refleks" Ucapnya.

"Nih."

Krystal memandang kantong plastik berwarna hitam yang Mark sodorkan padanya. "Apa itu?"

You Are My X !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang