Perempuan dan Gengsinya

1.1K 185 9
                                    


Halaman lima.

▪▪▪▪

Krystal mendengus kesal, karena perintah dari Bu Yasmin. Wali kelasnya itu menyuruh dirinya untuk memaksa Mark masuk mengikuti kelas kimia. Dengan di temani Seulgi sahabat sekaligus teman sebangkunya, Krystal mengelingi beberapa tempat yang mungkin saja akan menjadi tempat nongkrong Mark.

"Gimana nih?" Krystal menatap lurus kedepan, kearah segorombolan laki-laki yang berkumpul di samping gudang tak terpakai. Pandanganya jatuh pada laki-laki berkulit pucat yang sedang menghisap rokoknya cuek.

"Yaudah sana samperin." Seulgi mendorong pelan bahu Krystal kedepan membuat gadis itu mendelik kearahnya.

"Tck! Lo gila ya. Lo mau gue jadi objek fantasi mereka?" Sebal Krystal pada Seulgi. Mana mungkin ia menyampari Mark di saat segerombol laki­-laki nakal di sekolahnya duduk berkumpul bersama Mark disitu.

"Yaudah minta tolong sama Sehun aja noh." Ucap Seulgi menunjuk Sehun yang juga ada bersama kelompok laki-laki tadi, bedanya Sehun membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari Kai, Baekhyun, dan beberapa laki-laki yang Krystal yakini sebagai teman sekelas Sehun.

Krystal mencebik, perempuan itu celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang. "Yah, nggak ada si caplang." Ucapnya lesuh, ketika tidak menemukan sosok Chanyeol--orang yang di carinya di gerombolan itu.

"Mintain tolong sama Sehun aja udah keburu bu Yasmin ngamuk, dia ngasih waktu 10 menit doang." Paksa Seulgi menepuk punggung Krystal keras membuat perempuan itu meringis.

"Nggak! mau taruh dimana muka gue kalau sampai minta bantuan tu curut." Krystal menggeleng kepalanya keras. Pandanganya beralih pada punggung bidang Sehun. Meminta bantuan Sehun adalah pilihan terakhir dihidupnya.

"Ya terus?"

"Ah gue tau,minta bantuan Baek aja." Krystal tersenyum senang dengan idenya. Dengan cepat ia merogoh ponsel berniat menghubungi Baekhyun. Tak sampai 3 detik ekspresinya berubah datar kembali.

"Kenapa? Buruan telfon!" Sentak Seulgi tak sabaran.

Krystal menoleh memasang cengiran. "Nggak punya kontaknya baek."

Seulgi berdecak kesal. "Telpon Sehun sekarang!" Ucap Seulgi final.

"Lo aja deh gi. ya, ya?" Krystal merengek.

Sekali lagi Seulgi berdecak menahan kesal. "Lo telepon dia, atau gue tinggal masuk sekarang!"

Krystal mempoutkan bibirnya. "Egi?" Panggilnya lagi dengan nada merengek.

"Sekarang!!"

Krystal mencebik, ia tidak punya pilihan lain selain menelepon laki-laki yang berada beberapa meter di hadapanya itu. Dengan ogah-ogahan Krystal men-dial nomer Sehun. Krystal dapat melihat dengan jelas ekspresi malas Sehun menatap ponselnya yang Krystal yakini saat ini tertera namanya di ponsel lelaki itu. Hal itu sukses mebuatnya sebal bukan main pada Sehun. --Belagu banget sih angkat telepon aja nggak niatan gitu. Untung aja gue lagi butuh. Sialan. Sekilas begitulah makian sebal Krystal untuk dalam hati.

"Ngapain lo masih nyimpen nomer gue?!" Semprot Sehun di seberang, saat sudah tersambung.

"Lo juga masih nyimpen nomer gue, buktinya lo langsung tau kalo gue yang lagi nelepon." Cecar Krystal sengit-- tak mau kalah-- membuat Seulgi menyikut lenganya kasar memperingati agar bersikap sedikit lembut pada Sehun mengingat sekarang mereka sedang membutuhkan bantuan laki-laki itu.

Terdengar decakan kesal Sehun di seberang. "Yaudah kenapa?"

"Noleh belakang buruan."

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue noleh?"

You Are My X !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang