Jinyoung terpesona, pertama kali ia menapaki kakinya di rumah Jaebum, bukan--bagi Jinyoung ini istana. Rumah ini terlalu besar dan berbentuk seperti castil, perjalanan masuk dari pintu gerbang ke pintu utama jaraknya sekitar puluhan kilometer dan di sepanjang sisi jalan di penuhi pepohonan yang rindang. Belum lagi banyaknya lelaki berjas hitam dengan tubuh berotot berjaga hampir di setiap sisi rumah.
Sepertinya Jaebum orang yang sangat kaya, atau mungkin dia seorang anak Presiden? Jinyoung terus menebak-nebak pekerjaan Jaebum. Siapa sebenarnya Jaebum? seberapa kaya dirinya? ia sanggup menyediakan uang sebanyak itu dalam bentuk cash hanya dalam waktu sepuluh menit.
Tidak ada pembicaraan berarti sepanjang perjalanan, Jaebum lebih memilih diam dengan menutup kedua matanya. Justru salah satu teman Jaebum yang sedang menyetir yang memperkenalkan dirinya bernama Wang Jackson, ia lebih banyak berbicara.
"Pilih kamar mana saja yang kau suka di lantai dua. Daniel akan menunjukanya padamu." kata Jaebum datar. Jinyoung mengangguk kecil dan mengikuti langkah lelaki muda bernama Daniel itu. Sedangkan Jaebum sudah menghilang bersama kedua temanya itu.
"Semua pintu ini adalah kamar, anda boleh memilih yang mana saja. dan jangan pernah sembarangan masuk ke kamar di ujung lorong itu, itu kamar Mr Jaebum. Dia tidak suka orang lain masuk sembarangan ke kamarnya, mengerti?"
"Baik, aku kamar yang mana saja boleh." jawab Jinyoung sekenannya, dalam hati ia sedikit mendumel, siapa juga yang mau masuk ke kamar Jaebum. Akan lebih baik lagi kalau Jaebum menjauh darinya dan menganggapnya tidak ada dan lupa akan perlelangan tadi.
"Kalau begitu kamar ini saja." Daniel membuka kamar yang tepat berada di depan mereka dekat dengan ujung lorong. Kesan pertama Jinyoung ketika memasuki kamar itu adalah mewah. Hanya saja suasananya sedikit membosankan karena warna dinding dan segala isinya hanya hitam putih atau grey.
"kau bisa mengubah kamar ini sesuai dengan seleramu, tinggal katakan dan aku akan mengaturnya."
"Benarkah?" Jinyoung tertarik dengan tawaran Daniel, ia memang tidak menyukai warna dinding dan segala bentuk juga aksesoris di dalamnya.
"Ya, kau bisa melakukan apapun yang kau suka, itu pesan yang aku dapat dari Mr Jaebum."
Jinyoung tampak berpikir dengan menggigit bibir bawahnya, ia tidak mengerti posisinya di rumah ini. Apa Jinyoung seorang budak? simpanan atau apa?
"Sebaiknya kau istirahat dan temui Mr Jaebum pukul 7.00pm di meja makan." Jinyoung mengangguk lalu Daniel pergi meninggalkan Jinyoung sendiri.
Kamar ini lebih luas dari ruang tamu rumah pamanya, terlihat sangat nyaman tapi suasanya membosankan. Jinyoung lebih suka warna ceria dengan sentuhan sedikit walpaper di dinding dan beberapa lukisan, kalau di tambah sebuah rak buku maka kamar ini akan sangat sempurna.
Jinyoung membaringkan tubuhnya ke tempat tidur, ia menghembuskan nafas lelah. Mulai hari ini kehidupanya pasti akan berubah seratus persen. Jinyoung tidak berani membayangkan kehidunya setelah hari ini. Jaebum tampak seperti seseorang dengan kepribadian yang dingin dan tertutup.
"Kau suka kamar ini?" Jinyoung terlonjak oleh sebuah suara berat bernada datar yang menyapanya. Jinyoung segera mendudukan tubuhnya tegak dan menatap orang yang kini berdiri di depan pintu kamar, yang tidak lain adalah Jaebum.
Tatapan Jaebum tajam seperti elang, raut wajahnya datar tanpa ekspresi, auranya sedikit menyeramkan. Hanya bertatap mata saja, Jinyoung merinding taku.
"A-aku suka Sir." Jawab Jinyoung gugup.
"Daniel sudah memberitahumu, kalau Kau bisa mendecor ulang kamar ini sesuai dengan keinginanmu?" Jinyoung hanya mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Trouble (COMPLETED)
Fanfiction⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ********* Park Jinyoung, seorang pemuda berumur 23 tahun terpaksa berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sekarang dia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Jinyoung bekerja par...