42

2.8K 305 103
                                    


Jinyoung terkejut, wajahnya memucat. Kakinya langsung lemas seakan tidak menginjak tanah. Tetapi Jinyoung memaksakan kakinya berjalan, walau terseok, ia harus berjalan.

"Jaebum hyung." Suaranya lemah. Lebih mendomisi isakannya, sampai tidak ada yang mendengar suara panggilannya.

"Jaebum hyung...mianhe~"

Tatapan mereka terkunci, yang satu dengan senyum hangat di wajahnya tetapi yang satu dengan wajah berderai air matanya.

"JAEBUM HYUNG. PANGGIL PENIEL, KITA SEGERA BAWA JAEBUM HYUNG PULANG." Teriak Jackson panik.

Yugyeom sudah berlari, ia mengajar Mino sampai wajah Mino tak berbentuk. Belum puas menyiksa dengan pukulan, Yugyeom mengambil belati beracun yang selalu ia bawa.

Dengan sadis Yugyeom menusuk belati itu ke jantung Mino. Bukan hanya sekali namun berkali-kali. Tanpa perduli darah segar yang memuncrat ke wajahnya.

"KAU PANTAS  MATI!! KAU PANTAS MATI SIALAN!!"

Air mata Yugyeom juga mengalir deras. Daniel sampai harus menghentikan Yugyeom untuk berhenti menusuk jantung Mino. Mino sudah mati sejak peluru Jinyoung menembus di kepala sampinb, menembus sampai bolong.

Sedangkan peluru satu lagi tertanam di punggung Jaebum. Entah peluru itu menembus jantungnya atau tidak. Tetapi Jaebum sudah terkapar dengan bersimbah darah.

Jinyoung berlutut didekat Jaebum, ia memeluk kepala Jaebum, menangis pilu penuh penyesalan.

"Hyung..." suaranya terlalu lemah.

"Nafasnya berhenti. DANIEL CEPAT BANTU AKU BAWA JAEBUM HYUNG KE MOBIL!" Jackson berteriak lagi. Ia mencoba mengangkat tubuh Jaebum. Menahan bekas tembakan yang terus mengekuarkan darah dengan kaos bajunya.

Daniel bersama tiga anak buah membantu Jackson mengangkat tubuh Jaebum.

Suasana disana begitu mencekam dan bau amis. Begitu banyak darah, begitu banyak nyawa yang menghilang.

Tubuh Jinyoung bergetar takut, Yugyeom sudah mengikuti Jackson ke mobil. Tidak ada yang menghiraukan keadaan menyedihkan Jinyoung. Ia di tinggalkan dalam keadaan mengenaskan. Lemah, ketakutan, menyesal, hancur.

Beraga, namun tak bernyawa ketika mendengar Jackson mengatakan Jaebum berhenti bernafas. Itu kondisi Jinyoung saat ini. Wajahnya pucat pasi seperti mayat.

"Jaebum hyung....hikkzzz Jaebum hyung...Maaf hikkzzz...a-ku..."

******
Flahsback #

Bau obat dan ruangan yang tidak ia kenal membuat Jinyoung meringis, ia takut. Dimana dirinya sekarang? Dimana Jaebum? Apa Jaebum berhasil menyelamatkannya?

"Jaebum hyung?" Panggil Jinyoung pelan. Ia bangun, mencari keseluruh ruangan kamar yang sangat luas itu tetapi tidak menemukan apapun.

Jinyoung menangis pilu, ia merindukan Jaebum. Ia menyesal karena bersikap egois dan ngotot ingin pergi. Ketika ia sudah pergi, kini ia malah begitu merindukan Jaebum.

"Aku merindukanmu hyung..." gumam Jinyoung sendu.

Ia mengusap air matanya kasar ketika pintu ruangan itu terbuka. Betapa terkejutnya Jinyoung saat melihat Mini yang masuk.

Jadi ia bersama Mino? Tanpa harus melaksanakan rencananya, Mino sudah menangkapnya lebih dulu.

"Aku senang kau sudah sadar. Bagaimana keadaanmu?" Suara Mino lembut penuh kekhawatiran.

Jinyoung terdiam, tidak bereaksi sedikitpun. "Aku senang berhasil menyelamatkanmu. Apa kau ingat apa yang terjadi, Jinyoung ?"

Jinyoung memutuskan untuk menggeleng, ia ingin tahu reaksi Mino.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang