Benar saja, makan malam seorang diri di rumah sebesar ini, dengan meja makan panjang terisi dengan kursi kosong sangat membosankan. Berapa banyak orang yang tinggal disini sampai Jaebum membutuhkan meja yang begitu panjang dan kursi yang banyak? Terlalu banyak pertanyaan di otak Jinyoung yang sama sekali tidak berani ia utarakan.
Jinyoung menarik salah satu kursi kosong, lalu duduk disana. Makanan yang di sediakan di meja makan terlalu banyak, tidak mungkin kan semua ini untuk Jinyoung seorang.
Ada dua pelayan yang melayani Jinyoung, mengambilkan piring dan meletakkan beberapa makanan. "silahkan di nikmati Tuan muda." kata salah satu pelayan wanita itu.
"Apa aku harus menghabiskan semua makanan ini? ini terlalu banyak." gidik Jinyoung ngeri, semua makanan tampak lezat tetapi jika menyuruhnya menghabiskan semua sama saja bunuh diri. Semua makanan itu seperti stock makanan satu bulan kalau di rumah Pamannya.
"Tidak perlu, makan saja makanan yang Tuan muda inginkan."
Wah, Jinyoung tidak tahu sisanya akan di kemanakan tetapi ia bersyukur tidak di haruskan menghabiskan semuanya. Jinyoung mulai menikmati makanan dalam diam, ia sangat menikmatinya, semua terasa sangat lezat.
Rumah ini sepi sekali padahal banyak orang yang Jinyoung lihat berkeliaran. Selesai makan, Jinyoung bingung harus melakukan apa. Dia mengambil piring kotornya lalu pergi masuk ke dalam dapur. Ketika ia masuk para pelayan sudah merebut piring kotor itu dari tanganya.
"Kami saja yang bersihkan Tuan muda."
"Tidak apa, aku ingin membantu."
"Jangan Tuan muda, nanti Tuan besar Im bisa marah kepada kami."
"Aku juga sama seperti kalian jadi jangan memperlakukanku berbeda." ngotot Jinyoung. Bukankah ia memang sama dengan para pelayan disini, ia hanya lelaki miskin yang Jaebum beli untuk di jadikan simpanan dan pelayan, mungkin.
"Tuan muda Park, biarkan para pelayan yang melakukanya, ini perintah Tuan besar." Jinyoung terlonjak oleh suara Daniel yang berdiri tepat di belakangnya. Jinyoung melepaskan piringnya, membiarkan para pelayan mengambilnya.
"Daniel, aku hanya ingin membantu. Aku tidak tahu posisiku disini apa, kalau kau menyuruhku hanya makan tidur maka aku tidak bisa." kata Jinyoung.
"Ikut dengan saya Tuan muda." Jinyoung mengikuti langkah Daniel yang telah berjalan di depannya.
"Kau cukup memanggilku Jinyoung, Daniel." cicit Jinyoung, ia merasa tidak nyaman di panggil embel-embel tuan muda.
Daniel membawa Jinyoung masuk ke sebuah ruangan dimana, disana ada Tv, Ps4, segala permainan lengkap seperti di timezone, meja billiyard. Sekali lagi Jinyoung di buat takjub oleh isi rumah Jaebum. Mulut Jinyoung tidak berhenti mengucapkan 'wah' 'luar biasa' 'ini menakjubkan'
"Aku tidak boleh memanggil tuanku hanya dengan namanya saja. Dan, jika Tuan muda bosan, anda boleh bermain disini." jelas Daniel.
"Aku bukan tuan mu, ayolah Daniel, aku tidak nyaman di panggil seperti itu."
"Maaf, aku tidak bisa mengabulkannya."
Jinyoung mendesah kecewa, bibirnya sampai ia majukan, cemberut.
"Daniel, apa Jaebum memiliki buku? atau mungkin sebuah perpustakaan di dalam rumah ini."
"Ya, ada." jawab Daniel.
"Benarkah?" tanya Jinyoung memastikan, ia hanya mencoba keberuntunganya dengan bertanya. Jujur Jinyoung tidak tertarik dengan semua permainan itu, ia lebih suka membaca buku.
"Ada. Tapi perpustakan itu terletak di ruang kerja Tuan besar. Anda harus meminta izinnya untuk masuk kesana."
Nyali Jinyoung langsung ciut mendengar penjelasan Daniel, mana mungkin Jinyoung berani meminta ini itu pada Jaebum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Trouble (COMPLETED)
Fanfiction⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ********* Park Jinyoung, seorang pemuda berumur 23 tahun terpaksa berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sekarang dia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Jinyoung bekerja par...