41

2.4K 308 124
                                    

"Defsoul dan U-know di Jepang?"

"...."

"Mereka semua?! Shit! Perketat penjagaan, kerahkan semua anak buah kita. Aku tidak akan membiarkan Defsoul mengambil apa yang telah menjadi milikku!!"

"...."

"Sudah saatnya Defsoul di hancurkan!"

"...."

"Laporkan pada G-dragon. Kita akan berperang dan menjatuhkan Defsoul beserta seluruh tikus got yang membantunya!"

"...."

Mino menutup sambungan telepon, ia mencampak handphone ke sofa. Ia merasa kesal. Tidak bisakah Defsoul memberinya lebih banyak waktu bersenang-senang bersama Jinyoung?

"Gesit sekali dia! Memang sialan!"

"Siapa orang beruntung yang baru kau umpat hyung?"

Tatapan Mino melembut, ketika melihat Jinyoung masuk ke dalam ruang kerjanya dengan dua gelas kopi ekspresso.
Jinyoung memberikan satu gelas ke Mino, lalu meletakkan satunya ke meja. Kemudian Jinyoung melangkah anggun mendekati Mino. Mengusap bahu tegang Mino.

Senyum manis nan lembut Jinyoung membuat hati Mino menghangat.

"Jangan terlalu sering marah-marah. Otot-ototmu menggeras dan tegang. Kau harus rileks hyung."

Mino meraih tangan Jinyoung yang dibahunya dan menggenggamnya erat. "Aku merasa beruntung karena memilikimu saat ini, Jinyoung." Lalu Mino meletakkan gelas kopi ke meja.

Jinyoung semakin tersenyum lembut. Ia mendekatkan wajahnya dan mengecup ujung bibir Mino. "Aku selalu disini untuk hyung."

Mino menarik pinggang ramping Jinyoung dan menahannya. Matanya berbinar lenatap Jinyoung. Baru saja pria manis ini menciumnya walau hanya di sudut bibir. "Apa ini jawaban atas lamaranku untuk beberapa hari yang lalu?"

Jinyoung hanya tersenyum nakal dan menggerutkan hidungnya. "Apa kita harus makan siang di luar untuk merayakannya?" Tanya Jinyoung dengan suara imut.

Mino memggerjap heran, seketika senyumnya merekah. Lalu Mino mengangkat tubuh Jinyoung dan membawanya berputar. Mino tertawa bahagia, Jinyoung ikut tertawa.

"Boleh aku menciummu, Jinyoung?" Mino berhenti berputar dan masih memeluk Jinyoung. Ia menatap penuh harap.
Jinyoung membasahi bibirnya yang kering dengan menjilatnya. Ia sempat memaku ragu. Tatapan menyelidik Mino, membuat Jinyoung semakin gugup.

Sedetik kemudian yang Jinyoung lakukan adalah menutup matanya. Membiarkan Mino mencium bibirnya, membiarkan Mino melumat belahan bibirnya dengan lembut.
Hati Jinyoung meringis, ia membiarkan pria lain menyentuhnya, menciumnya dan merengkuhnya. Selain dia.

Saat wajah orang itu terpintas di bayangannya. Jinyoung menarik diri dan menghentikan ciuman mereka. Rasa kecewa dan bingung tampak jelas di wajah Mino. Untuk membuat semuanya tampak normal, Jinyoung mengecup bibir Mino sebentar lalu berkata dengan nada imut. "Aku lapar hyung. Memakanmu tidak membuatku kenyang~"

Mino tertawa gemas. "Aku suruh koki membuatkan kita makanan."

"Aku mau makan di luar. Aku ingin sushi. Hyung pleaseeee~ kau tidak mau berkencan denganku?"

"Kencan?"

Jinyoung menganggukan kepala penuh semangat. Setidaknya Jinyoung harus keluar untuk memancing dia.

Jinyoung mendengar semua pembicaraan Mino ditelepon. Jika perkiraannya benar, maka Defsoul sudah mengirim orang untuk memata-matai Mino tanpa sepengetahuan Mino.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang