Epilog

4.9K 383 130
                                    

Terima kasih buat semua yang uda dukung FF ini dan selalu setia nungguin. Satu-satunya FF yang ga pernah ada drama aku unpublish. Hehe...salah satu cerita kesukaanki setelah We start it from hello. Aku senang, buku ini jauh lebih sukses dari WSIFH. Walau tulisan aku jelek kalian tetap bilang bagus. Walau alur yang aku buat gak jelas, kalian tetap bilang suka. Walau aku ngetik gak sesuai EYD dan banyak typo, kalian tetap dukung dan bilang gakpapa. Makasih.


"Hyung jangan!"

Jinyoung menoleh. "Bambam?"

Bambam mendekat, ia mengambil pistol dari tangan Jinyoung dan membuangnya.

"Jangan lakukan hal bodoh itu. Ayo ikut denganku, sebelum polisi sampai disini."

Bambam menggeret Jinyoung yang bingung dan masih menangis.

"Bambam tunggu, lepaskan aku! Biarkan aku mati!"

"Tidak akan!"

"Kenapa?! Aku sudah tidak memiliki alasan untuk hidup...hikz aku...aku telah kehilangannya..."

"Kau masih punya aku hyung. Aku tidak akan membiarkanmu mati. Sekarang ikut denganku!"

"Kenapa kau peduli padaku? Hikzzz....di dunia ini aku tidak memiliki siapa-siapa lagi..."

"Kau ada aku. Aku peduli karena kau adalah sepupuku! Ikut denganku, aku akan menceritakannya padamu."

*****
Walau Bambam sudah menceritakan semuanya, yang arti benar-benar semuanya. Jinyoung masih belum bisa terima. Hatinya masih sakit, dadanya selalu sesak dan matanya selalu otomatis meneteskan air mata setiap kali ia mengingatnya.

Terlebih ketika ia melihat berita di tv tentang dia. Seperti sekarang ini, Jinyoung duduk di sofa dengan kedua kaki terangkat dan ia memeluknya lalu menangis sesegukkan.

Bambam sudah melarang Jinyoung menonton televisi, akan tetapi Jinyoung tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak melihat berita tv. Ia tidak mendengarkan Bambam sama sekali.

Sudah lima hari berlalu, media masih sibuk memberitakan tentang kematian Defsoul, mafia terbesar di Korea, yang selama ini sangat gesit dan licin. Pihak kepolisian selalu sulit melacak setiap tindak kejahatannya. Seakan emang Defsoul adalah mafia dengan rekord kriminal yang hampir tidak ada.

"Kematian Defsoul membuat kelompok mafia tergoncang. Apalagi berita tentang Defsoul yang ternyata membantu pihak FBI untuk memecahkan kasus belasan tahun lalu, dimana Nagashima dan G-dragon berkhianat pada negara. Kedua mafia besar itu bukan hanya menjual-belikan drugs dan senjata illegal. Tetapi juga menjual informasi negara kepada negara Timur Tengah dan Palestina. Memperdagangkan manusia juga. Pemerintah Korea juga Jepang, sepakat untuk menjatuhkan hukum tembak mati pada kedua terdakwa—-" Televisi itu mati.

"Berhenti menonton berita bodoh itu!"

"Aku hanya ingin melihat wajahnya di tv...aku merindukannya." Gumam Jinyoung lirih.

Bambam mendesah panjang. Ia sebenarnya tidak tega melihat keadaan Jinyoung. Tapi mau bagaimana lagi, Bambam tidak bisa melarang seseorang untuk tidak rindu kan."

"Jangan terus menangisinya. Matamu bisa sakit jika kebanyakan menangis."

"Aku merindukannya Bamie..."

Bambam tidak ingin berkomentar. Jinyoung selalu seperti ini sejak kejadian itu. Apalagi setiap hari yang Jinyoung tonton berita adalah berita kematian Defsoul.

"Ini." Bambam menyerahkan amplop cokelat besar. Jinyoung menerima dan membukanya.

Ia menatap Bambam bingung. Bambam yang mengerti langsung menjelaskan.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang