22

3.7K 397 77
                                    

Angin musim semi ternyata begitu segar ketika menerpa wajahmu, itu yang Jinyoung pikirkan. Bukankah akan lebih menyenangkan jika ia bisa keluar dari sangkar emas ini, terbang tinggi dan menghirup lebih bebas udara musim semi?

Daripada duduk di kolam renang sendirian di taman belakang istana yang lebih cocok Jinyoung sebut sangkar emas buatnya.

Entah sudah keberapa kali Jinyoung menghembuskan nafas lelah. Pandangannya kosong, menerawang, melihat langit bertabur bintang. Kaki Jinyoung yang berada di dalam air kolam menendang-nendang kecil, membuat pinggiran air kolam meriak.

"Pemilik hati my ass!!" Dengus Jinyoung, mentertawakan kebodohan dirinya sendiri. Dirinya lebih mirip pemuas napsu sang Devil.

"Tuan muda, kenapa tengah malam begini anda berada disini? Anda bisa masuk angin jika merendam kaki anda seperti itu."

Jinyoung menoleh malas ke arah Daniel, kenapa pria muda itu suka sekali menceramahinya.

"Duduk jika kau ingin menemaniku, jika tidak, pergi! Jangan menceramahiku, telingaku sakit Daniel."

"Tuan muda..."

Jinyoung menatap tajam tepat ke manik mata Daniel, wajah marahnya tampak imut sebenarnya. Daniel menghela nafas, lalu ia mengulung celana panjang hitamnya sampai ke lutut dan ikut duduk di dekat Jinyoung dengan jarak yang cukup kentara. Daniel juga memasukan kakinya ke dalam air kolam renang, desahan puas dari Daniel ketika kakinya menyentuh air membuat Jinyoung terkekeh.

"Kau itu jika tidak cerewet, lebih manis Daniel." Puji Jinyoung tulus walau terdengar sedikit menyindir.

Daniel tersenyum kecil, hatinya malah senang mendengar pujian dari bibir Jinyoung. Ia jiga terkekeh kecil, padahal Jinyoung jauh lebih cerewet dari dirinya. Buktinya Jaebum saja sampai di buat pusing olehnya.

"Itu demi kebaikanmu juga, Tuan muda."

"Kebaikanmu lebih tepat, karena kau selalu menambahi kata, Tuan besar akan membunuhku, jika tuan muda begini dan begitu." Ucap Jinyoung menjelaskan sambil memimikkan wajah ketakutan Daniel, dan memperagakan dengan tangannya. Daniel hanya tertawa kecil, melihat tingkat Jinyoung yang menggemaskan. Pantas saja, seorang Defsoul begitu protektif pada Jinyoung, pesona Jinyoung memang luar biasa.

"Tuan mud—-"

"Jinyoung! Panggil aku Jinyoung, Kang Daniel! Aku capek mendengarmu memanggilku tuan muda!" Jinyoung memotong ucapan Daniel tegas.

"Ta—"

"Tidak ada tapi!" Kata Jinyoung sambil menatap Daniel serius.

Daniel seperti terhipnotis oleh kedua manik coklat indah itu, ia mengangguk patuh pada ucapan Jinyoung.

"Baiklah Tua— maksudku Jinyoung...hyung."

Jinyoung tersenyum senang. "Panggil aku dengan nyaman jika kita hanya berdua." Daniel mengangguk patuh.

Keduanya duduk dalam senyap bersama pikiran masing-masing.

"Jaebum belum pulang sejak  kemarin sore kan?"

"Iya. Tuan besar ada banyak kerjaan, sepertinya beliau di kantor." Jawab Daniel.

"Aku kesepian Daniel-ah. Betapa menyenangkannya jika aku juga bisa keluar seperti Mark hyung. Aku seakan di kekang, entahlah... apa menurutmu aku tidak tahu terimakasih, karena...kau tahu kenapa aku berada di rumah ini kan?"

"Jangan terlalu memikirkan sesuatu yang belum tentu benar Jinyoung hyung. Tuan besar melakukan semua itu demi dirimu dan keselamatanmu."

"Keselamatan ya?" Jinyoung menoleh kesamping, melihat ke arah Daniel dengan tatapan yang sulit di artikan.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang