7

5.5K 548 123
                                    

"Dia masih mengurung dirinya di kamar, Daniel?"

"Ya Tuan besar, sejak tiga hari yang lalu, Jinyoung-ssi juga hanya makan sedikit, wajahnya murung, dia..." Jaebum mengangkat tanganya, menyuruh Daniel berhenti, ia tidak ingin mendengar lebih jauh tentang kelakukan Jinyoung. Alasanya, Jaebum sudah tahu, ia melihat jelas apa yang Jinyoung lakukan di kamarnya, karena Jaebum memasang cctv di kamar Jinyoung sejak kejadian malam dimana Jinyoung meminum cairan laknat itu. Cctv yang hanya Jaebum, yang bisa mengaksesnya.

Jaebum melihat layar persegi ponselnya, ia melihat kegiatan dan tingkah laku Jinyoung. Jinyoung meringkuk di kasur seperti kucing dengan wajah cemberut, entah apa yang membuat bibir pria manis itu menggerucut. Bibir plum itu...arrghh.. Jaebum menjerit frustasi di dalam hati, ia menyisir rambutnya kasar dengan jari dan menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi.

"Beri dia kegiatan Daniel, aku rasa dia bosan."

"Paman Kim menyuruhnya membantu di taman bunganya, tapi Jinyoung tidak mau. Dia tidak akan keluar kalau bukan Tuan besar sendiri yang datang membujuknya."

Jaebum melemparkan tatapan tajam pada Daniel yang membuat Daniel diam tak berkutik, ia kelepasan. Kata-kata itu tidak sengaja Daniel dengar saat Paman Kim membujuk Jinyoung untuk keluar kamar.

"Aku tidak akan keluar dari kamar ini Paman Kim kalau bukan Im Jaebum sendiri yang datang memintaku!" ujar Jinyoung keras kepala.

"Aku membayarnya begitu mahal untuk menjadi budakku bukan aku yang harus mengikuti keinginannya!"

"Maaf Tuan besar, aku akan mencarikan kegiatan lain untuknya."

Jaebum tidak menjawab, ia malah menyuruh Daniel memanggil Yugyeom keruangannya. Daniel menunduk, mengundur diri, keluar dari ruangan Jaebum lalu memanggil Yugyeom.

Tidak berapa lama Yugyeom masuk ke ruang kerja Jaebum dengan senyum lebarnya. "Wajahmu kusut sekali hyung? kucing besarmu membuatmu pusing lagi?" Yugyeom menarik kursi dan duduk tanpa menunggu reaksi Jaebum atau menunggu Sang hyung mempersilahkannya.

Jaebum mendelik sebal, ia malas berdebat dengan Yugyeom, pria yang lebih muda darinya itu senang sekali menggodanya tentang Jinyoung.

"Apa lagi yang dia lakukan? meminum obat perangsang untuk menggodamu lagi? hahaha...sampai sekarang aku masih tidak percaya kau mengabaikan pria semanis Jinyoung, padahal dia tipe mu sekali..." Tawa Yugyeom pecah, jujur saja bukan rahasia umum lagi tentang Jinyoung yang meminum obat perangsang atau tentang hubungan Jaebum dengan Jinyoung yang aneh.

"SHUT UP KIM YUGYEOM!"

Tawa Yugyeom makin pecah, ia tertawa sampai perutnya terasa nyeri. Jaebum mengambil buku tebal di mejanya, bersiap untuk melempar Yugyeom kalau saja pria itu tidak berhenti tertawa.

"Okay, okay..mian hyung, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tertawa."

"Mana laporan transaksi semalam?" tanya Jaebum.

"Transaksinya berhasil, pihak Rusia memberikan senajata AK 47 Assault Rifle kualitas terbaik ."

"Good job."

"Jaebum hyung, kau tahu Blackjack kan?"

Jaebum menopang tanganya di meja, mengangguk, menatap Yugyeom dengan mata tajamnya, menunggu Yugyeom melanjutkan ucapanya. Tentu saja Jaebum tahu siapa itu Blackjack, pencuri yang paling terkenal di dunia, karena kelicikan dan kelincahanya, pencuri yang sedang di buru oleh FBI bahkan seluruh departmen kepolisian seluruh negara selama bertahun-tahun tapi dia terlalu licin seperti belut.

"Blackjack di Korea dan dia menghubungi Brian, menawarkan kerja sama."

"Brian? si pengecut itu ! kerjasama seperti apa?" cibir Jaebum malas. Brian adalah saingan Jaebum, lebih tepatnya musuh.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang