38

2.1K 328 163
                                    

Kejadian sebelum Leo terbunuh.

"Bos, kapal kita di serang!"

"SIAL!!" umpat Leo.

Leo menyuruh anak buahnya untuk pergi dulu, karena ia masih ingin bersenang-senang dengan Jinyoung.

"Sepertinya seseorang mencoba menyelamatkanmu, manis." Ujar Leo bengis, ia menyentuh pipi mulus Jinyoung dengan jari telunjuknya, Jinyoung menghindar dengan membuang muka.

"Jaebum akan membunuhmu! Aku pastikan itu!" ujar Jinyoung geram, ia menatap Leo jijik.
Leo hanya tertawa meremehkan, mengejek keangkuhan Jinyoung.

"Bagaimana ia membunuhku? Ketika kedua tangannya lumpuh! Anak buannya semua sudah aku sabotase, Yugyeom dan Jackson saat ini pasti sedang sibuk meratapi jalang mereka yang hamper mati itu! Aku yang akan membunuhnya, manis! Apa akau harus melakukannya di depan matamu?"

Giliran Jinyoung yang mentertawakan Leo sakras, ia mencibir dengan wajah angkuh. "Dia tidak selemah itu! Apa kau pikir, dengan menculikku, kau bias melumpuhkannya? Kau hanya membangunkan singa tidur. Aku kasihan padam—AAAHHK!"

Leo menampar pipi Jinyoung sampai bibir Jinyoung terkoyak dan berdarah. Tatapan Leo penuh kemarahan, ia menampar Jinyoung berkali-kali tanpa ampun.
Ia juga menendang tulang rusuk Jinyoung, sampai pria manis itu tersungkur dan meringkuk sakit. Leo memukulnya seperti orang kesetanan.

"KAU YANG AKAN MATI!"

"AKU AKAN MEMBUNUHMU DAN JUGA DEFSOUL, JALANG!!!"

"SIALAN KAU! JANGAN PERNAH MERENDAHKANKU!"

"JANGAN PERNAH MENGANGGAP REMEHKU! KAU HANYA SEORANG JALANG, BANGSAT!"

Tubuh Jinyoung lemas, wajahnya lebam dan darah merah kental keluar dari mulutnya, ia muntah darah karena terus mendapat tendangan di perutnya.

"Bos, anda harus segera melihatnya. Hampir setengah anak buah kita mati!"

Leo berhenti menyiksa Jinyoung, ia mengambil senjatanya dan pergi ke Dek untuk mengecek. Tanpa peduli dengan kondisi miris Jinyoung.

Kondisi Jinyoung cukup mengenaskan, kepalanya terasa berat dan tatapan matanya memudar.

Maafkan aku, jika kau adalah takdirku, maka kita akan di pertemukan kembali. Ingat satu hal, bahwa aku mencintai, dan sangat mencintaimu. Ayo, kita sama-sama berjuang untuk mengejar masa depan yang lebih baik dari sekarang. Masa depan, dimana, hanya ada dirimu, aku, dan anak-anak kita....Aku akan kembali,Love. Jika tidak di kehidupan ini, aku ingin bertemu kembali denganmu di kehidupan berikutnya.

Air mata Jinyoung berlinang, sedetik ketika kedua matanya terpejam.

"Akhirnya, aku menemukanmu Park Jinyoung." Orang itu melepaskan tali yang mengikat tangan Jinyoung. Lalu ia membopong Jinyoung keluar dengan mengendap-endap. Ia memastikan tidak ada satupun yang melihatnya.

Dia memasangkan baju pelampung ke tubuh jinyoung, yang memang sudah ia sediakan.

"Aku harus mengucapkan terima kasih pada si bangsat itu karena membuatmu pingsan. Kita harus pergi sekarang sayang, sebelum bom yang aku pasang meledak." Ujarnya dengan seringai puas.

******

Yugyeom dan Jackson sudah mendengar tentang keseluruhan kejadian. Daniel sudah melaporkan kepada mereka berdua.

"Daniel, bisakah kau menambah dosis obat biusnya? Kita kembali ke Korea. Bambam dan Mark hyung juga kita bawa, Peniel tadi subuh sampai disini. Sekarang ia sedang berbicara dengan dokter disini tentang perkembangan kesehatan Mark hyung dan Bambam.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang