13

3.9K 454 104
                                    

Jinyoung bersiap seperti yang di perintahkan Jaebum. Ia tidak lupa meminum obat pereda rasa sakit yang di berikan Daniel, kalau tidak, ia yakin akan sanggup bisa berjalan. Secara Jaebum mengatakan membawanya keluar, seperti kemarin, mereka terus berjalan tanpa henti dan barang bawaan yang Jinyoung bawa sendiri. Pasti akan sangat menderita..

"Hhh..." Jinyoung menghembuskan nafas lelah.

Rasa kesal Jinyoung pada Jaebum belum juga mereda, banyak hal yang menjadi alasan Jinyoung marah pada pangeran es itu.

"Apa masih sangat sakit tuan muda?"

Jinyoung menekuk wajahnya, mendengus sebal. "Daniel, beritahu aku, Jaebum itu orangnya seperti apa? Kau bekerja dengannya sudah lama kan."

"Tuan besar tidak suka di lawan. Menurutinya adalah pilihan terbaik untuk anda tuan muda." Saran Daniel malah membuat Jinyoung semakin kesal.

"Sepertinya aku salah bertanya!" Dengus Jinyoung.

"Maaf tuan muda, jika jawaban saya kurang memuaskan." Daniel menunduk sopan dan meminta izin, meninggalkan Jinyoung di ruang tengah.

"Hi. "

Jinyoung mengangkat kepala melihat orang yang baru menyapanya. Tapi Jinyoung tidak berniat menjawab sapaanya.

"Kau masih marah padaku? Aku mau minta maaf masalah kemarin. Aku tidak tahu kau penghuni rumah ini, karena yang aku tahu Jaebum hanya tinggal dengan Jackson dan Yugyeom juga Ayahnya."

"Kau berbicara seolah sangat mengenal Jaebum." Ada nada tidak suka dari cara Jinyoung berbicara, walau hanya samar.

"Aku memang mengenal Jaebum dan Jackson dengan baik. Aku tidak menyangka Jaebum memperlakukan jalang yang ia beli di bar dengan sangat baik dan romantis. Apa kalian sudah jadian?"

"WHAT?? KAU MENYEBUTKU APA?" serang Jinyoung dengan nada tinggi. Mark sampai kaget mendengar suara cempreng Jinyoung.

"Aku baru ingat, kau jalang yang melelang diri di bar distrik hari itu. Kita bertemu disana sebelumnya."

Jinyoung menggigit bibir bawahnya, menahan amarah tetapi pikiranya melayang. Ia memperhatikan wajah Mark dengan sesakma, lalu bibirnya membingkai sebuah seringai meremehkan.

"Ah-aku ingat. Apa pantas seorang jalang teriak jalang?" Ucap Jinyoung merendahkan. Jangan salahkan sikap Jinyoung yang bar bar, karena Mark duluan yang mulai.

"YAH!!" Bentak Mark tidak terima.

"Apa? Tidak terima? Aku hanya berbicara apa adanya. Kau kan yang bercinta di kamar mandi dengan ajushi botak itu?? Eww..."

Wajah Mark merah padam, ia menggepalkan tanganya. Amarah menggepul, ia merasa harga dirinya terluka. Awalnya ia ingin menganggu Jinyoung tapi malah berakhir dirinya yang terganggu.

"Dan kau sama saja sepertiku kan? Chih...perawan apaanya." Cibir Mark dengan kekeh yang mengejek.

"YYAH TUTUP MULUTMU!! AAISH...KAU." Jinyoung membentak Mark sangat kuat dan melompat berdiri dari kursinya, Mark dan Jinyoung saling melempar tatapan sinis alias saling melotot.

"Ada apa lagi ini?"

Mark membalik tubunya dan memasang wajah sedih, menatap ketiga pria yang mendekati mereka.

"Aku hanya ingin minta maaf pada Jinyoung tapi dia tidak menerima permintaan maafku dan mengataiku jalang." Ujar Mark lirih.

"Yah kau duluan yang mengataiku!" Sela Jinyoung tidak terima Mark membalikan fakta dan menuduhnya.

"Jinyoung, aku tahu kau tidak menyukaiku. Aku hanya pria panggilan dan penuang bir. Kau benar aku memang jalang, terlebih pertemuan pertama kita di bar memang sangat tidak menyenangkan...t-tapi...a-aku hanya ingin berteman denganmu." Ucap Mark panjang lebar, tidak lupa di selipi sedikit lirihan dan suara serak menahan tangis.

Jackson terlebih dulu bereaksi untuk memeluk Mark.

"Wah..aku merasa di fitnah dan di pojokan! Jaebum kau percaya padanya?" Jinyoung menatap ke arah Jaebum.

"Mark hyung, aku rasa kalian berdua hanya salah paham dan butuh waktu untuk saling dekat. Perkataan Jinyoung jangan terlalu di masukin ke hati."

Jinyoung tidak percaya mendengar ucapan Jaebum. Apa artinya Jaebum percaya pada Mark daripada dia?

"IM JAEBUM!" Teriak Jinyoung marah.

"BERHENTI BERTERIAK PARK JINYOUNG, INI RUMAH BUKAN HUTAN!" bentak Jaebum tegas.

"Jackson, Yugyeom siapkan semuanya. Aku pergi sebentar dan, malam ini aku akan membawa Jinyoung dengan kita."

"Kau serius hyung?" Tanya Yugyeom memastikan.

Jaebum mengangguk. "Aku butuh pasangan kesana."

"Baik hyung." Jawab keduanya serempak.

Jackson membawa Mark pergi dan Yugyeom mengikuti mereka. Tinggalah Jaebum dengan Jinyoung. Jaebum menoleh ke arah Jinyoung dan mendekat.

Jinyoung menundukan kepalanya sejak di bentak Jaebum. Matanya sudah menghasilkan aliran sungai yang deras.

Jaebum membuang nafas berat, menangkup kedua pipi Jinyoung yang basah. Tapi Jinyoung menepis kasar tangan Jaebum.

"Jangan menyentuhku!! Kau bahkan tidak mempercayaiku!"

"Park Jinyoung..."

"Wae? Hikss...kau lebih percaya dia daripada aku dan membentakku !" Isak Jinyoung.

"Biarkan aku bertanya satu hal. Apa kau ada mengucapkan kata jalang dan soal sex di kamar mandi tadi dan menjudge pekerjaan Mark?"

Jinyoung mengangkat kepalanya, airmata penuh memenuhi mata indahnya. "Tapi dia duluan...hikss..."

"Aku tahu. Aku mendengar pertengkaran kalian sejak awal."

"Dan kau masih membelanya!!"

Jaebum membuang nafas berat, menarik Jinyoung mendekat lalu dengan paksa menghapus air mata Jinyoung dengan ibu jarinya.

"Aku hanya tidak mau menyulitkan posisi Jackson. Jackson sangat menyayangi Mark, walau Mark melakukan pekerjaan yang sangat rendah di mata orang lain. Aku ingin menghargai perasaan Jackson, karena aku menyayanginya dan dia adikku Ji. Aku mohon kau mengerti, dan jangan pernah menyinggung masalah pekerjaan Mark. Aku juga tidak mau mendengar kata jalang dari mulutmu lagi. Bibir manis ini, harusnya keluar kata manis juga." Jaebum menekan bibir Jinyoung dengan jempolnya dan mengusapnya.

"Can u promise me that?" Pinta Jaebum lembut, dan Jinyoung seperti terhipnotis oleh kelembutan Jaebum, ia mengangguk setuju.

"Good boy." Jaebum merapikan rambut Jinyoung, menghapus jejak air mata di pipinya lalu mengecup sebentar bibir penuh Jinyoung. Bisakah Jaebum berhenti bersikap semanis ini? Jantung Jinyoung sudah mau meledak keluar, dan debaran itu terlalu cepat sampai ia merasa kerja otaknya menjadi buntuh.

"Malam ini aku akan membawamu ke pesta, jadi aku harus mendandanimu menjadi semakin cantik dan membelikan gaun terbaik. Kau akan menjadi kekasihku malam ini, jadi aku akan membawamu belajar kilat tata krama dan sopan santun. Untuk sementara tinggalkan sifat bar-bar mu."

"Yah!" Protes Jinyoung tidak suka dikatai bar-bar.

"Sudah aku katakan jangan berteriak." Jaebum menyentil hidung Jinyoung gemas.

"Eh, tadi kau mengatakan gaun?"

"Kau akan tahu nanti. Sekarang menurut saja, jika kau menurut, aku akan membawamu makan eskrim."

"Eskrim?? Benarkah? Aku mau." Ujar Jinyoung semangat. Sudah lama sekali rasanya tidak makan eskrim dan Jinyoung sangat merindukan rasa manis itu.

***
"Halo, malam ini Defsoul akan membawa Jinyoung ke pesta topeng itu."

"Bagus, aku penasaran dengan orang bernama Jinyoung itu. Siapkan segalanya dengan sempurna, aku tidak mau ada kesalahan apapun. Racuni Jinyoung !"

"Baik bos."

"Hahaha...untuk menangkap hiu, kita harus memakai umpan yang bagus."

"Aku yakin kali ini kita akan berhasil bos."

"Beritahu Mino, apa yang harus ia kerjakan."

Tbc

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang