Jinyoung terbangun dari tidur nyenyaknya, ia merasa tidurnya sangat pulas. Walau, ketika ia bangun, tubuhnya sangat lelah.Hal pertama yang ia cari ketika bangun adalah Jaebum, ia memiringkan kepalanya ke samping, berharap pria itu tidak meninggalkannya lagi. Tetapi Jinyoung harus menelan pil pahit kembali, kasur di sampingnya kosong, Jaebum tidak ada disana.
"Jaebum hyung..." panggil Jinyoung lirih, tampak jelas ada rasa kecewa besar di nada suaranya yang membuat rasa marah dan bencinya pada Jaebum semakin membuncak.
"Dia meninggalkanku lagi."
"Siapa yang meninggalkanmu?" suara serak husky mengejutkan Jinyoung.
Jinyoung tersentak, pandangan matanya langsung tertuju ke arah suara yang ternyata adalah Jaebum. Jaebum berjalan santai mendekati Jinyoung dengan handuk yang hanya melilit di pinggangnya, rambut basah yang Jaebum keringkan dengan handuk kecil menambah keseksian seorang Im Jaebum.
Senyum Jinyoung terkembang "Aku pikir kau meninggalkanku lagi hyung." jawab Jinyoung.
Jaebum duduk di pinggir ranjang, Jinyoung bangkit dan duduk bersila menatap Jaebum polos.
"Aku sudah bilang tidak akan pergi sampai kau bangun kan?" Jinyoung mengangguk lucu, matanya menjelajahi setiap otot tubuh Jaebum yang menonjol. Seksi, itulah yang ada di pikiran Jinyoung. Setiap otot tubuh Jaebum terbentuk sempurna, belum lagi roti sobek Jaebum, ugh...
"Air liurmu sudah mau jatuh." wajah Jinyoung bersemu merah, ia membuang muka ke samping, tanganya menghapus cepat sudut bibirnya. Lalu ia mendelik sebal ke arah Jaebum saat sadar, tidak ada air liur sama sekali.
Jaebum terkekeh geli, tanganya terangkat untuk mengacak rambut Jinyoung tapi belum sempat ia mengacak surai hitam legam itu, ia sudah menurunkan tanganya. Jaebum merasa logikanya mulai terganggu, ia tidak seharusnya melakukan hal-hal manis seperti itu.
Jaebum berdehem pelan, kembali memasang wajah datarnya dan beranjak ke arah lemari baju, mengambil pakaian yang pas di tubuhnya.
"Cepat mandi dan bersiap, kita pergi membeli barang-barang keperluanmu."
"Kita akan pergi keluar?"
"Hmm." Jaebum hanya berdehem sebagai jawaban. Ia sudah selesai berpakaian, berdiri di depan kaca merapikan rambutnya.
Jinyoung melompat dari ranjang tapi seketika ia memekik kesakitan dan berjongkok di lantai. Jaebum memalingkan tubuhnya melihat Jinyoung yang kesakitan, ia hanya menggelengkan kepalannya melangkah lebar ke arah Jinyoung. Jaebum mengangkat tubuh Jinyoung, menggendongnya ala bridal style. Tindakan tiba-tiba Jaebum membuat Jinyoung terbelalak, ia menatap Jaebum tanpa berkedip. Dadanya berdegup cepat, wajah Jaebum begitu bersinar sampai Jinyoung merasa matanya silau.
Jaebum mendudukan Jinyoung di kloset. "Aku panggilkan pelayan untuk membantumu mandi."
Jinyoung menahan lengan Jaebum, kedua pipinya merona merah. "H-hyung...a-aku ingin k-kau yang membantuku." ucap Jinyoung terbata, kepalanya menunduk, berusaha menyembunyikan pipinya yang memerah.
Fuck ! why he so adorable?!
Jaebum memejamkan matanya sebentar, lalu membuang nafas berat sebelum ia mantap Jinyoung tajam. Ia berusaha mengatur debaran jantungnya yang tidak beraturan.
Sejak kapan aku tidak bisa menolak permintaannya? erang Jaebum frustasi dalam hati.
"Ternyata kau sangat manja !"
Jinyoung mencebikkan bibirnya, ucapan Jaebum bukan menyakiti perasaanya tetapi membuatnya sedikit sebal.
"Aku hanya tidak ingin orang lain selain Hyung, melihat tubuh mulusku ! apa aku salah? atau hyung mau melihat orang lain menyentuhku? melihatku telanjang? hyung yakin? Apa hyung baik-baik saja jika milik hyung di..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Trouble (COMPLETED)
Fanfiction⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ********* Park Jinyoung, seorang pemuda berumur 23 tahun terpaksa berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sekarang dia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Jinyoung bekerja par...