34

2.1K 307 121
                                    

Kayaknya FF ini gak pernah masuk konflik yang serius ya?? Jalan ceritanya datar dan mudah di tebak gitu kan? Ini Ff sudah chap 34, tapi belum di klimaks konflik 😔😔
Aku emang gak jago bikin adegan action dan mafia gini. Ughhh, semoga aja kalian gak ngerasa aneh dengan bagian mafia-mafianya. Kalau kalian pernah baca ff tentang mafia yang bagus, tolong reccomend ke aku. Ff apa aja, asal bagus dan bertema mafia yang serem gitu.
Sampai sini aja cuap-cuapnya. Aku mau nepatin janji buat up ff banyak. Aku seneng bacain komen dari kalian, menghibur sekali jadi spam komen sebanyak mungkin dan sepanjang mungkin ya, semua kesayangan aku.
I love you 😘😘
.
.
.
.
.

"JINYOUNGGG ANDWEEE!!!"

"Hyung. Jaebum hyung??"

"Jaebum hyung, ada apa?"

Jaebum membuka kedua matanya, keringat dingin mengucur di pelipisnya. Jaebum langsung merengkuh Jinyoung ke pelukannya. Jaebum terisak pelan, pelukannya semakin erat sampai Jinyoung sedikit sesak.

"Jangan tinggalkan aku Ji. Jangan pernah tinggalkan aku!"

"Aku tidak kemana-mana hyung. Sepertinya kau bermimpi buruk." Jinyoung mengusap punggung Jaebum, sesekali menepuknya pelan.

"Aku...tidak...ingin...kehilangan dirimu Jinyoung...tetaplah disisiku....mimpi itu sangat menyeramkan...ak—"

"Sssh, itu hanya mimpi. Aku disini hyung, aku tidak akan kemana-mana." Jinyoung berusaha menenangkan Jaebum.

Hati Jinyoung terenyuh melihat Jaebum seperti ini. Ia tidak tahu apa yang Jaebum mimpikan, sepertinya ada kaitan dengan dirinya.

Jinyoung terbangun karena di kejutkan oleh teriakan Jaebum yang memanggil namanya dan menyuruhnya lari. Sungguh, Jinyoung penasaran, namun, ia tidak berani bertanya.

Sudahlah, itu hanya mimpi, pikirnya.

Jaebum terus memintanya jangan pergi, dan itu membuat Jinyoung semakin berat. Padahal siang tadi, ia berhasil menyelinap untuk bertemu Yugyeom dan yang lain. Mereka menjelaskan rencana mereka pada Jinyoung.

Dan Jinyoung harus melakukannya sehari sebelum pulang ke Korea.

Aku tidak boleh goyah. Aku harus bisa pergi dari Jaebum dan menyelesaikan semuanya.

"Hyung, sebaiknya kita tidur lagi. Di luar masih gelap."

Jaebum masih enggan melepaskan pelukannya. Akhirnya Jinyoung memaksa Jaebum berbaring dengan meletakkan kepalanya di paha Jinyoung. Tangan Jaebum masih melingkar di pinggang Jinyoung.

Jinyoung melantukan lagu dengan suara lembutnya. Tanganya menyisir rambut Jaebum perlahan dan tangan lainnya menepuk-nepuk bahu Jaebum. Persis seperti seorang ibu yang sedang menina bobokan anaknya.

Hati Jinyoung bergejolak, ia sungguh tidak tega meninggalkan Jaebum. Tapi semua demi kebaikan mereka.

Aku percaya dengan takdir. Takdir yang membawa kita bersama, jika takdir ku memang tertulis untuk menjadi milikmu hyung. Ia pasti akan membawaku kembali.

Jinyoung mencium samping kepala Jaebum, menghirup lama aroma shampoo Jaebum yang cukup berhasil membuat hatinya jauh lebih tenang.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang