12

4.5K 503 150
                                    

"Dengarkan aku Jinyoung, kau harus mengikuti peraturanku, disini... Aku pemegang kuas..."

Jinyoung menutup mulut Jaebum dengan telapak tanganya, menatap polos ke arah Jaebum.

"Kau sudah memberitahuku peraturanmu Tuan Im yang terhormat, dan aku tidak berencana melanggarnya. Lalu, kau tidak di perbolehkan menambah peraturanmu lagi padaku."

"Aku ingin mengingatkan, kau sendiri yang memberiku kekuasaan untuk meminta apapun padamu, selain hatimu pastinya. Jadi, berhenti seolah-olah kau adalah bos di hidupku."

"Atau kau bisa memilih hyung, berikan hatimu untukku dan cintai aku sepenuhnya, atau aku akan memanggilmu Sir, menganggapmu sebagai tuanku, lalu aku akan bersikap seperti jalang saja di rumah in...eempp."

Jaebum menyingkirkan tangan Jinyoung dari mulutnya, lalu membungkam mulut cerewet itu dengan bibirnya. Jaebum melumat kasar dan kembali menindih tubuh Jinyoung. Kepala Jaebum terlalu pusing menghadapi Jinyoung yang banyak bicara dan keras kepala.

"Sepertinya kau belum belajar dari kesalahanmu Park Jinyoung! Aku akan menunjukan padamu, siapa yang berkuasa!"

Jaebum mengangkat kaki Jinyoung dan melingkarkan di pinggangnya. Jaebum memasuki Jinyoung lagi, dan kali ini tanpa persiapan apapun. Mata Jinyoung melebar, holenya terasa sangat perih.

Belum sempat protes, Jaebum kembali menyumpal bibir Jinyoung penuh hasrat birahi yang menggebu-gebu.

Jinyoung memekik di antara ciuman mereka, ia pastikan holenya robek akibat penis Jaebum yang besar memaksa masuk lubang kecil miliknya. Walau rasa sakit itu tidak berlangsung lama, karna Jaebum tahu bagaimana membuatnya melayang.

Hanya melakukan beberapa kali, Jaebum sudah hafal betul dimana titik kenikmatan Jinyoung.

Gerakan pinggang Jaebum yang kasar, namun, stabil, membuat Jinyoung kembali ingin meledak.

"Jangan salahkan aku, jika kau benar-benar tidak bisa berjalan Ji !" Bisik Jaebum dengan suara rendah tepat ditelinga Jinyoung, sampai Jinyoung merinding.

Sayang Jinyoung sudah tidak memiliki kekuatan untuk membalas ucapan Jaebum, ia terlalu sibuk mendesah dan menjerit di bawah kukungan Jaebum.

***

"Good morning Jaebum hyung." Sapa Yugyeom dan Jackson bersamaan saat Jaebum masuk ke ruang makan dan duduk di antara mereka.

Jaebum menjawab singkat. "Pagi."

"Morning Jaebum-ssi." Kepala Jaebum terangkat, melihat dingin kearah suara yang ia tahu milik siapa.

"Jaebum hyung, maaf, aku membawa Mark tanpa meminta izin dulu darimu. Aku ingin melindunginya hyung, aku mohon izinkan dia tinggal disini bersama kita. Aku janji dia tidak akan membawa masalah apapun, dan soal semalam, Mark akan meminta maaf pada Jinyoung." Jelas Jackson panjang lebar, ia menatap penuh harap Jaebum mengizinkannya.

"Kau bisa membawanya ke apartemenmu Jackson!"

"Tapi, aku lebih banyak tinggal disini hyung. Aku tidak tenang meninggalkan Mark sendirian sebelum aku menangkap pelaku yang sudah berani membuat Mark seperti ini." Lanjut Jackson.

"Jackson, setelah sarapan, aku pergi saja. Aku tidak mau memberimu masalah dan menjadi beban." Ucap Mark, ia sengaja meletakkan tanganya di paha Jackson, ketika Jackson menoleh ke arahnya, Mark tersenyum lembut penuh pengertian.

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu tinggal di luar sendirian." Setelah mengucapkan itu Jackson kembali melihat ke arah Jaebum.

"Jaebum hyung, seumur hidupku, aku belum pernah meminta apapun denganmu. Anggap saja, ini permintaan pertama dan terakhirku."

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang