Setelah malam itu Jaebum tidak pernah menemui Jinyoung lagi. Sudah satu minggu Jinyoung tinggal di rumah Jaebum, yang ia lakukan hanya makan tidur dan berkeliling rumah. Rasanya bosan sekali, mungkin Jaebum ingin membunuhnya perlahan dengan membuatnya bosan?
Jinyoung menggeleng kepalanya kuat, menepis pikiran buruk tentang itu. Jinyoung kesepian, sangat kesepian, kalau Jaebum tidak menginginkannya seharusnya Jaebum menggembalikanya ke rumah. Lalu Jinyoung akan bekerja keras untuk membayar uang yang sudah Jaebum keluarkan untuknya.
Jinyoung berjalan ke halaman belakang, untuk pertama kalinya ia kesini. Lagi-lagi Jinyoung takjub, halamanya sangat luas dan banyak di tumbuhi bunga mawar.
Jinyoung berlari kecil dengan senyum merekah, ia melihat seorang paman sedang merapikan bunga-bunga itu. "Paman, bolehkan aku membantu?" Paman itu menoleh melihat Jinyoung dari ujung kaki sampai kepala dengan tatapan menyelidik dan aneh. Jika semua orang di rumah ini selalu memberi tatapan ramah pada Jinyoung, maka tidak dengan Paman ini.
Puas men-scan Jinyoung, ia berbalik dan kembali sibuk dengan tanamanya.
"Paman, aku ingin membantumu. Aku menyukai tanaman, biarkan aku membantu. Kalau tidak aku bisa mati bosan di rumah ini." bujuk Jinyoung, ia sudah jongkok di samping Paman itu.
Jinyoung yang tidak mendapat respon berinisiatif sendiri mengambil gunting yang terletak di tanah, lalu ia memotong daun kering. Tapi gerakan tangan Jinyoung terhenti oleh sebuah cengkraman yang begitu kuat. "Jangan pernah sentuh bunga-bungaku." ucapnya dingin.
Jinyoung mencebikkan bibirnya. "Aku hanya ingin membantu." ringis Jinyoung, ia merasa sedikit kesakitan karna tanganya di cengkram kuat.
"Jangan kau pikir, Jaebum yang membawamu kesini, kau bisa melakukan sesukamu."
"Paman itu siapa, kenapa harus bawa-bawa Jaebum! Aku suka bunga mawar ini, dan aku berniat baik." ujar Jinyoung tidak kalah sengit. Jinyoung tidak tahu siapa paman ini, kenapa ia berani memanggil Jaebum dengan nama. Apa dia paman Jaebum? Ayah Jaebum? bisa juga kan?
Paman itu melepaskan cengkramanya, karena melamun, keseimbangan Jinyoung berkurang dan ia berakhir tersungkur ke tanah. Paman itu mentertawakan Jinyoung, membuat Jinyoung semakin mencebikkan bibirnya. "Bocah tengik, pergi sana, jangan mengangguku."
Jinyoung yang kesal tidak mau kalah dengan si paman, ia masih ngotot ingin membantu. Terjadilah perang mulut disana, kalau si paman berbicara kasar dan frontal, Jinyoung lebih ke menyindir halus.
***
Jaebum berdiri di balkoni kamarnya, menatap langsung ke halaman belakang. Dimana ia melihat interaksi Jinyoung dengan seorang lelaki tua, Paman Kim, Ayah Yugyeom. Ceritanya sangat panjang kenapa Ayah Yugyeom bisa tinggal di rumahnya. Singkatnya, keluarga Yugyeom pernah menolongnya, ketika Jaebum hampir merenggang nyawa karena pertikaian besar di geng mafianya. Untuk membalas budi, Jaebum mengangkat Yugyeom sebagai saudara dan mengajak Yugyeom dan Ayahnya tinggal bersama.
"Jaebum, Aku membawakan informasi yang kau minta." Jaebum menoleh--mengambil file yang di berikan Jackson, lalu membukanya. Rahang Jaebum menggeras membaca setiap informasi di dalam kertas itu.
"Park Jinyoung adalah anak dari Inspektur Park Yoochun dan Dokter Kim junsu. Yang meninggal 10 tahun lalu karna tabrak lari itu."
Jaebum menghembuskan nafas berat, ia melempar documen itu ke lantai. Tatapan tajam dan bengis ia lemparkan ke arah Jinyoung, Jackson mengikuti arah pandang Jaebum.
"Apa yang akan kau lakukan dengan Jinyoung? Aku rasa dia tidak tahu apa-apa tentang kematian kedua orang tuanya."
"Rahasiakan semua ini darinya, Jackson. Bakar semua informasi tentang mereka." perintah Jaebum tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Trouble (COMPLETED)
Fanfiction⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ********* Park Jinyoung, seorang pemuda berumur 23 tahun terpaksa berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sekarang dia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Jinyoung bekerja par...