Jinyoung terlalu kesal, ia sakit hati dan tidak terima di remehkan oleh Jaebum seperti itu. Jinyoung melompat naik ke tempat tidur, duduk bersila, ia menghapus kasar jejak air matanya.
"Dia pikir dia siapa? sok kegantengan ! siapa yang berharap di cium olehnya ! dasar balok essssss....!!" Jinyoung melampiaskan kemarahanya dengan memaki dan mengumpat Jaebum, ia tidak peduli kalau Jaebum mendengarnya. Bahkan itu lebih baik, Jaebum mendengarnya lalu menghampirinya, jadi Jinyoung bisa bertengkar dengan Jaebum dan menampar wajah sok kegantengan Jaebum.
"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku Im Jaebum lalu aku akan mencampakkanmu !" erang Jinyoung marah. Ia melempar semua bantal ke lantai, berharap kalau Jaebum-lah yang sedang ia lempari.
Jinyoung merogoh saku celananya, mengambil satu botol kecil berisi cairan. Paman Kim memberikan ini pada Jinyoung, katanya jika Jinyoung meminum ini Jaebum akan memperhatikan Jinyoung. Jinyoung sungguh tidak mau percaya, tapi tidak ada salahnya di coba kan?
"Paman Kim menyuruhku hanya meneteskanya di minuman sedikit, tapi aku malas ke dapur." Jinyoung membuka tutup botol, ia mendekatkan ke hidungnya, menghirup sebentar aromanya.
"Heum, wangi mawar. Apa Paman Kim membuat ramuan kecantikan dari bunga mawar?" tanya Jinyoung ceria pada dirinya sendiri, ia menyukai aroma minuman tersebut. Jinyoung menjulurkan lidahnya sedikit untuk mencicipi. "Eh, manis." Jinyoung yang memang suka yang manis-manis langsung meneguk habis isi botol itu.
Seketika Jinyoung merasa tubuhnya panas dan terkendali, ia tidak nyaman, kulitnya seperti terbakar.
***
"Tuan besar, anda ingin makan malam bersama Tuan muda Jinyoung?" tanya Daniel ketika Jaebum masuk ke ruang makan dan duduk di salah satu meja.
"Dimana dia?"
"Sepertinya di kamar, aku akan memanggilnya." Jaebum hanya berdehem, menjawab Daniel.
Tidak lama Daniel pergi, ia sudah kembali dengan wajah pucat dan nafas tersenggal seperti habis berlari. Jaebum menggernyitkan dahinya menatap Daniel heran.
"Tuan besar... Tuan muda Jinyoung, dia..."
"Ada apa? bicara yang jelas !" tegas Jaebum, rasa khawatir menghinggapinya.
"Entahlah, dia...sebaiknya Tuan besar melihatnya sendiri." kata Daniel, ia bingung bagaimana menjelaskan pada Jaebum kondisi Jinyoung. Apa yang ia lihat sungguh membuatnya shock, belum lagi tadi Jinyoung sempat menyerangnya.
Jaebum bangkit dengan tergesa, melempar serbet ke meja dan berlari cepat menuju kamar Jinyoung.
Jaebum membuka pintu kamar Jinyoung kuat, matanya melebar melihat pemandangan di atas tempat tidur.
"J-jinyoung, apa yang kau lakukan?" pintu kamar ia tutup, lalu Jaebum berjalan mendekati Jinyoung. Jinyoung menatapnya sayu, pakaian Jinyoung sudah berantakan tidak jelas, bibirnya sedikit bengkak. Sepertinya jinyoung terlalu sering menggigit bibirnya kuat.
"Jaebum..aahh...aku tidak tahu kenapa, aku merasa panas." kata Jinyoung dengan nafas menderu, tanganya sibuk mengusap leher dan tubuhnya, gerakanya begitu eksotis.
Tubuh Jinyoung menggelut di atas kasur, ia meliuk-liuk seperti cacing terkena garam. Jaebum berdiri mematung memperhatikan tubuh Jinyoung yang sedikit terekspos. Tenggorokan Jaebum terasa kering, lidahnya kelu untuk mengucapkan sepatah kata.
Jinyoung merangkak mendekati Jaebum, ia membuka seluruh pakaian. "Jaebum-ah, aku kepanasan...kulitku seperti terbakar." erang Jinyoung kesakitan.
Tubuh mulus Jinyoung yang terekspos jelas, membuat Jaebum sulit bernafas, Jaebum mendekati Jinyoung, ia meraih rahang Jinyoung, membuat Jinyoung menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Trouble (COMPLETED)
Fanfiction⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ********* Park Jinyoung, seorang pemuda berumur 23 tahun terpaksa berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sekarang dia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Jinyoung bekerja par...