Jaebum menahan rasa sakit yang menjalar di sebelah tangan kanannya, ia merasa peluru panas menjalar di dalam aliran darahnya.
"Jaebum hyung, biarkan Paniel mengobati lukamu dan mencabut peluru yang bersarang di lengan dan pundakmu."
"Jackson hyung benar, pundakmu berdarah sangat banyak Jaebum hyung !" seru Yugyeom frustasi melihat kekeraskepalaan Jaebum. Dari tadi semua orang menyuruhnya berbaring dan segera di obati tetapi Jaebum ngotot berdiri di samping Jinyoung, memastikan pria manis itu baik-baik saja.
"Diamlah! Paniel, selamatkan dulu Jinyoung!"
"Aku sudah memberi Jinyoung penawar racun, dan membersihkan lambung juga darahnya. Jangan khawatir Jaebum. Sekarang aku juga harus mengeluarkan peluru itu dari tubuhmu!"
Jaebum menatap sendu ke arah Jinyoung yang terbaring di ranjang miliknya, dengan selang yang terpasang melalui hidung menuju lambung Jinyoung.
Jaebum membiarkan Jinyoung di rawat di dalam kamarnya, karena Jaebum ingin memastikan Jinyoung selamat. Rumah sakit adalah tempat terlarang bagi komplotan mafia, Jaebum hanya memerlukan Paniel untuk menyembuhkan dirinya maupun anak buahnya bila terluka. Kamar Jaebum cukup lengkap dengan berbagai alat kedokteran, dia selalu berjaga-jaga jika di butuhkan.
Jaebum berjalan lemah menuju sofa panjang berwarna merah beludru di dalam kamarnya, tidak jauh dari ranjang king size dimana Jinyoung berbaring.
"Yugyeom, pastikan orang bernama Brian itu mati! Sial ! Sial !" erang Jaebum marah, mengingat kejadian beberapa jam lalu, dimana hampir saja dirinya merenggang nyawa.
Flashback.
"KALIAN MENJEBAKKU?!"
"Hahaha...seorang Defsoul bisa masuk ke dalam perangkapku, bukankah sangat menyenangkan. Kau dengan mudah percaya jika pesta ini ada sangkut pautnya dengan blackjack dan usb yang kau cari. Bodoh!"
"Ah-- kekasihmu boleh juga, namun sayang sekali, ia harus menjadi putri tidur untuk selamanya karena racun yang tanpa sengaja ia cicipi...hahaha.."
"BRENGSEK KAU BRIAN!!"
Orang-orang berjas hitam semakin mencondongkan senjata mereka ke arah Jaebum ketika Jaebum menggerakan tubuhnya.
"Jika kau berani, lawan aku secara gentle!"
Brian tertawa semakin terbahak. "Aku belum pernah dengar seorang mafia harus bersikap gentle!" Ucapnya mengejek.
"Jinyoung bertahanlah, aku akan membawamu keluar dari sini." bisik Jaebum lembut di telinga Jinyoung.
Jaebum menurunkan tubuh Jinyoung ke lantai, dengan senjata yang terus mengikuti pergerakannya.
"Kau benar Brian, sebagai seorang mafia, tidak seharusnya bermain gentle. Let's play the game." ucap Jaebum dengan nada dingin dan seringai menggerikan di wajahnya.
Jaebum yang sedikit membungkuk, mengambil dua pistol dari balik jasnya, dengan pergerakan cepat Jaebum menembak satu per satu orang yang menggepungnya.
Gerakan tubuh Jaebun begitu piawai dalam menghindari serangan peluru yang di arahkan kepadanya secara bertubi. Jaebum juga menghajar mereka dengan membabi buta.
Jaebum menarik tangan salah satu anak buah Brian, untuk di jadikan tameng menghindari serangan peluru.
Kreek...kreekk.. bunyi tulang-tulang bagian tubuh yang patah oleh ulah Jaebum.
Brian mundur ke belakang dengan di lindungi anak buahnya.
"Bunuh Dia!" perintah Brian, dan langsung di laksanakan oleh anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Trouble (COMPLETED)
Fanfiction⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ********* Park Jinyoung, seorang pemuda berumur 23 tahun terpaksa berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sekarang dia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Jinyoung bekerja par...