Kenangan Untukku [Selesai]

21

Ashilla dan Ringga sedang duduk bersebelahan menatap langit malam yang ramai karena ada bintang dan bulan disana.

"Ringga"

"Hm?"

"Malem ini langit terang karena dihiasi bulan dan bintang. Bulan dan bintang selalu berdampingan kalo malem, aku sering mikir apa bulan bakal setia terus sama bintang? Meskipun akan ada bintang yang lainnya?" tanya Ashilla.

"Kok kamu bisa mikir gitu?" tanya Ringga lagi.

"Karena, aku mengibaratkan kamu adalah bulan dan aku adalah bintang. Kalo nantinya yang kayak aku itu banyak, apa kamu bakal tetep setia berdampingan terus sama aku?"

Deg!

Kata-kata Ashilla menohok hati Ringga. Membuat Ringga dilema akan menjawab apa. Ia ditanya tentang kesetiaan?

Ringga menarik nafasnya "Ashilla......aku yakin bulan bakal setia sama bintang. Karena, bulan udah menetapkan pilihannya pada satu bintang. Sama kayak aku, aku udah menetapkan pilihan aku yaitu kamu. Jadi, bakal kamu aja"

Gue gak tau apa yang gue bilang ini bener atau nggak, yang pasti ini perasaan gue buat lo Shil. Batin Ringga.

Ashilla tersenyum mendengar ucapan Ringga dan Ringga membalas  senyuman itu.

"Hari ini kamu boleh minta apapun Ashilla" ucap Ringga.

"Serius?"

"Dua rius"

"Ikut aku"

***

Ringga dan Ashilla sedang mengantri untuk membeli tiket wahana kora-kora, karena tadi Ashilla minta naik kora-kora, Ringga hanya menurut saja. Lagian cuma naik kora-kora kan?

"Berani kan?" tanya Ashilla.

"Ngeremehin, berani lah. Beginian doang" jawab Ringga.

Selesai mengantri, keduanya langsung menaiki tangga untuk menuju wahana kora-kora. Ashilla sudah terlebih dahulu duduk di sisi kiri dan Ringga?

Ia malah duduk di sisi kanan. Sialnya, Ringga duduk dideretan orang gemuk. Jadilah ia hanya bisa diam ketika Ashilla tertawa melihat dirinya diapit oleh orang gemuk.

Kora-kora mulai diayunkan secara perlahan kemudian.....

.......teriakan-teriakan dimulai. Tidak terkecuali Ringga yang berteriak.

"Aaaaaaaaaaaaaa!"

"Aaaaaaaaaaaaaa!"

"Aaaaaaaaaaa!"

"Gilaaaaaa"

"Tinggiiii banget!"

"Mamaaa!"

***

Ashilla tidak bisa menahan tawanya saat mengingat ekspresi Ringga saat naik kora-kora tadi. Ringga begitu terlihat pucat dan ketakutan.