39

1.2K 57 5
                                    


"Jadi, sekarang pindah tempat janjian?" ucap Ringga yang baru saja mematikan mesin motornya.

Benar sekali, semalam saat keduanya berbalas pesan, Ashilla meminta Ringga untuk menjemputnya dipertokoan yang sedikit jauh dari depan komplek. Alasannya hanya karena takut-takut ada yang melapor pada ayahnya lagi. Ashilla tidak ingin itu terjadi.

"Hm, ayah tau soalnya."

"Mama aku juga tau, kalo aku nurunin anak orang dijalan."

"Jadi?"

"Jadi? Ya gak jadi-jadi berangkat kalo kita ngobrol terus" ucap Ringga sambil memakai helmnya.

"Kamu yang ngajak ngobrol" balas Ashilla.

"Siapa suruh ngejawab?" ucap Ringga sambil menjulurkan lidahnya.

"Gak ada! Ini sal--"

"Kamu yang salah, sayang."

Belum sempat Ashilla membalas ucapan Ringga, Ringga lebih dulu menjawab dengan menggunakan kata 'sayang'.

Ashilla yang mendengar itu hanya terkekeh, lalu ia memakai helm dan langsung naik ke boncengan Ringga.

Selama perjalanan suasana tidak hening, karena keduanya terus berbicara meskipun Ashilla harus sedikit berteriak agar Ringga bisa mendengarnya begitupun sebaliknya.

"Yang, kamu udah sarapan belum? Kalo udah, sarapan sama apa?" tanya Ringga.

"Udah sama nasi goreng, kamu?"

"Udah, sarapan aku bikin kenyang banget!"

"Emang apa?"

"Liat senyum kamu"

Deg!

Wajah Ashilla merona tatkala Ringga menggodanya. Begitulah Ringga tidak pernah ada kata-kata yang habis hanya untuk menggoda Ashilla. Perhatian kecil dipagi hari membangkitkan semangat keduanya.

"Kamu gimana sih? Kerah baju kok gak rapih gini" ucap Ashilla sambil membetulkan kerah seragam milik Ringga dengan cekatan.

Dibalik kaca helmnya Ringga hanya tersenyum. Ashilla begitu teliti tentang segala yang bersangkutan dengan Ringga. Rasanya, Ringga mau tampil urakan setiap hari saja. Agar, Ashilla selalu membetulkan semuanya.

Ringga tidak fokus karena ia terus memperhatikan Ashilla dari kaca spion. Padahal, didepannya ada kucing yang akan menyebrang, ia langsung menekan rem motornya kuat-kuat. Dan...

Puk

Tubuh Ashilla pun maju ke depan,karena rem yang mendadak. Bisa dibilang, Ashilla jadi terlihat memeluk Ringga sekarang. Untung saja, Ringga memakai tasnya kebelakang. Jadinya tidak bersentuhan secara langsung.

Plak.

Ashilla memukul helm Ringga "Kamu gimana sih? Nge-rem ngedadak gini?!"

Ringga menahan senyumnya, sebenarnya ia tidak sengaja melakukan ini. Tapi, karena ketidaksengajaan ini Ashilla jadi memeluk Ringga. Senangnya.

"Gak sengaja yang! Tapi lain kali mau aku sengajain ah! Biar kamu meluk aku"

"Modus! Udah ah cepat jalan!"

"Siap tuan puteri!"

***

Keduanya berjalan beriringan untuk menuju kelas mereka.

"Kamu gak mau aku anter sampe kelas?" tanya Ringga.

"Gak usah, nanti kita jadi pusat perhatian" jawab Ashilla.

Kenangan Untukku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang