46

970 51 1
                                    


Mungkin bahagiamu bukan bersamaku. Tapi, bersama orang lain.
-Ringga-

---

Mengapa kamu berpikir bahwa bahagiaku tidak bersamamu? Jelas-jelas kamu adalah kebahagiaan untukku.
-Ashilla-

▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪

I

a menatap ke arah halte dengan tatapan tajam penuh amarah. Karena, disana ada Ashilla dan ia bersama dengan seorang cowok? Apa yang ia lakukan disana? Dan mengapa ia tidak ke kelas Ringga? Bukankah, biasanya ia akan menemui Ringga untuk bertanya apakah Ringga langsung pulang atau tidak? Tapi, kali ini Ashilla tidak melakukan itu.

Tunggu...

Apa Ashilla begini karena ucapannya semalam? Tentang ucapannya yang menyatakan bahwa ia sedang bosan dengan hubungan ini.

"Cewek lo keganjenan ya" ucap seorang cewek yang menghampiri Ringga dengan tangan yang melipat didepan dada.

Cewek itu tidak lain dan tidak bukan adalah Thalia.

Ringga hanya memutar bola mata malas. Sungguh, ia tidak ingin berdebat dengan spesies cabe-cabean yang satu ini. Maka dari itu, Ringga segera melangkahkan kakinya menuju motor matic miliknya.

Thalia tersenyum sinis melihat Ringga mengacuhkannya "Gue rasa cewek lo itu lagi membuka matanya lebar-lebar, dia sadar kalo yang dia pacarin itu gak pantes buat dia."

Saat Ringga terus melangkah samar-samar ia mendengar ucapan Thalia.Tapi, didalam hatinya ia yakin bahwa Ashilla tidak seperti itu.

"Liat aja! Lo bakal hancur sehancur-hancurnya!" ucapnya sambil tertawa licik.

***

Ashilla pulang kerumah dengan menggunakan angkutan umum. Ia memilih pulang sendiri tanpa Ringga yang biasa mengantarnya. Toh, meskipun Ringga ada dia pasti akan diam seribu bahasa dan itu hanya akan membuat Ashilla menjadi serba salah.

Beruntung, bundanya tidak bertanya macam-macam soal Ashilla yang tidak pulang diantar Ringga. Jika bunda bertanya, maka Ashilla akan uring-uringan untuk mencari alasan. Karena, ia tidak mau menceritakan masalah ini pada bundanya.

Ashilla menatap nanar layar ponsel dihadapannya. Tidak ada satu pun pesan dari Ringga. Tidak ada Ringga yang spam chat seperti biasanya.

Ashilla sangat menghargai kejujuran Ringga yang mengatakan bahwa ia sedang bosan dengan hubungan ini. Maka dari itu, Ashilla tidak akan mengirim chat terlebih dahulu. Biarkan Ringga menenangkan dirinya. Tapi, ada ketakukan didalam hatinya.

Ia takut Ringga telah menemukan sosok yang bisa membuatnya nyaman melebihi Ashilla. Ashilla takut akan itu. Tapi, ia harus membuang jauh-jauh pikiran itu. Karena Ashilla selalu percaya pada Ringga.

***

Ringga menatap langit-langit kamarnya. Ia masih mengingat kejadian sepulang sekolah tadi, kejadian dimana ia melihat Ashilla bersama dengan seorang cowok. Belum lagi perkataan Thalia yang menghantuinya.

Ringga tengah mengalami fase. Fase dimana ia sedang bosan dengan hubungannya dengan Ashilla.

Dan fase ini akan memberikan ruang untuk orang ketiga yang akan menghancurkan hubungan keduanya.
***

Seperti pagi biasanya. Ashilla duduk diteras, ia menunggu Ringga menjemputnya.

Tin.

Bunyi klakson motor menyadarkan Ashilla.

Kenangan Untukku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang