45

959 53 1
                                    


Bulan berlalu, tak terasa hubungan Ashilla dengan Ringga sudah menginjak sepuluh bulan (dihitung dari awal mereka jadian). Banyak suka dan duka selama sepuluh Bulan itu. Banyak yang keduanya alami selama mereka putus lalu mereka balikan.

Namun, menginjak Bulan kesepuluh ini Ashilla merasa ada yang berbeda dari Ringga. Akhir-akhir ini ia jarang memberi kabar pada Ashilla, terkadang Ringga hanya membalas chat Ashilla dengan singkat, bahkan mereka juga jarang malam mingguan. Ashilla merasa Ringga berubah.

B e r u b a h.

Dalam benak Ashilla ia bertanya, apa Ringga sudah bosan dengan hubungan ini?

***

Ringga menjemput Ashilla seperti biasanya. Bahkan, kali ini Ringga tidak menjemput Ashilla dipinggir jalan. Karena, sejak kejadian malam minggu waktu itu, Ringga jadi lebih sering menjemput Ashilla kerumahnya dan mengantar Ashilla kerumahnya juga.

Dan yang berbeda kali ini, tidak ada obrolan selama perjalanan yang bisa keduanya lakukan. Keduanya sama-sama bungkam. Entah ada perasaan apa diantara keduanya.

Sesampainya disekolah, mereka berjalan beriringan seperti biasanya. Karena kelas Ashilla terletak dikoridor belakang itu membuatnya harus berjalan sendirian.

Lagi-lagi Ringga berbeda, ia tidak mengucap apapun pada Ashilla. Dan itu membuat Ashilla berani membuka suaranya terlebih dahulu.

"Ringga" ucap Ashilla.

Langkah Ringga yang tadinya akan masuk ke kelas terhenti karena panggilan Ashilla.

"Apa?"

Satu kata, hanya satu kata yang dikeluarkan dari mulut Ringga.

"Semangat belajar ya" ucap Ashilla dengan senyum yang dipaksakan.

"Kamu juga" Ringga hanya membalas perkataan Ashilla dengan singkatnya.

Ringga hanya bisa melihat punggung Ashilla yang sudah menjauh.

Maafin gue.

***

Ashilla masuk ke kelas dengan perasaan gusar. Ia benar-benar bingung dengan sikap Ringga.

Lagu Havana menggema diseluruh penjuru Harapan Bangsa. Tiba saatnya semua murid masuk ke kelas mereka.

Kelas Ashilla sangat beruntung, karena hari ini guru fisika tidak masuk, hanya memberikan tugas dan itupun tidak dikumpulkan. Dan itu membuat kelas 10 IPA 1 bersorak gembira.

Valen terus memperhatikan Ashilla yang sedari tadi hanya diam dan tidak mengeluarkan suara. Dan itu membuatnya heran, karena Ashilla itu selalu ceria bukan pendiam seperti ini.

"Lo kenapa?" tanya Valen.

Ashilla tersadar dari lamunannya.

"Gue gapapa" jawab Ashilla.

"Cerita lah sama gue, kalo ada apa-apa" ucap Valen lagi.

Tanpa diundang, Shadara, Pricilla dan Abellia langsung nimbrung ke meja Ashilla.

"Lo kenapa sih? Gue perhatiin diem terus?" tanya Shadara.

"Iya ish! Lo diem mulu gak kayak biasanya" ucap Abellia.

"Kenapa? Berantem sama Ringga?" timpal Pricilla.

Ashilla mengarahkan pandangannya pada Pricilla, entah kenapa ucapan Pricilla itu tepat sasaran sekali. Tapi, Ashilla bukan bertengkar dengan Ringga. Hanya saja keduanya sedang puasa berbicara. Ya kali.

Ashilla menarik nafasnya, mungkin dengan menceritakan masalahnya pada sahabat-sahabatnya hati Ashilla akan sedikit lebih tenang.

"Gue gak tau kenapa, gue ngerasa Ringga berubah. Akhir-akhir ini dia jarang ngabarin gue, kayak yang sibuk gitu" jelas Ashilla.

Kenangan Untukku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang